"Mas, aku disuruh Mama menikah secepatnya." Ucapan Prita membuat minuman di mulut Chandra menyembur. Lagi-lagi Prita menghadapi tingkah ajaib Chandra yang menyebalkan. Prita paham Chandra pasti akan terkejut mendengar pernyataannya
"Eh, Ta, kita ini pacaran belum ada setahun loh." Entah apa faedah Chandra mengingatkan umur pacaran mereka. Membuat Prita ragu kesungguhan Chandra.
"Aku tahu, Mas. Tapi kesehatan Mama tidak seperti dulu. Sejak kepergian Mbak Chila mama sering ngedrop, dan kemarin Mama bilang supaya aku cepat menikah," jelas Prita singkat, padat dan jelas.
Chandra mendengkus pelan. Namun helaan napas pria itu terdengar Prita. "Mas menolak?"
"Bukan begitu, Ta," kilah Chandra. Otaknya berputar mencari alasan. Jujur, Chandra belum siap berkomitmen. Ini pacaran pertamanya dan dalam waktu kurang setahun dia ditagih menikah. "Papa dan Mamaku pasti senang sekali mendapat menantu perempuan seperti kamu. Cuma-"
"Cuma apa Mas?" Mata besar Prita membelalak, berusaha menelisik kedalaman hati Chandra.
"Kamu tahu bukan, Cinde enam bulan lagi akan menikah. Dan keluarga besarku masih memegang teguh adat Jawa. Dalam setahun tidak bisa ada dua kali pernikahan, Ta."
Prita mulai berkaca-kaca. Prita paham adat itu karena dirinya juga hidup di kota yang masih memegang teguh adat istiadat. "Lantas ... Mas mau aku dinikahkan dengan lelaki lain?"
Kelopak mata Chandra membuka lebar mendengar pernyataan Prita. "Maksudmu?" Alis Chandra mengerut dan menyatu di pangkal hidungnya.
"Aku akan dinikahkan dengan pria lain pilihan Mama, kalau dalam tahun ini tidak menikah." Tangan Chandra mengepal. Urat di lengannya menonjol mendengar ucapan Prita. Memang Chandra belum pernah bertemu mama Prita. Lelaki itu tak bisa membayangkan kalau itu benar terjadi. Itu artinya ia akan kehilangan Prita.
"Kamu bercanda kan?" desis Chandra. Giginya beroklusi rapat. Hanya bibir merahnya saja yang bergerak.
"Memang Mas kira aku ini Mas Chandra yang suka cengengesan?" Nada bicara Prita terdengar gusar. Chandra menelan ludah kasar. Dirinya memang tak siap berkomitmen. Usianya masih 28 tahun. Namun dia pun tak siap harus berpisah dengan Prita yang sejak pertemuannya di depan gerbang rumah membuat hatinya berdesir ... kembali.
"Sorry ...."
"Jadi?" Prita mengangkat alisnya menunggu keputusan Chandra.
"Kalau misal kita menikah tahun depan-"
"Berarti aku sudah milik orang lain!" Prita mengambrukkan punggungnya ke sandaran kursi. Tangannya bersedekap dan bibirnya mencebik kesal.
"Tapi tidak mungkin kita menikah tahun ini," kilah Chandra.
"Bisa saja!" Kerlingan Prita menatap Chandra yang kini sudah berpeluh dingin.
"A ... pa?" tanya laki-laki itu hati-hati.
"Kalau aku hamil ...."
"APPPPAAAAA????!!!!" Sontak Chandra terpekik keras membuat Prita harus membungkam mulut pria itu, menyisakan pelototan mata yang semakin membesar. Tak percaya dengan ide gila itu.
"Gila kamu, Ta! Bisa-bisa aku dibunuh papaku sebelum menikahi kamu." Chandra menepis tangan Prita kasar. Keringatnya semakin deras menghujani wajahnya.
"Tidak mungkin lah. Justru kita akan segera dinikahkan," jawab Prita enteng. Chandra menatap Prita yang menjentik kuku jari panjangnya seperti mengeluarkan kotoran di dalam kukunya.
"Itu dosa, Ta! Zinah!"
"Siapa bilang aku hamil betulan. Bilang saja aku hamil, supaya kita bisa menikah." Prita lantas mencondongkan badannya mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah pucat Chandra. Tangan gadis itu menutup gerakan bibir dari samping seolah membisikan suatu rahasia. "Nanti bikin anaknya setelah kita menikah. Beres kan?"
Ludah Chandra tertelan kasar membuat tenggorokannya yang tiba-tiba terasa kering menjadi sakit. Buru-buru diraihnya sedotan, dan diteguknya cepat float itu sampai tak bersisa.
"Bagaimana?" Prita menumpukan kedua lengan di atas meja mengamati ekspresi Chandra.
"Itu artinya kita bohong kan, Ta?" Wajah Chandra tampak mengiba.
"Ya sudah, Mas. Sepertinya kita belum berjodoh!" Prita bangkit, menarik tas selempangnya. Saat akan menggeserkan kaki keluar dari tempat duduk, tangan Chandra menyergap pergelangannya. Kepala Prita mendongak, menyerong membelakangi Chandra. Dalam hati gadis itu tersenyum puas, Chandra tak ingin lepas darinya.
"Tunggu, Ta!"
"Apalagi?" Prita memasang muka jengkel.
"Aku ... aku mau menikahmu! Aku akan bilang kalau aku menghamilimu." Seringaian terpajang di wajah tirus sang gadis. Senyum kemenangan karena mengalahkan prinsip kekasihnya yang enggan berkomitmen.
"Ok, aku tunggu kabar secepatnya." Prita tersenyum miring saat membalikkan badan. Punggungnya menjauh meninggalkan Chandra yang termangu seorang diri.
Chandra termenung. Sedikit menyesali ide gilanya.
"Gawat ... siap-siap Mama kasih hadiah aku kemoceng ajaibnya sama dapat bonus sabetan sabuk Papa nih." Chandra bergidik ngeri.
****
Extra partnya Cinde di kasih di sini ya buat prolog..xixixi..
Karena ada satu cerita yang masih tertahan, maka cerita romance ini keluar dulu...
Dee pengen bikin cerita dari judul seri disney: setelah my cinderella udah tamat..sekarang ganti tangled..
Sesuai artinya cerita ini akan menceritakan kusutnya hubungan Chandra dan Prita yang pernikahannya di awali kebohongan...
Lanjut??🙄
💕Dee_ane💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Tangled (Completed)
RomanceChandra Pradipta, pemuda selengekan yang enggan berkomitmen. Di usianya ke 28 tahun, Prita kekasihnya meminta agar Chandra segera menikahinya. Namun, adik Chandra - Cinde, yang enam bulan lagi menikah membuat Chandra tidak bisa langsung menyetujui n...