JS XI

541 88 5
                                    

Berdiri dirinya diambang pintu gerbang kayu berwarna coklat tua. Tatapan penuh akan rindu terus dilayangkan pada rumah tua dihadapannya. Rumah yang dulu terasa begitu hangat kini nampak begitu senyap.

Perlahan tangannya terangkat untuk membuka gerbang dihadapannya. Dilangkahkan kaki mungilnya melewati halaman yang penuh akan daun kering berjatuhan. Bayang-bayang masa lalu berhasil menguasai pikirannya.

Sejenak kaki nya berhenti kala pintu bercat putih dihadapannya berhasil membuat tubuhnya meringsut jatuh. Jantung serta paru paru nya bertalu dengan tak normalnya. Sesak ini kini menghinggapi dirinya, liquid dari mata bulatnya tak mampu untuk dibendung lagi. Hambusan angin hanya mampu menjadi teman sedihnya.

"Omma, appa bogoshippo" gumamnya  sembari terisak.

❤️

"Permisi tuan, sudah sampai" ujar sang supir taxi kepada penumpang di belakangnya. Setelah memberi upah, lantas ia beranjak keluar.

Sederhana

Satu kata itu terucap dibenaknya kala netra sipit itu menatap rumah yang tak terlalu besar di hadapannya.

Sejenak dirinya ragu untuk masuk, sebelum seseorang menepuk bahunya pelan. Dan mengembalikan kesadarannya.

"Permisi nak, cari siapa?" Tanya seorang halmonie

"Ah apa benar ini alamat do kyungsoo?" Tanyanya ramah

"Ah kau teman kyungsoo dari Seoul?ayo masuk" ajaknya ramah membuat pria dibelakangnya mengikuti langkah pelannya.

"Duduklah, nenek akan siapkan minum"

"Nee, kamsamhabnida"

Setelah beberapa menit, sang nenek kembali sembari membawa teh dan beberapa cemilan ditangannya.

"Siapa namamu nak?"

"Baekhyun nek" jawab Baekhyun tersenyum ramah

"Ah tampannya, apa kau ingin berkencan dengan kyungsoo ku?" Tanya sang nenek yang spontan membuat Baekhyun tersedak minumannya.

"Uhuk...uhuk"

"Aigoo, pelan pelan minumnya" ujar sang nenek sembari memberi tisu pada Baekhyun, membuat nya hanya tersenyum canggung pada sang nenek.

"Aigoo, aku hanya bercanda nak Baekhyun" ujarnya membuat Baekhyun menghela nafas lega

"Tapi kalo mau dianggap serius juga gak papa" Baekhyun pun kembali tersedak sedangkan sang nenek hanya tersenyum malu.

❤️

"Sudah lama bukan kita tidak berkunjung ke desa ini?" Tanya pria tampan itu sembari berjalan menyusuri desa yang nampak begitu asri, hembusan angin dingin musim semi menerpa wajah tampannya yang terus tersenyum.

"Iya tuan" ujar pria berjas di sampingnya.

"Yak bisakah kita berbicara nonformal? Kita tidak sedang di Perusahaan" protesnya

"Heh, nee arasso taehyung aa" yang dipanggil hanya tersenyum mendengar dengusan kesal dari sahabat lamanya ini. Sampai netranya melihat sosok yang sudah begitu lama ia rindukan, pertemuan terakhirnya nampak begitu menyenangkan, membuat rasa rindunya semakin mencuat tak terkendali.

"Ya ya park Jimin, kau pulang duluan, aku ada urusan mendadak" ujar taehyung sembari berjalan meninggalkan Jimin begitu saja, tatapannya pun tak lepas dari gadis diseberang jalan sana, takut takut jika gadis itu akan menghilang dari pandangannya.

"Yak Kim taehyung!!" Teriak Jimin yang dihiraukan begitu saja oleh sahabat karibnya, tunggu sahabat? Sahabat macam apa yang meninggalkan sahabat nya begitu saja, pikir Jimin kesal dan berbalik arah untuk kembali ke rumah sang majikan.

Just StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang