Syaikh 'Abdurrozzaq Al-Badr berkata, "Apabila seorang hamba menyadari bahwa Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat, Maha Mengetahui tak ada sesuatupun yang tersembunyi dari-Nya sekalipun sekecil biji atom di langit maupun di bumi, Dia mengetahui yang rahasia maupun tersembunyi, mengetahui mata-mata yang khianat dan apa yang disembunyikan dalam dada, ilmu-Nya meliputi segala sesuatu dan Dia menghitung semuanya dengan benar. Maka barangsiapa yang menyadari pengawasan Allah terhadap dirinya, hal itu akan membuahkan penjagaan lisan dan anggota badan sehingga ia hati-hati dalam berbicara dan berbuat, serta menepis segala bisikan hati yang tidak diridhai oleh Allah dan akan menjadikan seluruh anggota badannya hanya untuk hal-hal yang dicintai dan diridhai oleh-Nya.
Allah berfirman:
ألم يعلم بأن الله يری
"Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya." (Al-'Alaq: 14)
Allah juga berfirman:
واتقوا الله إن الله سميع عليم
"Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Al-Hujurot: 1)
Maka tidak diragukan lagi, ilmu tentang nama dan sifat-sifat Allah akan mewarisi dalam diri seorang hamba rasa khosyah (takut) kepada Allah, dan muroqobah (merasa selalu diawasi oleh Allah), menjalani ketaatan kepada-Nya dan menjauhi segenap larangan-Nya." (Fiqhul Asma'il Husna hal. 26-27)
Begitupula apabila seorang hamba menyadari bahwa Allah satu-satu-Nya pihak yang memberi rizqi, Mahakaya, sangat luas karunia-Nya, maka ia akan senantiasa berusaha dengan mengindahkan aturan syariat, memperhatikan batasan halal harom, qonaah (merasa cukup) dan lebih mengutamakan keberkahan dari harta yang diperolehnya.
_____________________________Fikri Abul Hasan