"Angga!!" Lunia terkejut begitu mengetahui siapa cowok yang tadi memanggil namanya.
"Bareng yuk" ajak Angga,dan hal itu semakin membuat Lunia tercengang.Oh ayolah apakah dia sedang bermimpi? Angga mengajaknya bicara bahkan menawarinya pulang bareng?.Wahh sungguh hal yang langka."Lo beneran Angga kan?" tanya Lunia masih tak menyangka."Iya gue Angga" jawab Angga.
"Kenapa kayaknya kaget banget lihat gue" lanjutnya."Iya,baru pertama kalinya seorang Angga Pratama Adijaya manggil nama gue,bicara sama gue,bahkan sekarang nawarin gue buat pulang bareng" cerocos Lunia.
"Jadi? mau gak pulang bareng sama gue nggak?" tanya Angga."Emm,apa nggak ngerepotin lo?"
"Enggak kok,udah ayo naik aja.Tapi sorry gue gak bawa helm lagi" jawab Angga.
"Iya gapapa kok".Lalu Lunia naik ke atas motor sport warna hitam milik Angga,kemudian Angga langsung melesat dengan kecepatan normal menuju rumah Lunia.
***
Motor sport milik Angga berhenti di depan pekarangan rumah milik Lunia.
"Makasih ya,jadi ngerepotin" ucap Lunia merasa tidak enak."Santai aja kali,itung-itung buat memulai sebuah pertemanan" Angga tersenyum tipis ke arah Lunia yang juga tengah tersenyum kepadanya."Emmm,mau mampir dulu?" tawar Lunia.
"Lain kali aja deh,gue langsung pulang aja udah mau malam juga" jawab Angga.
"Gue balik" ucap Angga dan hanya diangguki oleh Lunia sambil tersenyum kearah Angga.Motor Angga pergi meninggalkan perkarangan rumah milik Lunia dengan kecepatan normal.
"Ya ampun mimpi apa gue semalem" batin Lunia menjerit kegirangan.
Lunia kemudian masuk kedalam rumahnya dan menuju kamarnya.Rumah nya sangat sepi tidak ada siapapun yang ada di rumah hanya dirinya.Dia tahu pasti Mama dan Papa nya belum pulang dari bekerja dan Kakaknya juga belum pulang dari urusannya.
***
Pagi ini Lunia datang lebih awal dari biasanya.Koridor sekolah masih sepi hanya ada beberapa yang sudah datang.Lunia berjalan menuju kelasnya,saat dia masuk kedalam ruang kelas hanya ada Syafia,cewek pendiam di kelasnya.Lunia duduk dibangkunya lalu mengeluarkan ponsel dari saku rok nya dan mulai asik dengan benda pipih itu.
Beberapa menit kemudian,sudah banyak murid yang datang.
"Woyy!!" seru Dira tiba-tiba seraya menggebrak meja Lunia dan membuat Lunia tersentak kaget "Eh anjir" Lunia mengelus dadanya.
"Wahh parah lo,untung gue gak jantungan" kesal Lunia sambil menggerutu tak jelas."Cih,gitu aja marah" ucap Dira sambil menahan tawa,membuat Lunia marah adalah hobinya karena menurutnya melihat sahabatnya yang satu ini marah adalah hiburan baginya.
"Pagi gaes" sapa Rani kepada kedua sahabatnya saat tiba dikelas,lalu dia duduk di samping Lunia."Pagi juga" balas mereka serempak.
Seperti biasa mereka akan berbagi cerita setiap paginya,entah itu cerita novel,ataupun isi hatinya.Dan jika kalian pikir mereka bertiga yang berbagi cerita maka kalian salah,karena pada nyatanya hanya Rani dan Dira lah yang bercerita.Lunia? dia hanya diam mendengarkan dan sesekali memberi saran pada dua sahabatnya.
"Gaes,gimana kalau malam minggu besok kita halan-halan kemana gitu? gimana setuju gak?" tanya Rani kepada kedua sahabatnya.
"Boleh-boleh aja sihh,tapi emangnya lo enggak ngedate gitu sama cowok lo?" tanya Dira yang diangguki oleh Lunia."Enggak,gue udah ada rencana sama dia,kalau minggunya kita bakalan jalan.Makanya gue ajak kalian buat malam mingguan" jawab Rani.
"Oohh" Dira dan Lunia hanya ber-oh saja sebagai jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUNIA
Teen FictionLebih baik kau tetap ditempatmu dan jangan mendekat kearahku. Itu akan lebih baik daripada, kau berjalan maju kearahku tapi pada akhirnya kau pergi dari ku.