Lyra sudah siap dengan seragam sekolahnya dan melihat Derend yang juga sudah keluar dengan tas di punggungnya.
"Yah kita berangkat dulu, assalamualaikum" Lyra mencium tangan ayahnya bergantian dengan Derend juga.
"Hati hati dijalan, Waalaikumsalam" Lyra melamabaikan tanganya di ikuti oleh Derend yang mengeluarkan motor supraX, yang menurut cibiran orang orang motor sama orangnya gak pas orang tampan naik motor butut tapi Derend bodoh amat dengan semua itu.
"Mbak mau bareng gak" tanya Derend saat menghidupkan mesin motornya.
"Gak rend nanti kamu telat, biar mbak naik angkot aja" ucap Lyra karena sekolahnya tidak searah dengan Derend.
"Yaudah kalau gitu mbak hati hati" Derend melajukan motornya meninggalkan rumahnya.
Lyra mulai berjalan ke jalan raya untuk menemukan angkot ke arah sekolahnya.
"Mang ke Angkasa high school..." ucap Lyra pada supirnya ia duduk di belakang dan matanya tak sengaja melihat sebuah mobil mewah mengikutinya.
"Pasti mobil Zio" tebak Lyra karena melihat dari plat nomer mobil, serta sudah ketebak siapa pemakai mobil mewah itu.
"Apa apaan sih tuh anak..." Lyra mendengus kesal saat mobil Zio, berada di samping angkot yang ia tumpangi.
Di dalam mobil itu Zio menyetir sendiri meski dengan satu tangan karena tanganya masih sakit bekas kemarin.
Zio terus memepet angkot itu hingga berhasil menghadang angkot itu.
"WOY MAS KALAU MAU CARI RIBUT JANGAN DISINI" amuk supir angkot itu karena membahayakan keselamatan penumpang.
"Alyra turun kamu dari angkot itu sekarang" pekik Zio membuat semua orang bingung dengan siapa itu Alyra.
Lyra mengiguti bibir bawahnya takut Zio melakukan apapun dan memutuskan untuk turun dari angkot.
"Oh...neng to namanya Alyra, temui gih pacaranya" seru salah satu ibu ibu yang duduk di pinggir pintu angkot.
"Ini mang uangnya, maaf ya semua kalau ganggu maaf banget" Lyra memberikan uang itu ke supir angkot , dan merasa tidak enak hati ke semua penumpang.
"Kenzio...kamu tuh apa apaan lagi sih, gak puas apa gangguin aku mulu hah" bentak Lyra dengan air matanya keluar menetes , membuat Zio merasa bersalah dan sakit hati melihat air mata Lyra menetes.
"Aku tau aku cuma permainan kamu Zi, but please stop it Zio berhenti ganggu aku please" sentak Lyra dengan air matanya mengalir terus.
"ALYRA STOP" bentak Zio tanpa ada orang yang tahu karena mereka masih di daerah komplek yang sepi.
Lyra kaget mendengar bentakan Zio, semakin menatapa Zio penuh arti.
"Aku gak pernah mau ganggu kamu tapi aku hanya menginginkan kamu, terutama maaf dari kamu Zi..." lirih Zio diakhir ucapanya.
"Aku udah maafin kamu kok Zi lagian buat apa aku benci kamu gak guna tau nggak" Lyra memalingkan wajahnya kemudian menatap lekat Zio.
"Tapi aku yakin kamu sangat benci sama aku Ly, kamu tahu aku sakit ly benci sama diri aku sendiri ketika aku melihat kamu nangis. Terluka apalagi karena aku yang jadi alasan kamu nangis disitu aku merasa hina menjijikan sebagai lelaki Ly" teriak Zio memukul dadanya sendiri hingga darah yang di tanganya mulai terlihat tembus dari perbanya.
"Aku gak benci sama kamu Zi , sama sekali nggak zio aku cuma kecewa kenapa kamu bisa melakukan hal yang membuat aku sakit tau nggak, kamu buat aku jatuh cinta terus jatuhkan aku dengan kebohongan kamu Zio" Lyra tak kuasa melihat Zio serapuh ini, tangan Lyra dengan sendirinya mengusap air mata Zio.
"Emang bener ya kata orang, kita akan merasakan kehilangan orang yang kita sia siakan saat orang itu bener bener menghilang" Zio tertawa kecil mentertawakan dirinya sendiri.
"Dan itu akan menjadi suatu pelajaran bagi orang yang berani mengkhianti sebuah hubungan Zi" Zio memandang wajah teduh Lyra tanpa polesan make up dan ucapanya yang lembut dan berfikir kenapa dia tidak sadar akan hadirnya Lyra dan cintanya pada gadis didepanya ini dari dulu.
"Tapi apa kamu mau berikan aku satu kesempatan, buat aku memperjuangin kamu lagi" ucapan Zio membuat Lyra kaget, sebegini kah Zio benar benar kehilanganya.
"Ya aku izinin tapi jika untuk menjalin suatu hubungan kepalsuan atau apalah aku belum bisa Zi, karena aku masih takut untuk sakit hati dan jatuh kedua kalinya" mendapat secerah harapan Lyra sudah cukup membuat Zio bahagia.
"Thank...." Zio reflek memeluk Lyra, membuat Lyra kaget dengan tingkahnya.
"Yaudah kamu berangkat sekolah dulu, nanti telat" suruh Lyra mendorong Zio.
"With you" Zio menyolek hidung Lyra.
"Tapi aku harus nunggu angkot Zio" kesal Lyra berusaha tenang karena sebentar lagi gerbang bakal di kunci.
"ALYRA....silahkan pangeranmu disini sudah siap mengantarkan kamu kemanapun" teriak Zio membukakan pintu mobilnya.
"Apaan sih" Lyra mengabaikan Zio dan menoleh kesana kemari tidak menemukan kendaraan apapun di daerah sepi.
"Mau telat atau bareng aku" tawar Zio membuat Lyra mendengus kesal.
"Ok fix aku bareng kamu, puas udah bikin aku susah nyari angkot sekarang" kesal Lyra memasuki mobil Zio , membuat Zio tertawa.
"Oh...ya kemana sih..." dengus Lyra mencari sesuatu di tasnya dan mengeluarkan beberapa barang di tasnya.
"Kamu nyariin apa sih" seru Zio.
"Itu kertas tugas jawaban aku di buku, lha ini ketemu" ucap Lyra tanpa menatap Zio.
"Itu buat siapa bekalnya" tanya Zio melirik kotak bekal yang sempat di keluarkan oleh Lyral, dan mengharap jika Lyra mempersiapkan untuknya
"Oh...itu buat kak Vero sama aku nanti soalnya dia mau dibuatin nasi goreng hitam cumi pedas yllaudah aku buatin sekalian nanti buat makan selesai dia seleksi anak paskib" Hati Zio merasa tak terima dengan mudahnya Lyra mengatakan itu.
Dulu Zio yang sering mendapat bekal seperti itu tapi sekarang Lyra bahkan tidak memikirkanya.
"Nanti aku juga ada latihan basket..." ucapan Zio menggantung karena di sahut Lyra.
"Terus..." bingung Lyra kenapa Zio mengadu soal itu.
"Aku gak di bawain juga gitu bekal" kesal Zio mempercepat ucapanya jujur ia cemburu dengan Vero.
"Kamu mau, perasaan kamu gak suka masakan aku terus nolak di kasihin Teddy gitu aja" ucap polos Lyra menatap beo Zio, yang merasakan bersalah di hatinya.
"Itu dulu sekarang beda ceritanya" kesal Zio dengan Lyra yang tak paham denganya lagi sekarang.
Lyra hanya mengganguk dan segera turun dari mobil Zio ketika sampai di sekolahnya.
"Zi makasih, buat tumpanganya" Lyra tersenyum lembut ke Zio dan melenggang pergi dahulu memasuki kelasnya.
"Sudah tak sama" gumam Zio tak merasakan perhatian Lyra yang tak sedetail dulu.
VOTE & COMEENT
KAMU SEDANG MEMBACA
PENYESALAN
Romance( sequel CRAZY GIRL ) BTW INI PERTAMA KALI AKU BIKIN SUATU SEQUEL DARI CERITAKU SEBELUMNYA AND AKU BIKIN BEDA GENRE DARI SEBELUMNYA. JIKA KAMU MEMANG NIAT BACA TERIMAKASIH DAN JIKA INGIN MENGHUJAT TOLONG PERGI. ...