"Apa apaan nih. Ih yang bener dong" protes Renjun sembari menjauhkan jemariku dari tubuhnya
Wajahku memerah, menatap Renjun yang tengah telanjang dada. Jari jari kecilku sepertinya terasa menggelikan meraba kulitnya
Renjun hanya sesekali protes ketika aku tak sengaja menyentuh tubuhnya. Tapi sesekali juga menggodaku karena melihatku tampak malu malu. Sejujurnya, baru kali ini aku melihat seorang anak laki laki bertelanjang dada didepan wajahku.
Renjun mengelinjang geli. Menunduk menatapku yang tengah berlutut dibawahnya.
"Diem dong. Kalo nggak diem ntar susah masuknya" jawabku ketus
"Iya bawel"
Renjun memutar matanya.
Akhirnya kedua lenganku dengan berani melingkar di pinggangnya, aku menelan ludah sebelum melakukannya. Memantapkan nyaliku untuk memulai semuanya.
Ahhh jinjja! Entahlah aku pasrah."Well done! Yeahhhh..." ucapku bersemangat sambil membentangkan tanganku keatas sambil tersenyum lega
"Masang alat penyadap doang lama banget, menikmati banget ya ngegrepe badan gue?" Jawab Renjun sambil memakai kemejanya kembali.
"Berisik..." ketusku lagi.
Alat itu sudah terpasang dengan rapi dibadannya. Dan kata Jeno sedikit kemungkinan Renjun akan merasa tidak nyaman jika badannya mulai terasa berkeringat nantinya. Tapi sejujurnya ini tak akan mengganggu
"Wow. So sexy, dude!" Ledek Jeno sambil menurunkan sebuah kotak raksasa.
"Shut up" Jawab Renjun sambil mengambil mantel tebalnya lalu memakainya
"Gimana cara kerjanya?""Gampang. Mana ponsel lo. Nanti gue install-in penghubungnya" jawab Jeno sambil meraih ponsel Renjun dan mengotak atiknya
Si Jenius Jeno, benar itu julukan yang tepat untuk anak ini. Dia membeli sebuah chip penyadap suara dan beberapa chip kamera yang sudah dipasang Taeyong dan Jaehyun disekitar gudang BC dengan bantuan Jisung. Juga beberapa kamera yang diterbangkan dengan drone. Jeno membelinya dari toko retail dan memodifikasinya agar terlihat semakin canggih dibanding sebelumnya. Bahkan chip penyadap yang terpasang di badan Renjun bisa diakses melalui ponsel dan tidak terbatas jaraknya. Masing masing dari kami memegang kendali atas hasil record suara dari alat penyadap dibadan Renjun.
Sedangkan kamera drone, Jeno sengaja memasang beberapa kabel yang berfungsi sebagai alat untuk membuat drone nya bisa stabil saat dinaikkan keatas dalam catatan ketahanannya hanya berlaku selama 50jam. Berlaku juga untuk chip kamera yang disebar disekitar gudang BC.
"Nih" Jeno menyodorkan ponsel Renjun kepada pemiliknya.
"Ntar kalo si nenek lampir dateng tekan tombol merahnya"Renjun mengangguk lalu mengemasi barang barangnya
"Awas aja kalo lupa neken tombolnya" ancamku
"Kenapa emang? Mau lo teken teken lagi badan gue?" Renjun menjulurkan lidahnya dan membuatku kesal
"Gue pergi dulu, ya. Bye!""Yaaaaa! Renjun-ah!" Teriakku pada Renjun yang tersenyum sambil melambaikan tangannya lalu menghilang dibalik pintu
Entah kenapa sekarang Renjun tampak sama dengan Jeno. Tingkahnya yang kekanakan dan kadang memancing perhatian. Tapi aku suka dirinya yang sekarang. Lebih ekspresif, seperti Lee Jeno.
"Ahhh kenapa sih mikirin dia" secara tak sadar aku mengumpat pada diriku sendiri
"Siapa? Renjun?"jawab Jeno yang tiba tiba mendekatiku
KAMU SEDANG MEMBACA
CLOSER | end✓
Fanfictionend✓✓✓ Siapa bilang laki laki dan perempuan tidak bisa bersahabat? Aku bisa. -kata mereka Buktinya, sekarang aku bisa menemukan celah antara kejelasan perasaanku dan sahabat lelakiku, Lalu, siapa yang akan jatuh cinta duluan? Aku, atau kita berdua? ...