Samata - Hertasning, Gowa

106 19 4
                                    

"You and I, zero mile
Girl you're just mine mine
You and I, zero mile
Just like mine mine."

-NCT 127, 0 Mile-

-NCT 127, 0 Mile-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






- Ayana -

(01. 58 pm)

"Udah semua?"

Aku mengangguk pelan. Menatap bangunan kost yang akan kutinggalkan cukup lama. Mungkin sebulan atau dua.

Yuta menimang-nimang kunci mobilnya seraya berjalan menuju Honda Jazz berwarna kuning yang sering dia panggill Bee--Bumblebee. Aku tidak akan berbohong, bahkan hanya dengan celana pendek coklat susu selutut dan kaos hitam bertuliskan Peace, Yuta terlihat menawan. Apalagi rambutnya yang sedikit berantakan. Berani taruhan, para Maba nanti akan langsung mengidolakan Yuta.

Aroma vanila yang manis segera menyambutku begitu memasuki mobil. Membawa nostalgia sekaligus rasa sakit yang ganjil.

Aku yang memilih parfum mobilnya.

Dan bahkan sampai hari ini, dia masih menggunakan parfum yang sama.

"Ckckc, kebiasaan."

"Apa?"

Yuta menatapku dengan sebelah alis terangkat, lalu ia berdecak lagi. Tubuhnya maju ke arahku. Aroma vanila di dalam mobil dan wangi mint dari parfum Yuta adalah perpaduan sempurna sekaligus mematikan untukku. Diam-diam, untuk alasan yang aneh, aku menahan napas.









Click.

"Kebiasaan banget gak pake seatbelt. Aku kira udah berubah." Yuta kembali ke posisinya semula dan memasang sabuk pengamannya sendiri.

"Ada hal-hal yang emang udah jadi kebiasaan."

"Jadi udah terbiasa jauh dari aku?"

"Hah?"

"Gak kok."

Mobil melaju perlahan. Kecepatan rata-rata. Membelah jalanan sekitar kampus yang sudah mulai sepi. Di hari-hari biasa, daerah ini pasti ramai oleh kendaraan mahasiswa yang pulang-pergi kampus. Apalagi di jam-jam sibuk. Pagi dan sore.

"Ay?"

"Kenapa?"

Yuta menghela napas. Setelah melewati bundaran Samata, kecepatan mobilnya sedikit bertambah.

"Aku putus sama Amel."

Kugaruk keningku yang tidak gatal. Sudah kuduga hubungan mereka tidak akan bertahan lebih dari dua minggu. Entah Yuta yang sudah bosan atau Amel yang lelah dengan sikap Yuta.

"Ay? Kok diem?"

"Yah emangnya aku harus ngomong apa?"

"Apa kek."

"Biar apa sih, Yut?"

Yuta menoleh sebentar ke arahku, kemudian kembali fokus ke jalan. "Maksudnya?"

"Kamu laporan ke aku setiap kali putus sama cewek. Biar apa?"

Ada jeda yang panjang setelah pertanyaanku. Entah apa yang sedang dipikirkan Yuta. Tapi jujur saja, aku terganggu dengan ucapan Yuta dan pertanyaanku sendiri. Untuk apa? Apa manfaatnya memberitahuku setiap kali dia jadian atau putus dengan gadis lain?

"Mau es jeruk?" Tawar Yuta tiba-tiba.

Aku melongo. Random sekali.

Tanpa menunggu jawabanku apa aku mau atau tidak, Yuta menepikan mobilnya di dekat Masjid Cheng Ho. Sekitar lima meter dari gerbang Masjid ada pedagang jus jeruk peras yang menjajakan jualannya dengan mobil.

Yuta yang turun membeli, aku memilih tinggal di dalam mobil. Sekitar tujuh menit, Yuta kembali. Ia menyodorkan dua gelas jus jeruk kepadaku.

"Pegangin yah, hehehe." Yuta cengegesan tidak jelas.

"Makasih." Ucapku lalu meminum jus jerukku. Tanganku yang lain memegang jus milik Yuta.

Mobil kembali melaju. Sesekali Yuta meminta disodorkan jus jeruk selagi dia menyetir.

"Dipegang sendiri bisa, kan?" Protesku karena lagi-lagi Yuta memberikan isyarat kalau dia ingin meminum jusnya.

"Kenapa harus pegang sendiri kalo ada kamu?"

"Heh! Kebiasaan!"

"Iya, udah kebiasaan selama kita pacaran dulu. Makanya gak bisa hilang sampe sekarang."

Aku diam.

Totally shock!

Pandanganku tertuju kaku pada jalanan di depan. Tiba-tiba ada rasa ngilu yang familiar menjalar dalam hatiku.

"Kukira kamu udah lupa." Aku bergumam pelan dengan harapan Yuta tidak perlu mendengarnya. Namun sepertinya gagal karena Yuta ternyata merespon.

"Gak akan bisa."

"Kenapa?"

"Kenapa apanya?"

Aku mengigit bibir. "Kenapa masih inget?"

"Karna memori tentang kita bukan sesuatu yang bisa aku abaikan gitu aja."

****

Tbc

My birthday project for our Takoyaki Prince, Nakamoto Yuta...

Udah lama banget sejak terakhir kali gue sejatuh cinta ini sama someone that I know I will never have.. ck apadeh

Intinya gitu. Sayang gue ke Yuta itu beda aja. Kayak, gue sayang sama dia tapi gue sadar diri akan ada wanita hebat yang suatu saat nanti bakalan menangin hati Yuta dan gue bahagia mikirin itu.

Yuta ngajarin gue satu hal yg berarti:

Penerimaan terhadap diri sendiri.

sometime I feel like I don't fit in any puzzle. I'm the missing piece. The weird one.

Kadang gue ngerasa asing, aneh, krn gue beda dari orang lain.

Tapi gue berkaca sama Yuta kalau beda itu unik. Beda itu malah bikin kita jadi sesuatu.

Yuta ngajarin banyak hal. Oke kedengarannya cheesy but it's so fcking true!!

INTINYA SIH I HOPE YOU ENJOY THIS STORY!

LUV

Pulang ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang