Eine

1.3K 58 16
                                    

Jam weker yang berbunyi nyaring menjadi sambutan selamat pagi untuk wanita pucat yang baru saja ditendang dari atas tempat tidur. Membuatnya jatuh terduduk di samping tempat tidur sambil mengusap wajahnya sendiri.

"Sudah pagi lagi," gumamnya pelan. Ia beranjak, memulai harinya dengan membersihkan rumah. Bibirnya sesekali bersenandung pelan sembari mengepel lantai.

"Huweeee!!"

Suara tangisan mengagetkannya. Kepalanya menoleh kesana kemari, mencari sumber suara. Nyaris memekik ketika melihat sesosok makhluk mungil merangkak di depan pintu, tepat di depan lantai yang baru selesai ia pel.

"Hwan-ah!" kakinya bergerak cepat, mengangkat si mungil ke pelukannya.

"Huweeee," tangis si mungil masih berlanjut, membuat si wanita pucat buru-buru menaikkan rambut yang menutupi mata si mungil agar sosok kecil itu dapat melihatnya.

"Ssh...Hwan-ah," ia mengecup lembut pipi Hwan, "Ini Eomma."

Hwan mengerjap perlahan. Senyum terbit di wajahnya ketika ia akhirnya dapat mengenali wajah orang yang menggendongnya.

"Good morning, Hwanie~"

"...ma!"

"Eomma!" kaki wanita pucat itu ditubruk dari belakang untuk kemudian dipeluk erat, "Mat pagi!"

Yoongi, si wanita pucat, terkekeh. Ia berbalik, mengecup hidung mungil anaknya, "Pagi, Dohyonie~. Tumben sudah bangun. Dimana Hyung-Hyungmu hm?"

Dohyon memasang cengiran lebar. Jemarinya menunjuk dua anak laki-laki lain yang lebih besar darinya. Mengekor di belakang.

"Pagi, Hyunjin-ah, Beomgyu-ah. Bagaimana tidur kalian?"

Cup

"Baik, Eomma," Hyunjin tersenyum sampai matanya menyipit. Tangannya melingkar manja di pinggang sang Eomma disusul Beomgyu yang ikut melakukan hal yang sama.

Yoongi mengukir senyum lebar. Menciumi wajah anak-anaknya satu persatu dengan gemas.

"Siapa yang mau bangunkan Appa?"

"MAUUU!!"

Ketiga anak itu–ditambah Hwan di gendongan Yoongi–berebutan berlari menuju kamar orangtua mereka dimana sesosok pria bersurai ash grey masih terlelap dengan ramainya.

Kedamaian itu tak berlangsung lama karean detik berikutnya, tubuh pria itu ditimpa oleh empat beban. Sukses membuat si empunya tubuh membuka mata diiringi erangan.

"SIAP-" omelannya hilang entah kemana setelah melihat para tersangka yang menatapnya polos, "Oh, halo anak-anak."

"...pa!"

"Uwaah lucunyaaa!!" pria itu memekik heboh. Menarik Hwan ke pelukannya, memberikan kecupan bertubi-tubi di seluruh wajah anak yang usianya belum satu tahun itu.

"Appa, Hyon mau cium jugaaa!!" Dohyon merengek. Mendapat dukungan penuh dari Beomgyu dan si sulung, Hyunjin.

Yoongi yang awalnya diam mengamati tiba-tiba tersentak karena mengingat sesuatu.

Suaminya itu belum sikat gigi!

"Anak-anak!" ia meraih Hwan dan Dohyon ke gendongannya. Hyunjin dan Beomgtu secara otomatis menghampiri, "Kita makan dulu, yuk? Kalian bisa nonton Tayo sambil menunggu Eomma masak."

"Tayooo!!" Beomgyu berseru antusias, berlari terburu-buru menuju ruang keluarga.

"Hyunjin-ah, awasi Beomie. Ia ceroboh."

"Siap Eomma."

Setelah Hyunjin dan Beomgyu berlalu, Yoongi menoleh lagi ke arah suaminya, "Taehyung-ah."

WreckageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang