Sumpah gue males banget berangkat ngampus pagi ini.Sumpah demi apapun.
Gua gak siap ketemu Hangyul.
Ya ampun gimana nih?
Mau TA aja tapi dosennya killer :(
Lagian kenapa juga gue harus satu kampus sama Hangyul :(
Bodoamat sama Hangyul, gue lebih takut sama Pak El, dosen terkiller se-kampus.
Dengan berat hati gue pergi ngampus.
Sebisa mungkin gue menghindar dari yang namanya Lee Hangyul. Sumpah demi apapun hari ini gue gak tenang. Daritadi noleh kanan kiri memastikan batang hidung doi gak keliatan.
Untungnya matkul gue hari ini cuma satu, terus gue bisa balik.
Begitu kelas bubar, gue langsung beresin barang-barang dan bergegas keluar kelas.
Drrttt.
Handphone gue bergetar tanda pesan masuk.
Yohan Aokwkwk
Sebelum pulang, balikkin fd gueee
Gue tunggu di parkiran sekaranggg
Menyangkut hidup dan mati gue
Ga pake lamaaaaaaNghhhh gue lupa pernah minjem fd Yohan, untung aja fd nya selalu di ransel gue.
Gue berjalan menuju parkiran.
Terlihat Yohan lagi duduk diatas motornya sambil berbincang dengan seseorang, ga tau siapa, posisinya membelakangi gue.
Gue berjalan mendekat.
"yohannnnnnn! " panggil gue dari jarak 5 meter.
Yohan dan lawan bicaranya menoleh.
Shit.
Hangyul.
Chill, Hyun.
Chill
"nih. " kata gue sambil menyodorkan fd kepada Yohan.
"thankyouuuuuu. Huhu tugas gue. " kata Yohan alay sambil memeluk fd nya.
"ew." kata gue.
Gue menahan diri supaya ga ngelirik Hangyul.
Takut.
"yaudah gue balik dulu ya. " pamit gue ke Yohan.
"eh tunggu dulu. " Yohan menahan tangan gue. "lo balik sama siapa? " tanyanya.
"nge-grab. Kenapa? "
"dih buang-buang duit aja. Balik sama Hangyul aja. Kan satu arah juga. Satu komplek malah. Doi juga mau balik. Ye kan gyul? "
Hangyul hanya mengangguk.
"gak. Gak usah. Gue nge-grab aja. "
"mubazir ini Hangyul -nya. Mumpung bisa dimanfaatin. "
"gak. Gue mau nge-grab aja. Ga mau ngerepotin." jawab gue kekeuh.
"gak ngerepotin. Hangyul mah baik hati dan tidak sombong. Bareng aja. " Yohan tetap memaksa.
BAIK HATI DARI MANANYA SIH?!!
LAGIAN YOHAN KENAPA MAKSA BANGET SIH.
"gak deh hehehe. "
"pokoknya lo harus balik sama Hangyul. Ga mau tau. Gue cabut ya." kata Yohan lalu turun dari motornya, berjalan masuk ke kampus. "Gyul, gue titip sepupu gue ya! " teriak Yohan sebelum benar-benar menghilang dari pandangan.
I hate u, Kim Yohan.
Sepeninggalan Yohan, suasana jadi krik krik parah. Gue masih mandangin gedung yang dimasuki Yohan tadi.
"ehemm... " suara deheman Hangyul membuat gue ngeri.
"gue bisa pulang sendiri kok. Lo ga perlu nganterin gue. " kata gue akhirnya.
"naik. " kata Hangyul singkat.
"sumpah gue bisa pulang sendiri. Jangan nurutin Yohan. Gue bisa sendiri. "
"naik. " shit. Serem banget.
Mau gak mau gue naik ke motor varionya hangyul.
Gue keinget sesuatu.
Gue turun lagi dari motor.
"eh gue kan ga bawa helm. " kata gue ke Hangyul.
"gue bawa helm dua. " kata Hangyul singkat lalu memberikan helmnya.
Shit.
Mau gak mau gue naik lagi ke motor.
"pasti ini sengaja bawa dua buat Herin. " desis gue sinis.
"gue denger ya. " kata Hangyul tajam.
MAMPUS AJA MAMPUS.
SOHYUN MULUTNYA KENAPA SIH.
TAHAN DONG.
Selama perjalanan gak ada yang membuka suara.
Diam.
Senyap.
Mencekam.
Gak ada yang berniat memulai percakapan.
Motor Hangyul berhenti tepat di depan pagar rumah gue.
Gue turun dari motor, melepaskan helm.
"nih. Makasih. " kata gue singkat, mengembalikan helm yang dipinjamkan tadi.
"ambil buat lo aja. Gue udah ga butuh. " kata Hangyul lalu pergi bersama motornya.
Lah anjir gue disuruh nyimpen helm kenangan doi.
Ya kaliiiiiii
Mo buat apa coba.
Nyebelin banget sih.
Dengan terpaksa gue simpan helm itu di lemari garasi. Kali aja Hangyul nagih helmnya.