Sketch 5 - Kencan Pertama

618 121 9
                                    

Hari ini kami sudah janjian untuk kencan.

Tapi tak disangka, Myungsoo malah terserang demam hebat setelah hampir semalaman nongkrong di depan rumahku karena katanya si penguntit berulah lagi. Ada seorang gadis yang menjadi korban.

Padahal, rumah kami bersebelahan. Lagipula ada Sang Moon yang akan menjagaku. Kenapa dia harus berdiri sepanjang malam di sana?

Sekarang, di sinilah aku. Melakukan kencan (gagal) pertama kami di dalam rumahnya yang luas. Dia tinggal sendirian.

Uhuk. Kami hanya berdua sekarang.

Aku meraih sehelai kain berwarna putih dan memeras airnya. Mengompres dahi Myungsoo. Panas sekali. Sedari tadi dia tak membuka matanya.

Aku juga sudah memasakkan bubur untuknya. Tapi dia tetap saja terlelap dalam bunga tidurnya.

Manis sekali kalau dia menjadi diam begini.

Tak sadar, satu tanganku sudah mengelus pipinya.

Tampan sekali.

Matanya tiba-tiba terbuka.

Aku refleks menarik tanganku. Tapi rupanya aku kalah cepat darinya. Dia menahannya. Mencengkramnya dengan lembut.

"...Mian..." Kata itu dengan lemah keluar dari bibir pucatnya.

Astaga. Myungsoo... Masih sempatnya dia...

Aku tak tahu harus menjawab apa.

Lamat-lamat aku mendengar suara sayup-sayup dari arah lemari kayu di sudut. Seperti digebrak-gebrak oleh sesuatu. Atau seseorang.

Perasaanku jadi tidak enak.

Apakah itu tikus?

Tapi suara itu tak juga berhenti. Makin menjadi-jadi.

Aku bergegas berdiri. Tapi lagi-lagi Myungsoo menghentikanku dengan tangannya.

"Jangan ke sana..."

Aku makin penasaran sekaligus curiga.

"Memangnya kenapa?" Keningku berkerut rambang.

Dia terdiam sejenak. Melepaskan genggamannya perlahan-lahan.

"Kau sepertinya mencurigaiku."

Jleb. Wajahku seperti bisa dibaca dengan sempurna olehnya.

"Sekarang aku tanya... Memangnya kau pikir apa yang ada dibalik lemari itu?" Tanyanya.

Well, aku selalu berpikiran negatif jika berada di sisi Myungsoo. Pria ini terlalu impulsif. Berbahaya. Dan jangan lupakan senjata-senjata kecil yang selalu ia sematkan dibalik kantungnya. Memang tak akan melukai sampai sebegitunya, tapi bukankah benda-benda semacam cutter atau jangka tak sepatutnya ditaruh di sana? Memangnya mau apa dia dengan jangka di dalam kantungnya? Takut tak bisa menggambar pola lingkaran dengan bulat sempurna?

"Memangnya rumah baru ini ada tikusnya?" Aku membalikkan pertanyaannya. Ingin bermain aman.

Alis Myungsoo naik.

"Ne. Itu tikus. Kau benar sekali."

Ah... Aku makin mencurigai pria psycho ini.

Tanpa ancang-ancang, aku berdiri dan berlari menuju lemari itu. Myungsoo hanya diam menatapku dengan sorot datar.

Kubuka pintunya perlahan-lahan.

Glek!

Sebuah boneka berbentuk kacang berukuran dua kali lipat dari manusia itu tergeletak manis di dalamnya.

Ngeri sekali. Tapi lucu.

"Ah... Ketahuan... Boneka itu untuk ulang tahunmu besok." Kata Myungsoo seraya tertawa pelan.

Lalu suara berisik itu berasal dari mana?

Sepasang mataku membulat tatkala kulihat sebuah kaki yang menyembul dari balik boneka itu.

Aku langsung menutup pintu lemari itu. Mengangkat sepasang bahuku.

Yah sudahlah. Pura-pura tidak tahu saja.

Aku baru saja mengabaikan seseorang yang pingsan dibalik boneka kacang itu. Sepertinya dia adalah pelaku penguntitan gadis-gadis di kawasan ini.

Myungsoo berada di jalan yang benar kali ini.

Ah... Kencan yang menyebalkan.



#tbc

D-1 👀

Diary of Jealousy [Vignette]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang