Mungkin beberapa dari kita udah berhasil masuk ke dalam fase acceptance atau penerimaan dan ngerasa nyaman sama kesendirian. Karena udah tahu bahwa menjadi single ternyata nggak buruk-buruk amat, kita jadi menutup hati kita untuk orang lain. Alasannya ada banyak, selain karena ngerasa nyaman sama diri sendiri, ada juga yang alasannya karena belum siap untuk menerima orang baru di dalam hati, atau ada juga yang beralasan trauma untuk jatuh cinta lagi dan takut tersakiti kembali. Pokoknya ada aja alasan yang dangdut banget untuk nggak membuka hati.
Pernah dengar kalimat, "Sebaik-baiknya move on adalah dengan jatuh cinta lagi"?
Kalimat ini bisa jadi benar atau malah salah. Sebab ada yang jatuh cinta karena move on dan ada yang move on karena jatuh cinta. Bingung, ya? Begini, begini..
Jatuh cinta itu memang seperti pembuktian paling tinggi bagi diri sendiri bahwa memang benar tanpa orang yang dulu pernah kita cintai, kita bisa hidup lebih baik lagi dengan orang baru yang kita cintai dan mencintai kita. Ibaratnya kayak sebuah diary. Kita udah setahun penuh nulis semua cerita kita setiap hari di buku itu tapi ternyata lembar kosong bukunya udah habis, kan kita jadi sedih. Nah, saat kita tertarik dengan buku diary baru dan akhirnya move on dengan mulai nulis cerita kita lagi di dalamnya dan lupa kalau kita pernah sedih saat buku diary lama kehabisan halaman kosong, itu lah yang dinamakan jatuh cinta.
Jatuh cinta menjadi sangat penting karena berarti kita siap untuk belajar lebih banyak lagi, siap untuk bahagia dan kecewa lagi, serta siap untuk tertawa dan menangis sesenggukan lagi. Jatuh cinta berarti pula kita udah siap untuk menerapkan pelajaran-pelajaran yang udah kita dapat dari masa lalu dan siap untuk nggak mengulang kesalahan yang lampau.
"Sebaik-baiknya move on adalah dengan jatuh cinta lagi" adalah kalimat yang benar jika sebelum jatuh cinta, kita udah nggak kebayang-bayang sama masa lalu lagi. Jadi artinya, kita memang benar-benar siap untuk memulai hubungan yang baru lagi tanpa terbebani sama kenangan tentang mantan. Kita udah nggak pernah mikirin mantan, nggak pernah stalking dia, nggak pernah mencari tahu apa-apa tentang mantan dan kita ngerasa baik-baik aja dengan hal itu, lalu kita jatuh cinta. Jatuh cinta tipe ini adalah sebaik-baiknya langkah untuk menata ulang kisah yang udah berantakan.
Namun, kalimat "sebaik-baiknya move on adalah dengan jatuh cinta lagi" menjadi salah saat tujuan kita untuk jatuh cinta adalah pelarian.
Pelarian itu yang kayak gimana, sih?
Pelarian adalah saat kita mencoba menjalin hubungan dengan orang baru padahal hati kita masih berantakan dan nggak tahu akan gimana kelanjutan hubungan kita yang baru ini. Kalau kita mau menjadikan jatuh cinta sebagai sarana pelarian, itu namanya bukan move on, tapi, menjadi pengecut. Pelarian adalah untuk orang-orang yang takut menghadapi kesedihannya sendiri, takut menghadapi kesendirian dan kesepian, dan takut pada pandangan orang-orang mengenai dirinya. Banyak, lho orang yang baru beberapa hari putus kemudian jadian lagi sama orang lain hanya karena nggak mau dibilangin susah move on. Padahal, label susah move on itu jauh lebih terhormat ketimbang menjadi pengecut yang egois dengan mengorbankan perasaan orang lain cuma demi menjaga perasaan sendiri.
Jangan takut untuk menjadi kuat. Hadapi sedihmu selayaknya kamu dulu siap menghadapi bahagiamu.
Move on itu bukan soal jatuh cinta, tapi, awal untuk memulai lagi. Kesiapan untuk memulai lagi itulah yang kita sebut move on. Jatuh cinta adalah proses setelahnya.
Namun, perlu diingat juga bahwa jatuh cinta saat belum move on itu nggak sepenuhnya salah. Jatuh cinta saat sebenarnya masih terluka masuknya ke kategori mencoba move on. Hal ini tentu saja berbeda dengan pelarian. Lah, bedanya apa?
Nggak ada yang salah dengan mencoba jatuh cinta dengan tujuan untuk move on. Artinya, saat kita jatuh cinta tapi, kita belum move on itu nggak apa-apa, asal kita memang siap untuk ngelepasin masa lalu. Misalnya, nih, setelah lima bulan putus dari mantan dan bertarung sama kesedihan sendiri, kita akhirnya tertarik sama seseorang dan berniat untuk pacaran sama dia tapi masih suka kebayang sama masa lalu. Atau gini, deh. Saat kita udah lima bulan putus dari mantan, lalu tiba-tiba ada orang yang deketin kita dan menunjukkan bawa dia tertarik sama kita. Kita juga sebenarnya tertarik, sih, tapi takut nyakitin dia karena kita belum sepenuhnya bisa mengikhlaskan masa lalu. Kan kita jadi bingung mau pacaran lagi atau nggak. Nah, hal yang perlu kita lakukan adalah menilai seberapa yakin kita sama diri kita dan orang yang baru ini.
Kalau kita yakin dia memang orang yang baik dan pantas diperjuangkan, mulai pikirkan perasaan kita sendiri. Yakin nggak kita udah siap untuk mengikhlaskan masa lalu? Kalau kita ngerasa yakin bahwa kita siap untuk mengikhlaskan masa lalu, mulailah untuk mengambil langkah besar dalam proses move on ini. Bersiap untuk jatuh cinta lagi.
Jujur sama diri sendiri dan sama calon pacar bahwa kita memang kesulitan untuk move on dan kita perlu bantuan orang lain untuk move on. Kalau begini, jatuh cinta bukan merupakan pelarian karena niatnya kita kan memang mau mengikhlaskan masa lalu dan yakin untuk memperjuangkan orang yang baru. Percaya aja, dari niat yang baik, akan menghasilkan hal yang baik pula. Kalau misalnya si calon pacar menyanggupi untuk membantu kita move on, nah saatnya kita berusaha sekuat yang kita bisa untuk benar-benar nggak mikirin masa lalu lagi dan fokus menumbuhkan rasa cinta kita sama si calon pacar
Ketika dari proses jatuh cinta itu kita benar-benar berusaha untuk mengikhlaskan kenangan dan akhirnya berhasil lepas dari bayang-bayang masa lalu (yang sebelumnya padahal coba-coba dulu), itu lah move on. Jadi menghindari pelarian, tanyakan dulu sama diri sendiri, seberapa siap untuk melepas masa lalu? Supaya saat jatuh cinta lagi nanti, kita memang benar-benar ikhlas untuk menerima orang yang baru di dalam hati.
Kalau selama memikirkan perasaan kita sendiri itu kita masih belum yakin mau ngelepasin masa lalu, bertindak tegaslah sama yang mendekati kita. Bilang kalau kita belum move on dan butuh waktu untuk sendiri dulu. Jangan dibiasakan untuk menarik-ulur orang karena setiap orang itu sama kayak kita, punya hati yang bisa ngerasain sakit. Kalau memang kita ngerasa belum waktunya untuk move on, nggak apa-apa kalau mau menutup dulu jalan untuk jatuh cinta, asal kita nggak menutup kesempatan bagi diri sendiri untuk mengenal orang lain.
Misalnya begini, ada seseorang yang mendekati kita, orangnya baik dan sopan. Tapi, kita belum bisa move on dan agak tertarik sama orang ini. Setelah dipikir-pikir, sepertinya kok "agak tertarik" kita tadi itu nggak cukup untuk numbuhin niat untuk pacaran sama dia. Maka, kita tegas bilang sama dia kalau kita belum bisa move on dan belum siap menerima hati yang baru tapi, kita nggak lantas menjauhinya untuk selamanya. Biarkan diri kita mengenalnya. Mungkin kita nggak terlalu tertarik sama orang ini karena kita belum benar-benar mengenalnya. Untuk proses mengenalnya, kita cukup layaknya orang-orang berteman yang punya batas sewajarnya. Kalau menganggap dia teman, ya jangan ngasih perhatian berlebihan. Boleh peduli, tapi kadarnya harus sama kayak kita peduli sama teman-teman yang lainnya.
Not to be confused with friendzone, ya. Friendzone itu adalah orang-orang yang ngakunya nggak bisa move on tapi, sebenarnya cuma takut kehilangan fans aja. Setiap ada orang yang mendekati dan nembak, selalu ditolak dengan alasan nggak mau pacaran dulu. Tapi, setiap hari ngasih perhatian layaknya seorang pacar. Sikap yang kayak gini yang bikin banyak orang jadi bingung.
Yang saya bicarakan tadi adalah kita bilang kita nggak mau pacaran, tapi, ya nggak chat sama dia terus setiap hari dan ngasih perhatian berlebihan kayak orang pacaran. Kita harus tegas. Kalau nggak mau pacaran ya jangan berlaku seolah kita pacarnya. Dan yang paling penting, saat dia nanti mendekati orang lain, kita nggak perlu uring-uringan apa lagi sampai nyindir dia di twitter dan lain-lain. Makanya, pada saat kita memikirkan seberapa tertarik kita sama dia, benar-benar jujur sama diri sendiri. Kalau memang nggak tertarik, ya jangan diperhatikan. Kalau memang tertarik, ya jangan sok jual mahal dengan menolaknya.
YOU ARE READING
About Moving On (Completed)
General Fictionjika ditanya apa bagian terbaik dari hubungan kita, aku akan menjawab: melepasmu.