Pagi ini gue ada kelas, males banget sebenernya.
Dengan berat hati gue turun membawa totebag yang penuh dengan materi presentasi untuk hari ini.
Ting!
+62 812 345 6789
Berangkat bareng gue.Hah? Siapa ni?
Salah kirim apa ya?Ting!
Pesan baru lagi.
+62 812 345 6789
Ini HangyulHAH?
DEMI APA INI GUE PAGI-PAGI DAPAT CHAT BEGINI DARI HANGYUL?
TOLONG YA GUE GAK SIAP KALO HARUS DIPELOTOTIN HANGYUL PAGI-PAGI.
Kalem, Hyun. Kalem...
Ting!
Masuk satu pesan lagi.
+62 812 345 6789
Gue udah di depan.MAMPUS AJA GUE
MAMPUS
ADA ANGIN APA SIH TU BOCAH JEMPUT GUE
GUE ADA BUAT SALAH YA?
APAAN COBA?
.
.
.
.SHIT!
JANGAN-JANGAN KARENA KEMAREN GUE KECIDUK NGINTIPIN DIA SAMA HERIN?
MAMPUS AJA UDAH.
BISA DI TONJOK INI.
ADUHH
:((((
Baru aja gue mau bales kalo gue udah berangkat duluan, Mama masuk dan bilang, "dek, ada Hangyul itu di depan, nungguin kamu. "
Oh shit.
Here we go.Dengan terpaksa dan langkah lunglai gue keluar rumah dan Hangyul bener-bener ada di depan dengan motor Vario-nya.
Gue berusaha kalem.
Gue ke garasi buat ngambil helm, helm gue sendiri, bukan helm Herin yang waktu itu Hangyul kasi.
Gue menghampiri Hangyul.
"ehemm... Ngapain lo disini? " tanya gue basa basi.
"jemput lo. " jawabnya singkat lalu memasang helmnya.
"ya iya. Ada angin apa tiba-tiba jemput gue? " tanya gue lagi. Dia cuma diam ngeliatin gue. Kan gue gugup jadinya. "disuruh Yohan ya? " tebak gue. "lo gak harus ngikutin kata Yo---"
"gak disuruh siapa-siapa. Gue yang mau. " potongnya sebelum gue sempat menyelesaikan kalimat gue. Gue diem, berkedip beberapa kali. "cepet naik. " katanya singkat.
Gue diem dan naik ke motor Hangyul. Memasang helm dalam diam. Otak gue gak berhenti berpikir tentang kemungkinan-kemungkinan kenapa Hangyul jemput gua. Rasanya kek dijemput malaikat maut, serem gitu kesannya.
Gue terlalu sibuk sama pikiran gue, sampe ga sadar kalau udah sampe di kampus.
Gue turun dari motor Hangyul. Berusaha melepaskan kaitan tali helm yang gue pakai.
Mendadak macet.
Gila kok susah sih. Berulang kali gue berusaha melepaskan kaitannya, tapi gagal.
Hangyul mengambil alih kaitannya, tangan kami bersentuhan, gue langsung menarik tangan gue dan termengun.
Hangyul melepaskan kaitannya dengan mudah. Lalu melepaskan helm itu dari kepala gue.