Part 1

2.2K 73 0
                                    

Seminggu sebelum pernikahan...

"Kamu yakin mau menikah denganku?"

Aku diam sejenak. Lalu mengangguk.

"Kalau boleh tahu, apa alasanmu?"

Aku mengangkat bahu. "Hanya lelah. Dan kamu pria yang tidak buruk, menurut penglihatanku sejauh ini. Dan pastinya menurut teman-teman baikku yang mempertemukan kita. Bagaimana denganmu sendiri? Bagaimana laki-laki sepertimu, yang pasti digandrungi banyak wanita, malah menerima pernikahan hasil mak comblang teman-teman?"

Ia tertawa. Tawa yang renyah, tawa yang membuat siapapun mampu berpaling padanya.

Oh, wajahmu mengalihkan duniaku.

"Siapa bilang? Kalau mereka, para perempuan ini tahu aku yang sebenarnya, mereka akan mundur bahkan mungkin lari terbirit-birit. Makanya aku tanya kamu, apa kamu yakin?"

"Memangnya siapa kamu sebenarnya? Pembunuh berdarah dingin? Atau kamu baru operasi kelamin?"

"Bukan."

"Lalu?"

"Aku mempunyai pacar, sayangnya orangtuaku, dan semua orang tidak menyetujui hubunganku dengannya."

"Oya? Kenapa pasal? Miskin kah? Buruk rupa kah? Tidak sama derajatnya denganmu dan keluargamu?"

"Justru aku dan dia sama. Sama-sama pria."

"Apa?"

Jantungku seolah ingin melompat keluar dari cangkangnya.

"Jadi, masihkah kamu mau menikah denganku?" Ia menanyakan itu padaku sambil tertawa geli.

************

Aku Sofia. Berprofesi sebagai WO terkenal. Pekerjaanku adalah mengurusi acara pernikahan dari kalangan artis, sosialita, anak pejabat, pengusaha, dan sebangsanya.
Cantik? Mungkin tak terlalu. Banyak yang jauuuh lebih cantik dariku. Teman-temanku yang mahajujur bilang, wajahku standar, namun aku mempunyai daya tarik tersendiri. Entah di bagian mana.

Usiaku 29 tahun. Usia yang agak terlewat sedikit untuk ideal menikah. Tapi tak apa. Masih banyak yang berminat mempersuntingku. Meskipun sejauh ini, belum ada yang sreg di hati. Pacar pun aku tak punya, karena aku terlalu enjoy dengan pekerjaanku. Lagipula aku tak ingin pacaran. Malas sekali kalau harus melewati fase termehek-mehek karena hubungan yang tidak jelas dan tidak halal.

Injury time. Aku harus menikah, jika tidak aku akan dibilang tidak laku. Maka aku, akan memilih calon suami dengan nilai terbaik. Secara materi, fisik, serta attitude.

Dan beruntungnya (ataukah sial?), Aku mempunyai sahabat-sahabat yang begitu peduli akan kejombloanku. Mereka menjodohkanku dengan Arga, laki-laki berkulit cokelat, perawakan sedang, dandanan trendy, dengan karir mapan. Ia satu profesi denganku. Bedanya, ia adalah rekanan para WO. Bukan sepertiku, yang  hanya bermodal tenaga dan waktu. Sedangkan Arga, mempunyai butik pengantin, lengkap dengan catering, dokumentasi, hingga ke souvenir eksklusif.

Kami sama-sama tidak keberatan satu sama lain. Aku merasa sudah waktunya bagiku untuk menikah. Dan calon suamikupun tidak jelek, teramat bagus malah. Namun mengapa ia tak kunjung menikah?

Memang, hal tersebut adalah sesuatu yang patut dicurigai.

Semua orang bertanya-tanya hal yang sama. Tapi mungkin hanya segelintir orang yang mengerti, termasuk aku.

Arga mempunyai kekasih pria. Apakah dia gay? Entahlah. Konon menurut pengakuannya, ia tidak pernah merasa jatuh cinta, kecuali pada laki-laki yang dipacarinya selama lima tahun terakhir. Sebelumnya ia tidak pernah jatuh cinta dengan wanita, atau pria manapun.

She or He? (Telah dinovelkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang