***
_Penyemangat hidupku adalah Jisung_
🍁HunBaek🍁
Di dalam ruangan yang di dominasi serba putih Sehun mengetukkan jari jemarinya di meja, menimbulkan bunyi redam yang mengisi kesunyian di dalam ruangan itu. Matanya menatap pintu dengan pandangan kosong, saat ini pikirannya entah membualang kemana. Helaan nafas berat terdengar setelah ia menegakkan kembali duduknya.
Aku harus apa dengan permintaan Jisung?
Sehun berdiri dari duduknya lalu mengambil kunci mobil dan meninggalkan ruangan dengan tergesa-gesa. Tangannya sibuk mengetik sesuatu di ponsel dan mengirimnya pada seseorang di seberang sana. Beberapa rekan sejawatnya tersenyum sekedar memberi sapa dan dibalas anggukan serta senyuman ramah.
"Yo! Bro. Mau kemana kau?"
Tanya Chanyeol saat melihat Sehun melintas di lobby yang terlihat terburu-buru.
"Ck. Jangan menghalangi jalanku Yoda. Aku sedang terburu-buru."
Sehun mendengus melihat Chanyeol yang malah berdekap dengan pandangan menyelidik kearahnya.
"Kenapa melihatku seperti itu?"
"Dari pandanganku pasti kau ingin pergi kencan yah?"
Sehun menggeram. Mengobrol diwaktu yang sangat tidak-tepat-menurutnya, sangat membuang waktu berharganya. Lagipula dia punya kesibukan yang lebih penting daripada mengobrol dengan sohibnya ini.
"Kencan Nenekmu!"
Dengus Sehun berlalu pergi meninggalkan Chanyeol yang memasang wajah bingungnya.
"Eh, dia kenapa?"
***
(Flashback)
"Jisung kangen Mama, Pa. Jisung pengen dipeluk Mama, tidur bareng Mama sama Papa di kasur, dianterin sekolah, dibuatin bekal, dibacain dongeng saat jisung tidur. Jisung ingin Mama diantara kita, Pa."
Perkataan itu membuat hati Sehun teramat sakit. Ditambah air mata yang keluar dari mata polos Jisung.
"Memangnya Jisung ingin Mama seperti apa?" Tanya Sehun mengingat Jisung yang selalu menolak calon Ibu yang selalu di jodohkan Mamanya. Tangan besarnya mengusap lembut air mata yang masih mengalir di pipi Jisung.
Gemas rasanya melihat wajah anaknya saat ini. Wajah yang memerah dengan pipi gembul yang sangat ingin dicubitnya. Tak lupa bibir mungil yang mengerucut lucu.
"Jisung ingin Mama yang cantik dan perhatian, yang bisa terima kenakalan Jisung. Gak kaya calon yang dipilih Nenek, mereka gak suka Jisung dan suka marah-marah kalau Jisung patahin lipstick mereka, padahalkan cuman batangan merah aja. Terus Jisung paling gak suka ngeliat muka mereka seperti badut dengan wajah yang sangat putih, pipi yang sangat merah, dan bibir yang memerah seperti kepedasan."
Sehun menggeleng-gelengkan kepalanya dengan pemikiran buah hatinya ini. Disampingnya Jisung cekikikan membayangkan wajah mereka yang sudah Jisung hapal setiap mereka marah saat dikatai nya. Dua kata dibenak Jisung, badut marah.
"Dan Jisung ingin punya Mama yang bisa bahagiain Papa." Jisung tersenyum, menangkup wajah Papa nya dengan kedua tangan mungil nya.
Sehun memeluk buah hatinya erat. Sepenggal kalimat yang membuatnya menangis haru. Diusianya yang masih kecil Jisung bisa berpikiran sedewasa ini. Begitu bangga dirinya melihat anaknya menjadi pribadi yang baik dan peduli terhadapnya.
Ia bertekad untuk mencari pendamping sekaligus calon Mama yang diimpikan anaknya.
***