8 : Api Unggun

611 18 2
                                    

Malam hari sudah tiba. Mungkin sebagian anak-anak SMA, saat melakukan kegiatan camping akan paling menyukai kegiatan ini. Sesi dimana mereka akan mendengarkan curahan hati sahabat mereka ataupun menyaksikan seseorang menyanyi dan menyatakan perasaannya.

Namun, tidak bagi Sheila. Gadis itu sangat membenci saat-saat seperti ini. Hal ini mengingatkannya saat pertama kali Julian menyatakan perasaannya. Dan saat ini pria itu tengah berada tepat disampingnya. Rasa risih mulai merayapi Sheila kala Julian semakin mepet dengannya. Jika saja mereka masih berstatus pacaran, Sheila akan senang hati. Namun, sekarang sudah berbeda.

Lisa disampingnya hanya bisa diam saja melihat bagaimana respon risih yang begitu nampak. Lisa sudah berjanji pada Sheila, bahwa Ia tak akan mencampuri urusan pribadi Sheila. Kecuali jika Sheila sendiri yang memintanya.

Huh! Lisa mendengus kesal. Ia tak bisa berbuat apa-apa sekarang.

"La, Lo mau siapa yang nyanyi kali ini?" tanya Lisa tiba-tiba. Gadis jangkung itu nampaknya sudah mulai mengalihkan perhatian Sheila dari Julian.

"Mungkin Jansen. Dia kan yang paling merdu suaranya," jawabnya.

"Ihh, Lo kok mau si Jansen sih!!" kesal Lisa dengan mengerucutkan bibirnya. Hal ini membuat Sheila tertawa terbahak-bahak. Ia ingat betul bagaimana Jansen dengan percaya dirinya menembak Lisa di kantin dan malah dibayar dengan tumpahan soto diwajahnya. Kejadian itu mungkin masih berbekas dibenak Lisa. Karena kejadian itu, Lisa benar-benar menyesal karena telah menolak Jansen yang dulunya cupu sekarang menjadi idola sekolah.

"Nggak inget kejadian di kantin waktu itu, hem?" goda Sheila sambil menaik-turunkan alisnya yang membuat Lisa mendelik. Gadis jangkung itu kemudian mengusap tengkuknya dan berdehem. Sheila tahu, jika gadis dihadapannya kini tengah mengusir kegugupannya.

"Udahlah. Lagian Jansen udah punya pacar!" teriaknya dengan nada kesal. Sheila tak henti-hentinya menggodanya. Lisa mendongakkan kepalanya, menatap Jansen yang saat ini sedang bermesraan dengan Rahi, anak IPA 5 yang terkenal karena sifatnya yang lemah lembut. Berbeda dengan Lisa yang memiliki sifat kebalikannya.

Sheila tertawa. "Ya-ya-ya. Udah jangan berharap sama jodoh orang lain. Sakit hati nanti!"

Mereka menyudahi pembicaraan mereka karena Pak Yoyok sudah memulai acara ini. Entah kenapa perasaan Sheila jadi tak menentu. Ini bukan karena disampingnya ada Julian, tapi karena didepan matanya ada Alka yang masih menatapnya. Sheila jadi ingat kejadian di bus waktu itu. Rasanya sangat tidak enak saat bertatapan dengan Alka. Pria itu sudah mengorbankan dirinya demi Sheila.

"Baik, anak-anak! Kita akan memulai acara ini. Acara yang ditunggu-tunggu akan dimulai. Jadi bapak mau nanya sama kalian, siapa yang kalian mau buat pengisi opening acara kali ini?"

"Jansen, Pak!!!" teriak gadis-gadis itu berbarengan.

"Arya aja, Pak! Lagian suaranya yang paling bagus!"

Semua orang mendelik, menatap Lisa dengan penuh tanya. Disaat semua orang memilih idola sekolah. Lisa malah menyimpang dari semuanya.

"Apa-apaan sih Lo, Lis!!" kesal Arya dengan wajahnya yang khas. Gadis itu hanya tertawa sambil menyentuh perutnya.

"Eh, Lis! Lo dendam ya sama Jansen sampai segitunya."

Lisa melotot kala mendengarnya. Ia kemudian mengalihkan pandangannya pada Jansen yang tengah menatapnya dalam. Entah kenapa Lisa jadi salting sendiri.

"Lisa!" bentak Pak Yoyok yang langsung membuat Lisa terbungkam. "Beneran Arya bisa nyanyi?"

Lisa tersenyum, "Iya, Pak! Kalian semua nggak tahu kan kalo Arya ini alumni Indonesian Idol? Umm. Pokoknya Arya ini the best deh, Pak!" ucapnya sambil mengacungkan jempol nya.

BAD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang