15. 35 KST.Tidak seperti biasanya, sepulang dari kuliahnya kali ini Taehyung tidak langsung pulang. Namja itu memilih untuk pergi ke Restaurant Seokjin tempat ia bekerja. Entah karna alasan apa, hanya Taehyung yang tahu alasannya. Namja itu sudah beranjak pergi ke ruang ganti guna mengganti bajunya, namun suara seseorang berkhasil membuat Taehyung menghentikan langkahnya.
"Taehyung-ah!"
Refleks Taehyung pun menoleh kearah sumber suara. Tampak seorang namja tampan berbahu lebar mulai mendekati Taehyung dan berdiri di hadapannya.
"Eoh, Jin Hyung. Waeyo?" tanya Taehyung pada seorang namja yang ia sebut Jin Hyung itu.
"Seharusnya Hyung lah yang menanyakan itu, kenapa kau datang ke sekarang? Bukankah kau ambil sift malam? Hyung rasa ini masih sore Tae, dan kau--"
"Bisa kau bertanya satu persatu, Hyung? Tae tidak bisa menjawab semua pertanyaanmu sekaligus," seloroh Taehyung memotong omongan Seokjin.
"Hehe." Seokjin cengengesan sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Dilihat dari cara bicara juga keakraban mereka berdua, aku yakin, tidak akan ada orang yang menyangka kedua namja tampan itu nyatanya berstatus sebagai atasan dan bawahan saja.
"Jadi?" tanya Taehyung lagi.
"Apa?"
"Aish, bukankah tadi kau ingin bertanya padaku, Jin Hyung? Otakmu ini lamban sekali."
"Hush, aku ini lebih tua darimu, Tae," tukas Seokjin yang hanya di tanggapi cengiran oleh Taehyung.
"Hyung hanya heran, tidak biasanya kau datang jam segini. Ada apa? Apa ada masalah?" lanjutnya.
"Aniyo, malam ini Tae tidak bisa datang, Hyung. Jadi karna kebetulan ada waktu luang, Tae menyempatkan waktu untuk bekerja dulu. Hyung tidak keberatan, kan?"
"Kenapa bertanya? Jika kau memang tidak bisa datang, Hyung sama sekali tidak keberatan, Tae. Dan kau tidak perlu bekerja jika memang kau tidak punya waktu, Hyung tidak mau pelajaranmu ataupun kehidupanmu terganggu hanya karna pekerjaan ini, arraseo?" jelas Seok Jin panjang lebar.
Sungguh, sebenarnya Seokjin tidak pernah suka Taehyung bekerja di Restaurantnya. Bukan, bukan maksudnya Seokjin tidak menyukai Taehyung. Seokjin terlalu menyukai, atau lebih tepatnya menyayangi Taehyung layaknya adik kandungnya sendiri. Tapi, si keras kepala Taehyung tidak pernah sekalipun mendengarkannya, alasannya sih katanya ia tidak mau terus berhutang budi pada Seokjin dan keluarganya.
Bantuan yang selama ini keluarga Seokjin lakukan sudah lebih dari cukup baginya, bahkan Taehyung tidak tahu bagaimana caranya berterima kasih pada ayah Seokjin. Berkat ayah Seokjin lah adiknya masih hidup dan bersamanya sampai sekarang ini.
Ya, jika malam itu Tuan Kim, atau ayah Seokjin tidak menyelamatkannya dan Jungkook adiknya dari pria kejam itu, Taehyung tidak tahu apa yang akan terjadi padanya dan Jungkook saat ini.
"Kau terlalu baik, Hyung."
"Hyung hanya bersikap layaknya seorang kakak, Tae. Sungguh! Hyung sudah menganggapmu dan Jungkook seperti adik Hyung sendiri, jadi, kau tidak perlu sungkan jika mau berbagi masalahmu dengan Hyung, nee? Hyung akan selalu siap mendengar keluh kesahmu."
Taehyung tersenyum simpul mendengar ucapan Seokjin dan berkata, "arraseo, gomawo, Hyung!"
"Nee, sekarang pergilah. Banyak orang yang menunggu pesanan dari adik Hyung yang tampan ini!" ledek Seokjin.
"Haha, ayay captaint!"
*****
Di sisi lain..."Gomawo sudah mengantar Kookie pulang, Hyung, dan ... maaf, Kookie sudah banyak merepotkanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Young Brother✅
RandomJungkook adalah dunianya, prioritas utamanya, serta alasannya untuk tetap berjuang di saat keadaan seolah menyuruhnya untuk menyerah. Kekurangannya tak lantas membuat Taehyung malu, atau bahkan membenci Adiknya. Sebaliknya, Taehyung justru selalu...