SIFAT MASYI’AH DAN IRAADAH ALLÂH SUBHANAHU WA TA’ALA
Oleh
Ustadz Abu Isma’il Muslim al-AtsariSemua yang terjadi di dunia ini adalah dengan iraadah dan masyi’ah (kehendak) Allâh Subhanahu wa Ta’ala . Apa yang Allâh kehendaki pasti terjadi, apa yang tidak Dia kehendaki tidak akan terjadi. Semua langit dan bumi, serta semua yang ada di antara keduanya adalah milik Allâh Subhanahu wa Ta’ala , dan berada di bawah kekuasaan-Nya, oleh karena itu tidak akan terjadi di kerajaan-Nya sesuatu yang tidak Dia kehendaki.
DALIL-DALIL AL-QUR’AN
Kemusyrikan orang-orang musyrik terjadi dengan kehendak Allâh. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا أَشْرَكُوا ۗ وَمَا جَعَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا ۖ وَمَا أَنْتَ عَلَيْهِمْ بِوَكِيلٍ
Dan kalau Allâh menghendaki, niscaya mereka tidak mempersekutukan(Nya). Dan Kami tidak menjadikan kamu pemelihara bagi mereka; dan kamu sekali-kali bukanlah pemelihara bagi mereka. [Al-An’am/6:107]
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَآمَنَ مَنْ فِي الْأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا ۚ أَفَأَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّىٰ يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ
Dan jikalau Rabbmu menghendaki, tentulah semua orang yang di muka bumi seluruhnya beriman. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?[Yunus/10: 99]
Kemaksiatan dan kesesatan orang-orang musyrik terjadi dengan kehendak Allâh . Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَكَذَٰلِكَ زَيَّنَ لِكَثِيرٍ مِنَ الْمُشْرِكِينَ قَتْلَ أَوْلَادِهِمْ شُرَكَاؤُهُمْ لِيُرْدُوهُمْ وَلِيَلْبِسُوا عَلَيْهِمْ دِينَهُمْ ۖ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا فَعَلُوهُ ۖفَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ
Dan demikianlah pemimpin-pemimpin mereka telah menjadikan kebanyakan dari orang-orang musyrik itu memandang baik membunuh anak-anak mereka untuk membinasakan mereka dan untuk mengaburkan bagi mereka agama-Nya. Dan kalau Allâh menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggAllâh mereka dan apa yang mereka ada-adakan. [Al-An’am/6:137]
Keberagaman agama di dunia terjadi dengan kehendak Allâh. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
Sekiranya Allâh menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allâh hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allâh -lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu. [Al-Maidah/5:48]
Seseorang mendapatkan petunjuk atau menjadi sesat, terjadi dengan kehendak Allâh. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman: