Beginning

128 7 3
                                    

Seorang gadis tengah berjalan santai memasuki sebuah jalanan yang cukup sepi dengan kaki yang terbalut sepatu boots berwarna kuning cerah, membuat kesan ceria pada dirinya yang sebenarnya tengah dilanda kesedihan.

Beberapa pohon juga jalanan masih terlihat basah, seolah ingin memberitahu kalau tadi malam telah turun hujan.

"Aku tidak tahu jika semalam hujan" gumam gadis itu, seraya menguncir rambut pirangnya.

Ia berusaha mencari tempat yang masih dituruni hujan, namun tidak berhasil menemukannya, hingga akhirnya ia memutuskan untuk berjalan-jalan menikmati embun pagi serta sinar mentari.

Ia masih terus berjalan tanpa arah, meninggalkan jejak sepatu boots dibelakangnya. Sesekali ia bisa mendengar suara cicitan burung yang terbang diudara.

"Yang kemarin itu, siapa?" gumamnya lagi sembari mengingat kejadian yang ia lihat kemarin.

Ia berhenti dijalan yang tergenang air hujan dan menunduk menatap genangan air itu. "Apa aku terlalu takut untuk menerima kenyataan?" gumamnya lagi, ia menatap wajahnya yang terpantul didalam genangan itu.

"Ekspresi yang menjijikan" gumamnya lagi, ia sungguh merasa jijik dengan ekspresinya saat ini.

Gadis itu terdiam cukup lama hingga akhirnya, suara langkah kaki berhasil membuatnya kembali tersadar dari lamunannya, ia bangkit dan mencoba mencari tahu siapa yang mau datang dijalan sepi ini?

Ia menunggu cukup lama namun tak ada seseorang pun yang datang, dengan rasa penasaran dia mencoba menelusuri tempat awal suara itu terdengar.

Hingga akhirnya ia melihat salah satu semak belukar yang terus bergerak-gerak. Kaena penasaran, ia mencoba mengintip apa yang ada dibalik semak-semak itu.

"BOOO" seru seorang pria yang langsung muncul dari balik semak-semak itu.

"Astaga" gadis itu terkejut begitu melihat seseorang muncul dan langsung berteriak padanya.

"Rain, apa yang kau lakukan disini?" tanya gadis itu.

"Hehe... Aku hanya ingin berjalan-jalan saja, tapi karena melihatmu juga ada disini, akhirnya ku putuskan untuk menakut-nakutimu" jawab pria yang rupanya bernama Rain.

"Sama sekali tidak menakutkan" kata gadis itu sambil melipat tangannya didepan dadanya.

"Tapi kau kagetkan, Sunny?" tanya Rain.

"Kaget dengan takut adalah hal yang berbeda" jawab gadis yang rupanya bernama Sunny.

"Kau benar. Omong-omong, kenapa kau ada disini? Apa kau sedang mencari hujan?" tanya Rain lagi.

"Itu bukan urusanmu" jawab Sunny yang kemudian melangkahkan kakinya untuk berjalan menjauhi Rain.

Dengan cepat Rain mengikuti Sunny dari belakang, membuat gadis itu menghentikan langkahnya.

"Kenapa kau mengikutiku?" tanya Sunny.

"Aku hanya mau menemanimu" jawab Rain santai.

"Tidak perlu, kau pulang saja" kata Sunny santai.

"Mana mungkin aku membiarkan seorang gadis yang sedang sedih berjalan-jalan sendirian dijalanan sepi seperti ini" ujar Rain.

Mendengar kata-kata Rain membuat wajah Sunny memerah, bagaimana mungkin Rain bisa mengatakan hal seperti itu?

"Bagaimana kau tahu kalau aku sedang sedih?" tanya Sunny, wajahnya semakin memerah.

"Sunny, aku ini sahabatmu. Wajar jika aku tahu kalau kau sedang sedih" jawab Rain.

RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang