[8 oktober 2019]
"Kumohon Winwin, tolong aku!"
"Aku sedang sibuk, Minghao."
"Ayolah, aku benar-benar tidak tahu harus meminta tolong pada siapa lagi selain padamu." Ucapnya. "Lagipula walaupun aku bisa meminta tolong kepada orang lain Meiyun mungkin tidak akan menyukai orang itu seperti ia menyukaimu. Kau tahu sendiri seberapa menyebalkannya anak itu terhadap orang-orang yang tidak disukainya."
Winwin menghela nafasnya saat melihat kearah temannya itu. "Rumah sakit sedang sibuk, Minghao."
"Jadi kalau aku mengalihkan semua pekerjaanmu hari ini ke Yiyang, apakah kau mau menemani Meiyun?"
"Kenapa bukan Yiyang saja yang menemani Meiyun?"
"Yiyang sedang bertengkar dengan Meiyun." Jelasnya. "Lagipula kau tidak mungkin mengambil alih tugas Yiyang karena anak itu memiliki jadwal operasi hari ini."
Winwin berdecak. Minghao benar, dia tidak mungkin mengambil alih operasi itu karena mereka berdua mengambil spesialis yang berbeda.
"Lagipula apa salahnya dengan menemani Meiyun ke festival olahraga di sekolahnya? Kau hanya perlu duduk dan menyetor wajah datarmu itu kearah anak itu dan dia akan sangat bahagia." Desak Minghao. "Lagipula bukan hanya kau yang akan datang kesana. Semua anak akan membawa keluarganya masing-masing."
"Uh.."
"Bukankah akan terlihat sangat menyedihkan jika tidak ada seorangpun yang datang untuk Meiyun? Orang tuanya sedang berada di luar negeri, sementara paman dan bibinya sibuk bekerja. Aku juga tidak mungkin menyuruh ibu dan ayahku untuk datang karena mereka tinggal di Haicheng dan butuh waktu sekitar 17 jam untuk sampai disini."
Winwin tampak berpikir sebentar. Disatu sisi ia tidak ingin pergi namun disisi lain ia juga tidak tega dengan keponakan dari temannya itu.
"Baiklah, aku akan pergi. Jam berapa acara-nya dimulai?" Putusnya setelah menimbang-nimbang.
Minghao tersenyum. "Jam 9!" Lelaki itu merogoh kantung celananya dan memberikan selembar kertas yang sebelumnya berada di kantungnya ke tangan Winwin. "Ambil ini. Kertas itu adalah tanda pengenalmu sebagai keluarga dari Meiyun."
Winwin mengangguk mengerti lalu memasukkan kertas itu ke dalam kantung hoodie-nya.
"Hey, Win."
Winwin mendongak menatap kearah Minghao yang memanggil namanya. "Ada apa?"
"Apa yang membuatmu tidak ingin datang ke acara festival olahraga-nya Meiyun?" Winwin baru saja akan membuka mulutnya saat Minghao dengan cepat menyela. "Dan jangan katakan padaku alasannya adalah karena kau sedang sibuk! Bullshit, aku tidak percaya sedikitpun dengan alasan itu."
Lelaki itu menghela nafasnya. Tidak ada gunanya berbohong kepada Minghao karena laki-laki itu tahu benar kapan saat ia berkata jujur dan kapan saat ia berkata bohong. "Aku hanya tidak memiliki kenangan yang baik tentang festival olahraga."
"Apakah ini tentang cinta monyetmu semasa sekolah? ataukah ini tentang musuhmu semasa sekolah?"
"Tidak keduanya."
"Ayolah, katakan saja padaku. Aku akan mendengarkan semua curahan hatimu dengan senang hati."
"Ck, kau berisik sekali. Lagipula bukankah sebentar lagi kau harus berangkat? Kau tidak mau Bambam kembali memarahimu kan?"
Minghao melirik kearah jam tangannya. "Ah, sial kau benar! Aku harus segera bersiap sebelum Bambam masuk kemari dan menyeretku keluar!"
"Oh ya, Winwin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
That Autumn - Winwin ✔️
FanfictionA Winwin's fanfiction. "Aku akan pergi saat musim gugur berakhir." Tentang Winwin dan penyesalan terbesar dihidupnya. Start: 05/10/19 Ended: 05/07/20 ©️Jeffhyun97 -2019-