WARNING! NC CONTENT!
###
Sejak kemarin Ceunah resmi menjadi seorang dokter di sebuah klinik dekat kampus Koko. Sementara itu, Xavier juga mulai kuliah di fakultas yang sama seperti Koko. Mereka sering berangkat dan pulang bersama, tapi tak jarang juga berbeda jadwal.Seperti sekarang, Koko lebih sibuk mengerjakan skripsi di apartemen sementara Ceunah pulang lebih awal dari klinik. Xavier ada kuliah sejak tadi pagi dan akan pulang sore. Maka dari itu Ceunah mengajak Koko makan siang bersama.
"Bagaimana kelangsungan skripsimu, Koko-kun?" tanya Ceunah begitu makan siangnya sudah habis. Perempuan itu beranjak membawa piring kotornya ke westafel di apartemen Koko.
"Tidak kah kau tau kalau menanyai skripsi orang itu sangat mengganggu?" protes lelaki itu cemberut.
"Apakah Ravi-san mempersulitmu?" selidik Ceunah begitu mendengar nada suara Koko yang agak keras.
"Jangan bicarakan dia!" tukas Koko kesal. Ceunah menoleh ke arahnya begitu piring yang dia cuci sudah ada di rak piring lagi. Dengan langkah pelan Ceunah mendekati Koko dan mengusap kepala lelaki itu.
"Aku tau ini saat yang sulit untukmu. Tapi semangatlah Koko-kun. Aku tau kau pasti bisa! Jangan terlalu tegang menghadapi skripsi atau Ravi-san. Dia mungkin sedang menikmati ekspresi kesalmu sekarang," ucap Ceunah menyemangati.
Koko membuang napas dan menarik pinggang Ceunah mendekat. Ekspresi Koko tidak sejengkel tadi, tapi tetap terlihat masam dimata Ceunah.
"Aku ingin melarangmu bertemu Kotaro setiap ingat kelakuan profesor Ravi padaku," gumamnya membuat Ceunah tertawa.
"Apa hubungannya hal itu dengan skripsimu? Kau konyol Koko-kun. Pergilah mengambil foto besok pagi bersama Xavier. Dia ingin berjalan-jalan di sekitar Tokyo, tapi aku belum bisa menemaninya. Kupikir kau butuh sedikit refreshing," usul Ceunah memberi saran.
"Kupikir kau benar. Aku butuh refreshing, tapi besok pagi masih lama sekali. Aku punya ide lain untuk refreshing denganmu disini." Koko nyengir ketika dia berhasil menarik Ceunah supaya duduk di pangkuannya.
"Aku yakin kau sudah memikirkan rencana ini dari jauh-jauh hari," tukas Ceunah menyindir saat tangan Koko merayap masuk ke dalam roknya.
"Kau menyalahkanku karena itu?" bisik Koko, mendekatkan bibirnya ke bibir Ceunah.
"Lalu aku harus menyalahkan siapa?" tukas Ceunah, menerima bibir Koko di bibirnya. Ciuman mereka awalnya pelan dan penuh perasaan. Ada perasaan rindu yang menggelegak di dada Ceunah disetiap pergerakan bibir Koko di bibirnya.
Suara decakan mulai terdengar, napas mereka juga mulai memberat seiring berjalannya waktu yang mereka lewati. Tangan Koko mulai menginvasi tubuh Ceunah, menyentuh dan meremas dada perempuan itu dari luar baju yang digunakan.
Koko melepas ciuman mereka untuk menyingkirkan peralatan makannya sekaligus mengangkat Ceunah ke atas meja makan. Bibir mereka kembali bertemu, tapi tangan Koko sibuk mencoba melepaskan celana dalam Ceunah.
Begitu tubuh mereka menyatu, erangan nikmat yang sempat hilang diantara mereka akhirnya kembali. Hubungan itu berlangsung lambat, membuat keduanya larut dalam perasaan lengkap. Keduanya tidak pernah mengira akan kembali menyatu seperti ini jika teringat apa yang terjadi di masa lalu.
Ceunah mendengar pintu di ketuk dan seseorang memanggil nama Koko dari luar, tapi lelaki yang sedang menikmati kebersamaan mereka itu tidak peduli. Ceunah juga tidak mengenali suaranya, hanya terdengar suara wanita dan pria yang berbicara memakai bahasa Indonesia.
Ceunah berpegangan pada bahu Koko saat dorongan lelaki itu menjadi semakin cepat. Napas Ceunah sudah terengah-engah, erangan dan desahannya tidak bisa ditahan. Tubuh Ceunah sudah gemetar menanti puncak kenikmatannya sementara Koko terus bergerak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unmei No Akai Ito (Rate M) {Fin}
ChickLitMature content!!! Apa kamu percaya mitos?