꧁꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧇꧑꧗꧇꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧋꧂
- AUTHOR POV-
Saat ini semua pemain sedang latihan secara mandiri, karena harus menghafal lagu. Tety sang kapten Euphonium berlari dari sebuah arah lalu duduk tiba-tiba di sekitar anak-anak Divisi Euphonium. Tety menepuk tangan mengambil perhatian, "Gaes! Gaes! Berhenti dulu. Ada yang mau tau nggak?"
Satu persatu menghadap kepadanya. Setelah dirasa semua memperhatikan dirinya. Ia lalu berkata lagi,
"Ada nggak? Kalo nggak ada sih ya udah nggak apa-apa"
"Udah cepet apaan" salah seorang berkata.
"Lusa itu ulang tahunnya coach Bagus" ucap Tety.
Mocca ternganga dan Arya tertegun kemudian keduanya saling pandang.
"Terus gimana?" Seseorang menyahut lagi.
"Ya nggak gimana-gimana sih. Cuman mau nginfo iuran untuk kasih kue aja" jelas Tety.
"Oh gituu"
"Jadi demi kelancaran, aku disuruh sama inti untuk minta ke kalian secara sukarela untuk menyumbang buat belikan kue buat coach Bagus, begitu kira-kira"
Semuanya langsung berkata "Oh" lalu mengangguk.
Tety langsung menengadahkan topi dari kepalanya untuk menampung uang iuran. Setelah semuanya terkumpul Tety langsung menghitung uang yang ada di tangannya.
"70 ribu, gaes. Ingat ya. Aku nggak nilep duit kok tenang aja" kata Tety sambil melambai-lambaikan uangnya di udara.
"Euphonium saja bisa kumpulin uang 70 ribu. Belum yang lain-lain bisa lebih dari itu" ucap salah seorang disana.
"Iya, kalau dikumpulkan bisa banyak banget tuh. Memangnya mau beli kue seberapa gede buat coach Bagus?" tanya seseorang yang lain.
"Tenang-tenang. Kalo lebih bakal masuk ke uang kas buat ultah yang lain" jelas Tety. "Sama satu lagi, penampilan besok surprisen pake lagu ulang tahun biasanya ya" tambah Tety lagi.
Anak anggota baru seperti Mocca, Arya dan beberapa lainnya menggeleng tidak paham.
"Ya pokoknya, yang baru-baru pura-pura niup aja deh. Pokoknya tepat jam dua belas besok. Skenarionya nanti aku spill! Lanjut lagi deh latihannya, kalau sudah hafal kita bareng-bareng lagi. Kita harus jadi divisi yang paling semangat. Oke?"
"Asiaaap!" semuanya serentak bersorak.
Arya lalu menarik lengan Mocca, kemudian berbisik "Eh! Mau kasih kado nggak?"
"Boleh sih. Aku udah kepikiran sih mau kasih sepatu ke dia! Ngerasain sendiri 'kan gimana sepatunya dia itu asli sakit banget kalau buat nendang. Kita beliin yang empuk solnya."
"Yaaaa Itupun kalau di pakai buat latihan, kalau malah disimpan biar kado darimu nggak rusak gimana?" tanya Arya, "Terus coach Bagus bilang, Aduh, ini dari Mocca, aku harus menyimpannya dengan benar agar tidak rusak" tambah Arya
Mocca terkekeh, "Urusan belakang itu mah"
"Ya oke kalo gitu deh"
***
"Kamu yakin ukurannya 42?" tanya Arya memastikan di depan deretan sepatu yang berjajar di depannya.
"Yakin! Kan aku pernah nyoba sepatunya" ucap Mocca setelahnya.
Arya mengangguk, dengan sedikit pertanyaan dibatinnya. Mereka ngapain aja sampek tukeran sepatu segala
"Permisi, ada yang bisa dibantu?" seorang SPG menghampiri keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku, Pelatihku [Slow Update]
General FictionBercerita tentang seorang mahasiswa yang mencintai pelatih atau asisten coach UKM Marching Band yang ia ikuti di Kampus. Perasaan yang kuat, serta kehidupan dimasa lalunya masing-masing membuat mereka akhirnya saling terikat. . . . . . BOYXBOY Comeb...