Bus berjalan sangat pelan. Mengambil satu per satu karyawan kantor.
All eyes on me.
Aku memasang earphone dan memutar lagu. Aku melihat ke arah luar. Jujur saja ini pertama kalinya aku naik bus dan semoga saja tidak terjadi apa apa. Karna aku tidak mau mendapat pengalaman buruk tentang bus.
"Mbak karyawan baru ya?"
"Iya, Pak" aku menjawab pertanyaan pria yang entah bagaimana sudah duduk disamping ku.
"Dibagian apa mbak?" tanya nya lagi.
"Emm, saya magang Pak. Jadi belum tau ditempatkan bagian mana."
"Berharapnya dimana?"
Akuntansi.
Aku memilih menggeleng kepala karna tidak tau harus menjawab apa. Kalau aku jawab aku ingin dibagian akuntansi nanti dia nanya lagi. Nanya mulu. Capek deh.
Sekitar 30 menit bus melaju. Akhirnya sampai juga ditempat tujuan. Bus berhenti tepat di depan mushola. Satu per satu dari kami mulai turun.
"Femma!"
Aku menoleh kesumber suara. Lea. Dia teman ku disekolah.
"Kok kita beda bus sih" keluhnya.
"Ye mana aku tau" jawab ku asal.
Kami memasuki kantor dan duduk di deretan kursi dekat meja resepsionis yang terdapat satpam sedang membaca koran.
Semua orang yang melewati aku dan Lea memperhatikan kami. Wajah baru. Mungkin itu yang terlintas dipikiran mereka.
"Ini yang magang ya?" tanya seorang satpam yang tadi sibuk dengan bacaannya.
Aku dan Lea mengangguk.
"Tunggu sebentar ya" ujarnya lalu pergi ke ruangan yang ada dilorong sebelah.
Tak lama dia kembali dan menyuruh kami keruangan yang tadi dia datangi. Yang aku tau ruangan itu bertuliskan 'GS'.
"Halo, selamat pagi" sapa bapak yang duduk dibalik meja tepat didepan aku dan Lea berdiri.
"Pagi Pak" jawab kami bersamaan.
"Kalian nanti dipisah ya, satu disini. Satu nya di logistik. Nah, kalian yang nentuin mau dimana" jelas bapak tersebut.
Aku melempar pandangan ke arah Lea yang balik melempar pandangan nya ke arah ku. Aku sendiri bingung karna aku saja tidak tau harus memilih yang mana. Aku tidak tau menahu tentang kantor ini.
"Bingung ya"
Lah ngelawak ni orang
Garing pak garing.
Pengen banget teriak gitu.
Tapi ga boleh. Aku harus kalem.
"Saya dilogistik aja pak" aku mengajukan diri.
"Oke. Tapi untuk sementara disini dulu ya. Mungkin besok atau lusa kamu baru ke bagian logistik"
Oke. Iyain aja. Ngajak tawuran ni bapak bapak.
Astaghfirullah.
Sabar Fem sabar.
Aku dan Lea diarahkan ke meja yang akan kami tempati.
"Nah ini ada 2 orang yang magang disini. Beri arahan ya. Ajarin mereka supaya mereka punya pengalaman kerja disini" Bapak tadi memberi arahan kepada karyawan diruangan ini.
Aku dan Lea duduk ditempat kami masing-masing.
"Terus kita ngapain?" pertanyaan bodoh Lea lontarkan begitu saja.
"Mana aku tau. Aku juga baru disini"
"Harus nanya ga?"
"Shit Lea. Aku ga tau"
Pintu ruangan terbuka. Seorang pria masuk dan mendatangi perempuan yang duduk disebrang ku. Dia tersenyum. Entah padaku atau pada Lea.
"Eh tian, aku minta laporan yang kemaren ya buat dikirim ke pusat"
Oke. Aku menguping.
"Sip. Eh ini karyawan baru?" tanya pria tadi dan memandang ke arah kami.
"Itu anak magang" jawab perempuan yang aku tau namanya Cecil. Dia tersenyum ke arah ku dan Lea.
Pria itu ber-oh ria dan beranjak pergi. Balik keruangan nya mungkin. Ah bukan urusanku. Belum sempat dia memegang gagang pintu. Cecil memanggilnya lagi.
"Main pergi aja" protes Cecil. "kenalin ini my prince" Cecil memperkenalkan pria itu pada ku dan Lea.
Mau muntah.
Aduh mual.
"Namanya Septian" lanjut Cecil.
Aku hanya mengangguk. Septian tersenyum ke arah kami.
Ew. Prince apaan tu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Septian
RomanceTidak berakhir dan mengukir cerita bersamamu membuatku ingin menyalahkan takdir. Kenapa kita tidak dipersatukan saja? Kurasa kita dipertemukan untuk tidak saling menyakiti. Kita dipertemukan untuk tidak saling memiliki. Kamu akan selalu menjadi pe...