[27]

951 139 7
                                    

Gyu-Ri masih ngeliatin beberapa lembar kertas yang tadi Young-Hoon susun di atas meja. Tatapannya ga secerah tadi saat pertama mereka ketemu.

"Gue juga awalnya denial, Ri. Tapi setelah nemu semua bukti ini ... gue ga tau harus gimana lagi selain ngajak lo ngomong."

Jauh dari perkiraan Young-Hoon, Gyu-Ri saat ini langsung beralih meluk dia setelah dari tadi cuma diem.

Bahkan pacarnya yang duduk di sebelahnya kaget.

Ini bukan drama di tivi, tapi beneran terjadi di dunia nyata.

"Eh, kok nangis, Ri??"

Young-Hoon berusaha nenangin Gyu-Ri. Matanya saling tatap sama Se-Jun, si pacar pilot ganteng yang mau ga mau jadi deket juga sama Young-Hoon.

Tapi Se-Jun akhirnya senyum ke Young-Hoon. "Gyu-Ri tuh kangen sama kembarannya, Hoon. Dia selalu cerita ke gue dan berandai-andai kalau aja kembarannya masih hidup pasti bakalan menyenangkan banget."

Young-Hoon kenal Gyu-Ri dari sebelum dia jadi pacarnya Hyun-Jae. Young-Hoon kira dia suka sama Gyu-Ri dan mungkin bisa balik suka sama cewek karena tiap dia deket Gyu-Ri dia merasa nyaman.

Tapi setelah temenan, Young-Hoon tau rasa nyaman dia ke Gyu-Ri bukan jenis nyaman kayak dia ke Hyun-Jae atau Chang-Min.

Ikatan anak kembar mau gimana juga ternyata sekuat itu.

"Gue ... hiks ... gue kangen .... Semenjak Papa meninggal dan Mama nikah lagi gue jadi lebih sering mikirin kembaran gue, Hoon ...."

"Iya, gue sekarang di sini. Jangan nangis lagi, ya? Malu sama pacar, tuh."

Young-Hoon bales meluk Gyu-Ri, ngusap kepalanya juga. "Berarti dulu gue dateng ke pemakaman papa gue sendiri, ya?"

Iya, dulu waktu papanya Gyu-Ri meninggal semua temennya dateng, termasuk Young-Hoon.

"Mama pasti seneng banget kalo tau hal ini. Semua orang di rumah masih kepikiran lo, tau."

Gyu-Ri udah balik ke tempat duduknya, lebih milih ngerangkul lengan Se-Jun.

Young-Hoon ikutan senyum. "Tapi jangan bilang dulu, ya? Gue mau kelarin urusan di rumah gue dulu.

"Ternyata Na-Kyung juga bukan anak kandung, Ri. Orangtua gue yang sekarang ga punya anak kandung. Gue masih nyari info siapa orangtua kandungnya Na-Kyung. Biar gimana juga gue kakaknya."

Gyu-Ri ngangguk, coba memahami posisi Young-Hoon. "Kalo semisal nanti ga ketemu gue bisa kok bilang ke Mama untuk adopsi Na-Kyung biar dia tetep jadi adek lo dan adek gue juga."

Mereka berdua saling lempar senyuman. Rasanya kayak dunia jadi lebih cerah dan beban dalam hidup mereka masing-masing agak berkurang.

"Tapi kok lo bisa tau ini semua dari mana?" tanya Gyu-Ri. "Kalo cuma karena kita mirip kayaknya ga mungkin, banyak kok orang di luar sana yang emang mukanya mirip."

"Gue juga ga tau, yang ngasih tau si Kevin."

Pengen gitu Gyu-Ri nanya lebih lanjut, tapi ada Se-Jun. Kayaknya nanti aja kalau misal dia cuma berdua sama Young-Hoon.

Karena Chang-Min udah balik ke Cambridge jadi Young-Hoon kalau jam makan siang begini nyantai aja di resto atau kafe deket kantor. Kemarinan dia nyamperin Chang-Min ke rumah Hyun-Jae sekalian makan di sana.

Gyu-Ri balik ngobrol bareng Se-Jun. Diliat-liat kok kayak Young-Hoon ga asing sama mukanya Se-Jun.

"Kak," panggil Young-Hoon ke pacar kembarannya itu.

Se-Jun noleh, Gyu-Ri jadi ikutan noleh.

"Iya?"

"Lo kok kayak mirip kakak kelas gue, ya." Young-Hoon ngalihin tatapannya ke Gyu-Ri. "Ri, inget Kak Baek-Jin?"

"Im Baek-Jin?" tanya Se-Jun.

Young-Hoon ngangguk.

Gyu-Ri senyum ke Young-Hoon. "Kak Baek-Jin kan emang kakaknya Kak Se-Jun, Hoon."

Se-Jun ngangguk, mengiyakan jawaban Gyu-Ri.

Tapi beda sama reaksi Young-Hoon yang mendadak kaku.

"Kak Baek-Jin kalau ga salah ada kok pas reuni komdis kemarin. Lo ga liat, Hoon?"

Makin kaku si Young-Hoon dengernya. Kemarin emang dia ga terlalu merhatiin siapa aja yang dateng karena tepat abis pembukaan dari Sang-Yeon dia langsung nyamperin Chang-Min ke kamar yang ada Nananya itu.

Young-Hoon ga punya masalah personal sama Baek-Jin. Cuma ya ....

"Gue lupa kakak gue satu sekolah sama kalian. Dia kelas tiga kalian kelas satu, ya?"

"Iya, Kak."

"Dia lagi S2 di Harvard, loh. Kampus lo kan itu, Hoon?"

Ha?

Apa?

Young-Hoon mendadak tuli. Mendadak ga bisa mikir.

"Di Harvard ...?"

Satu anggukan dari Se-Jun jadi pertanda kalau Young-Hoon makin ga bisa tenang sama fakta satu ini.

Pasangan di depannya kembali asik ngobrol berdua sementara Young-Hoon lebih milih ngeluarin ponselnya untuk chat Chang-Min.

Younghoon
Sayang udah tidur? |

Changmin
| Belum, Kak
| Baru kelar ngerjain tugas
| Ada apa?

Younghoon
Kamu ... pernah liat Kak Baek-Jin di kampus? |
Mungkin ga sengaja papasan? |

Changmin
| Im Baekjin?
| Pernah ada yang kuliat mirip dia, sih di gedung Hukum
| Tapi bukannya Kak Baek-Jin di Seoul ya? Kuliah juga di Seoul setau aku

Younghoon
Mungkin |
Kakak nanya aja |
Ya udah kamu tidur, ya |
Night, Sweetheart❤ |

Changmin
| ❤

"Hoon?"

Lamunan Young-Hoon buyar begitu Gyu-Ri megang tangannya.

"Iya?"

"Na-Kyung udah tau tentang ini semua?"

Young-Hoon awalnya diem, tapi ga lama geleng pelan. "Belum, Ri."

"Dia di Tokyo, kan? Coba lo bilang aja. Lebih cepat lebih baik ga, sih?"

"Gue lagi nyari timing yang pas, Ri." Young-Hoon bales megang satu tangan Gyu-Ri tadi pakai kedua tangannya. "Gue mau balik nama perusahaan yang sekarang gue pegang. Gue mau amanin Na-Kyung juga paling engga sampai semester ini abis. Gue mau bawa dia pindah.

"Orangtua gue yang ini nekat, Ri. Gue takut Na-Kyung yang nantinya kena getahnya."

Sialnya, perhatian Young-Hoon kebagi setelah tau Baek-Jin ada di ruang lingkup yang sama dengan Chang-Min.

Mungkin Chang-Min ga merasa, karena Young-Hoon yang selama ini ngehalau dan ngebuang semua benda pemberian Baek-Jin untuk Chang-Min.

Baek-Jin kenal Chang-Min dari komdis. Walaupun waktu Chang-Min masuk SMA, Baek-Jin udah lulus.

Baek-Jin ini suka sama Chang-Min.

Dan menurut Sang-Yeon, Baek-Jin yang lebih dulu suka sama Chang-Min sebelum Young-Hoon kenal deket sama Chang-Min.

Mereka sekarang udah sama-sama dewasa. Harusnya Young-Hoon tenang aja apalagi mereka berdua udah nikah, kan? Harusnya Young-Hoon ga setakut ini.

Tapi dia merasa takut. Dia takut Chang-Min akan menjauh dari dia dengan kehadiran orang di masa lalu seperti Baek-Jin.

Life Is Not Only Yours (Book 2) || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang