Keluhan seorang pasien

7 2 0
                                    

Samuel menghela napas cukup dalam dan lanjut untuk berjalan keluar dari ruangan rawat. Samuel menggerakkan kedua tangannya untuk merenggangkan otot-otot serta sarafnya yang terasa kaku. Apalagi setelah Samuel melakukan operasi yang telah menyita waktu istirahatnya bersama Ikhsan tadi.

Setelah merasa tubuhnya sudah menjadi lebih baik, Samuel kemudian melanjutkan perjalanannya menuju ke ruangan pribadinya setelah selesai mengecek keadaan pasien.

Di sana Samuel hanya terdiam merenung, menghela napasnya dengan berat sesekali. Matanya memang sudah terasa lelah, tetapi, ia tahu belum saatnya untuk tidur di saat jam kerjanya masih berlangsung.

Selama beberapa saat Samuel merasa keheningan terjadi di sekitarnya, padahal ia tahu betul jika pasien pasti akan datang kapanpun tanpa pemberitahuan.

Lalu tiba-tiba benar saja, sebuah ketukan pintu yang cukup kencang sampai membuat Samuel terkejut.

"Annyeonghaseyo, Dokter!" seru seorang gadis yang tengah membuka pintu ruangan Samuel dengan perlahan-lahan.

"Ya, silahkan masuk."

Gadis itu tampak tersenyum, ketika Samuel mengijinkannya untuk masuk. Dengan cepat ia melangkah masuk dan menutup kembali pintu itu dengan rapat.

Samuel langsung mempersilahkan gadis itu untuk duduk, seraya dirinya pun turut membenarkan posisi duduknya tadi. "Ada yang bisa saya bantu?"

Gadis dengan rambut panjang itu kemudian berjalan mendekati meja kerja Samuel. Tampak tersenyum dengan wajah yang terlihat anggun, ditambah dengan tinggi badan dan lekuk tubuhnya yang terlihat menarik dan mempesona jika diperhatikan terus-menerus.

"Anu, begini Dok. Saya datang ke sini untuk menanyakan, apakah benar saat ini saya sedang hamil?" tutur gadis itu dengan raut wajah yang sulit untuk diartikan.

"Maksud kamu bagaimana, ya?" Samuel tampak bingung mencerna maksud pertanyaan dari gadis itu.

Gadis itu tampak mendesah pelan sebelum memulai berbicara lagi. "Begini Dok, saya datang kesini untuk memastikan apakah benar saat ini saya sedang mengandung atau tidak."

"Bagaimana mungkin saya mengetahuinya secara rinci. Saya,'kan tidak pernah berhubungan dengan kamu." Samuel membalas pertanyaan gadis itu dengan candaan yang cukup menyinggung gadis itu.

"Maka dari itu, saya kesini datang untuk memeriksanya dengan Dokter. Supaya saya bisa mengetahui kebenaran dari kabar mengenai kehamilan saya."

Samuel tampak berpikir sejenak, mencoba untuk menahan diri agar tidak salah dalam berkata-kata. Tetapi, pada akhirnya Samuel memberanikan diri untuk bertanya pada gadis itu secara langsung. "Apakah anda sudah pernah melakukan hubungan seksual dengan seseorang dan sudah pernah mengeceknya dengan test pack?"

Gadis itu perlahan menundukkan pandangannya, tangannya bergerak untuk menyentuh perutnya yang masih cukup rata untuk dilihat.

"Ya, aku sudah pernah melakukan hubungan seksual dengan kekasihku. Mungkin sudah bisa terhitung beberapa kali, tapi, beberapa kali juga kami selalu memakai pengaman sebelum melakukannya." jelas gadis itu sambil menekan-nekan perutnya. "Namun, akhir-akhir ini saya sering merasa mual dan saya mencoba untuk membeli alat test pack, darisana saya mendapatkan hasil yang tidak sesuai dengan keinginan saya."

"Hasil yang tidak sesuai dengan keinginan anda? Apakah karena hasilnya menunjukkan bahwa anda tidak sedang hamil?"

"Bukan! Hasilnya di test pack itu, menunjukkan bahwa saya sedang hamil. Tapi, saya tidak benar-benar percaya dengan hasil itu, dan dengan itu saya berniat untuk memeriksanya secara langsung denganmu Dokter."

Iridescent an IneffableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang