Waktu terus berjalan dan tidak akan berhenti, membawa kesadaran bahwa malam hampir jatuh dalam liang kematian, dengan mentari yang siap memimpin orbit dan memamerkan cahaya dalam beberapa jam dari sekarang. Pukul tiga waktu itu, yang berarti hanya tersisa dua jam lagi sebelum permainan benar-benar berakhir, dan apabila Taeyong dan kawan-kawan belum menemukan target, entah apa yang bisa saja terjadi.
Jungwoo menjadi yang paling kalut dari semuanya, setelah Taeyong. Dengan beragam tekanan yang lelaki itu terima, mendesaknya berusaha lebih keras membantu para rekan untuk menemukan Donghyuck, yang entah tengah berada di mana. Ketakutan itu membuat ia tak bisa berpikir jernih; yang ada dalam otaknya hanyalah bagaimana cara menemukan Donghyuck dengan cepat dan melontarkan peluru panas dari senapan di tangannya ke arah tubuh lelaki itu, membuatnya tumbang. Mau tidak mau, Jungwoo harus membuat Donghyuck ditemukan, atau ia akan berakhir seperti Hendery dua tahun lalu. Jungwoo bergidik ketakutan apabila mengingatnya.
Berpikir bahwa stagnan di tempat semula tidak akan memberikan dampak apa-apa, terlebih setelah menembak Xiaojun yang ia salah sangka sebagai Donghyuck, Jungwoo yang merasa tak nyaman setelah Taeyong memarahinya pun memutuskan untuk menjauh dari tempat seharusnya ia berada (lantai satu dan dua). Ia pun menuntun kedua tungkai meninggalkan gedung dan bergerak ke halaman sekolah, hendak berpatroli di sana. Siapa yang tahu bahwa Donghyuck bisa saja membodohi semua orang dan tengah bersembunyi di halaman, siap melarikan diri menuju asrama dan meninggalkan mereka semua seperti orang bodoh di gedung itu. Jungwoo tidak boleh jadi lebih naif dari dirinya sebelumnya.
Mengusap hidung di bawah kegelapan malam yang dingin, Jungwoo mendapati bahwa ia sedang sendiri. Johnny beserta rekan yang lain, yang ditugaskan menjaga area luar, sedang berjaga di dekat gerbang dan jalan menuju asrama, memblokir segala jalur yang mungkin digunakan. Maka, Jungwoo memutuskan untuk diam di halaman depan gedung, duduk dalam kegelapan, menunggu pergerakan apa pun yang datang dari arah dalam gedung sekolah. Pergerakan cepat dan terburu-buru, dengan aura panik dan gelisah, ia tetapkan sebagai target utama. Ia pun menunggu.
Tak lama berselang, selayak Jungwoo mendapat berkahnya dengan cepat, apa yang ia tunggu-tunggu pun akhirnya terlihat. Dari dalam gedung, sesosok siluet tampak berlari. Terlihat bergerak dengan cepat, terburu-buru, bersama aura panik dan gelisah yang menguar dari tubuhnya. Seketika, Jungwoo bergerak bangkit dari tempatnya, mengambil posisi berdiri tegak dan dengan sikap tak ingin terkalahkan, ia menyeringai dan mengejar sosok itu.
Sosok dalam kegelapan itu berlari menuju jalan menuju asrama dan Jungwoo semakin yakin bahwa Donghyuck memang berniat membodohi semua orang dengan melarikan diri menuju asrama, mengelabui dan meninggalkan mereka untuk terus mencarinya sepanjang malam di sekitar gedung sekolah. Sungguh lelaki licik, pikir Jungwoo. Dengan mudahnya bocah itu membuat Jungwoo tertekan. Omelan Taeyong adalah hal terakhir yang ingin ia dengar dan hal itu membuat Jungwoo seketika mengangkat senapan di tangan, pun berhenti berlari demi mengarahkan moncong ke arah sosok yang terus bergerak di depannya. Dan tak lama, di tengah keheningan malam yang hanya diisi oleh suara napas terengahnya, jari dingin Jungwoo menekan pelatuk. Malam yang semula sunyi kini terisi suara ledakan dan jerit kesakitan.
*
"Seseorang tertembak!"
Seruan Sicheng membuat semua orang membelalak dan secepat mungkin bergerak meninggalkan posisi berjaga. Di lantai empat, Lucas pun mendengar suara tembakan dan jeritan yang menyusul, juga pemberitahuan berisik yang tersiar hampir ke seluruh lantai. Ia, yang saat itu tengah duduk di atas WC, menonton video Youtube mengenai tata cara menggunakan busur kuno yang diberikan sebagai senjatanya untuk perburuan malam itu, seketika mematikan ponsel dan berjalan keluar dari toilet hanya demi menemukan Taeyong yang menggerutu kesal, melihat Chenle dan Jisung yang berlari turun dari lantai lima.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Reary or Not [Bahasa]
Fiksi PenggemarTick tick tock Are you ready or not? Tick tick tock Listen to the clock Hasten off into the night Don't waste another heartbeat Don't you speak! Hide and seek! Let the countdown begin! 10, 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1 Ready or not, here I come....