*DYLANA's Point of View*
5 hari berada di negara ini sudah cukup membuatku berantakan. Anne memaksaku untuk berpesta dengannya namun aku selalu menolak, akhirnya dia memintaku untuk menemaninya ke karnaval dan memberikan beberapa kiss marks di bahuku.
Hari ini aku dan kakakku kembali ke Indonesia, Dad tidak ikut karena harus mengurus beberapa hal tapi dia berjanji akan pulang saat semuanya selesai. Kembali ke Indonesia artinya aku harus kembali menggunakan gelang detektor dan mendapat banyak pengawalan lagi, jangan lupa dengan terapi dari dr. Rita atau siapapun yang mewakilinya.
Di pesawat aku sempat mengirimkan sebuah pesan kepada Scope, Anne, Jake, dan Sika. Semuanya sama, aku ingin mereka menjaga Adiba sebaik mungkin. Terkhusus untuk Anne, dia bertugas untuk berpatroli di setiap pesta yang didatanginya dan melapor kepadaku bila dia bertemu dengan Adiba. Aku juga mengirimkan pesan kepada Gamar, memberitahunya bahwa aku akan kembali ke Indonesia dan bagaimana Indonesia akan terasa sepi karena tidak ada tetangga yang ku kenal. Tidak ada pesan yang ku kirimkan untuk Rezka maupun Andrew. Selama sebulanan ini aku juga tidak ada menerima satu pun pesan dari Mommy, ini hal yang cukup aneh. Mungkin dia teralihkan oleh keberadaan Andrew sebagai anak atau pasangan barunya.
******
"Dylan, hari ini kakak mau ke kampus. Dylan di rumah sama bibi dulu ya, ada yang mau dititip?" Kata kakakku di tengah sarapan kami, ini hari kedua kami di Bandung.
"Dylan ikut boleh?" tanyaku.
"Mau ikut? Kok tumben? Rame loh, yakin mau ikut?" tanyanya sebelum meminum teh tawar kesukaannya. Aku mengangguk.
"Ya udah, habis ini ganti baju ya. Kakak tunggu di mobil."
Tak tunggu lama aku langsung berdiri dan menuju kamarku untuk berganti pakaian. Ketika aku selesai aku langsung menuju ke mobil kakakku. Dia sedang sibuk mengetik di handphone nya ketika aku masuk ke dalam mobil.
"Udah? Duh, rambutnya berantakan sih." Tangannya mulai merapikan rambutku yang memang jarang ku rapikan karena ku pikir akan sama saja.
"Pakai seat belt nya, dik." Tanpa menunggu aku langsung mengenakannya, setelah mengecek seat belt ku sesuai standar Kak Sadrie menjalankan mobilnya.
"I love the way you drive a car." Kataku di tengah lantunan suara Hayley Williams menyanyikan Still Into You.
"Awe, really? Thank you. Why do you love it?" jawabnya dengan senyum yang mengembang.
"Feels safe. So smooth. Smooth and safe." Kataku.
"Thank you. Such a pleasure to hear it from you." Aku tersenyum mendengarnya.
Kami tidak berkata apa-apa lagi untuk sesaat karena senyum masih tertampil di wajah kami. Lagu dari radio pun berganti menjadi Reminds Me of You milik Sam Smith.
"I gotta get outta here, this town no longer fun
And I'm falling closer, falling closer, closer to the Sun
I gotta get outta here, come kiss another face
Cause it hurts too bad, it hurts too bad, and I don't like the taste." Begitu liriknya, membuatku mengingat Mommy dan langsung membuat senyumku pudar.
"Hey, Dylan kenapa? Apa yang ada di pikiran Dylan sekarang?" Tanya Kak Sadrie, dia selalu melakukannya ketika mendapatiku berganti perasaan secara mendadak.
"Do you ever miss Mom?" Tanyaku sambil menghadap ke arahnya, kali ini senyumnya ikut pudar. Ku gigit bibir bawahku, sesuatu tidak terasa enak di dalam diriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHILIAD
RomanceAnehnya aku bisa mendengar namanya digaungkan oleh jantungku di setiap detakan. Ku pikir itu hal yang normal atau hanya permainan telinga dan otakku saja, tapi mungkin aku salah karena hal itu berulang lagi setelah tahunan. [Cerita Lanjutan dari Ma...