Valerin POV
“VAL! BANGUN! “ samar-samar terdengar suara wanita dari sampingku yang sedang menepuk-nepuk pipiku.
“Val, astaga! Ayok bangun, bentar lagi jam 9! Nanti flash sale nya keburu kelar loh”
Sontak mataku terbuka. FLASH SALE! 2 kata itu cukup untuk membuatku terjaga sepenuhnya. Momen ini adalah momen yang sangat kita tunggu-tunggu. Dengan tergopoh-gopoh kuambil hp ku yang sudah ku charge tadi sore untuk event ini.
“Tuh mata giliran denger sale langsung melek ya, dasar kismin!” ledek Rosita, roommate ku
“Cih, Lo juga nungguin” balasku ke Rosita.Kita berdua memang penggila diskon, kita pertama kali bertemu di salah satu toko yang sedang cuci gudang di mall dan memberi diskon 70% all item. Pertemuan kedua kita pada saat promosi suatu brand dengan cashback 60%. Pertemuan yang sangat tak terduga itu membuat kita berkenalan dan menjadi teman.
Berawal dari teman penggila diskon, hingga teman belajar, dan ternyata kita memiliki banyak kesamaan, umur kita pun sama, jadi pada saat ujian masuk perguruan tinggi, kita selalu belajar bersama, dia pun menjadi sahabatku. Kita masuk di universitas yang sama dengan jurusan yang sama, Ilmu Komunikasi.
Tadi siang aku dan Rosa mendapat info bahwa suatu di sebuah toko online sedang ada flash sale dalam kategori buku novel. Ah, kita juga memiliki hobi yang sama, membaca buku. Kita bukanlah nerd yang kalian pikirkan seperti menggunakan kacamata tebal ataupun cewek yang selalu nongkrongnya di perpus , no-no.
Kita hanyalah cewek yang suka berimajinasi, berkhayal mengenai hal-hal di dunia ini yang bisa kita lakukan, kepintaran yang kita mimpikan, ekspektasi akan sekolah dan pacar yang kita, dan hal-hal lain yang mungkin tidak mungkin terjadi lainnya.
"Val, lo pengen buku apa?" Tanya Rosa sambil tetap menatap layar hp nya.
"Hmm, apa aja yang paling murah gw taro cart dulu, baru gw pilih satu"
"Dasar wanita! Asal jangan udah masuk cart tapi lo ga bayar-bayar yah"
"Iya, iya, cepet tinggal 5 menit lagi"
Flash sale pun selesai dengan waktu 30 menit, walaupun waktu yang diberikan sangatlah singkat, tetapi terlihat bahwa banyak pembeli online lainnya yang juga menunggu flash sale tersebut, terlihat dari banyaknya barang yang langsung sold out dalam 15 menit pertama.
Aku membeli buku Sapiens karangan Yuvel Noah, dan Rosa membeli See Me karangan Nicholas Sparks. Rosa memang lebih tertarik dalam novel romance dari padaku. Bagiku lebih baik memperlajari sifat asli manusia daripada berharap pada imajinasi semata.
"Gila Val, kalo kita telat tadi buku gw udah keambil orang kali ya," kata Rosa sambil naik ke tempat tidurnya dan menatap langit langit yang telah kita hias dengan bintang-bintang glow in the dark."Bener banget! Logika nya dimana coba? Bikin flash sale tapi stocknya cuma 5 buku, terus sisanya harga normal. Dasar stategi merketing." Sahut ku dari tempat tidurku."
"Val, tapi kenapa Lo milih buku Sapiens sih? Lo mau jadi Psikolog atau apa?"
"Gw denger review nya bagus" jawabku datar.
"Huhh, alasan Lo sesimpel itu ternyata, padahal Gw kirain lo bakal bilang kalau lo pengen pindah ke Psikologi" Ledek Rosa sambil melirik ku dengan menginterogasi.
"Heh stress, kita aja masih maba, masa udah mau pindah jurusan" jawabku sambil memiringkan badan ku mengahadap Rosa.
"Siapa tau Lo pengen ngejar tetangga lo itu yang di Psiko" balasnya dengan menghadapku juga
"Revan?" Tanyaku.
"Emang ada yang lain?" Jawabnya sambil memutarkan bola matanya.
"Dia cuman tetangga Ros"
"Dan mantan." Sela nya cepat
Revano Attira, nama terngiang kembali di pikiranku. Tetangga ku dan cinta pertama ku. Aku malu sekali saat menceritakan bahwa Revan adalah cinta pertama ku kepada Rosa, bukan karena dia tidak ganteng, tapi justru karena dia ganteng lah jadinya Aku merasa malu. Aku tahu diri kok.
"Mantan crush" jawabku menggoreksi
Tidak. Aku tidak pernah pacaran dengannya, Aku adalah tipe perempuan yang mementingkan pertemanan daripada perasaan. Tetapi lama kelamaan perasaan itu pun pudar, tergantikan perasaan persahabatan yang murni. Percayalah.
"Ya apapun itu lah, lagian Lo dibilang pacar ngakunya sahabat, dibilang sahabat tapi tersinggung"
"Itu satu tahun yang lalu Ros, ayolah"
Jawabku sambil menutup muka malu.Aku pernah ngambek sama Rosa karena dia mengatakan bahwa Aku dan Revan hanyalah sahabat. Dan ternyata itu menyakitkan.
"Iya deh, bagus kalo gitu. Inget Val, rumput di FISIP lebih hijau daripada di Psiko" sahutnya menyemangatiku.
"Lo yang siremin tanamannya ato gimana?" Jawabku pura pura bodoh.
"Ah baka! Maksud gw tuh bukan litterally rumputnya Valerin. Tapi artinya tuh.. "
"Iya, iya ngerti kok, cowok cowoknya lebih ganteng di FISIP kan artinya" potongku.
"Nah itu tau! Tenang aja nanti tiap free class kita hunting cowok ya!" Serunya sambil menggenggamkan tangannya dengan semangat.
"Kampus tuh buat belajar, bukan tinder offline" jawabku tidak setuju.
"No, no, no, kampus itu kayak sungai, lo bisa aja dapet ikan mas, mungkin dapet ikan nila, yah tapi hati-hati dapet ikan cere juga sih "katanya dengan antusias,dan tertawa diakhirnya. Kita pun tertawa bersama karena lelucon ikan cere itu.
"Gw gatau kenapa lo harus sangkut-sangkutin cowok dengan rumput dan sungai, tapi Gw ngerti maksud Lo" jawabku di sela-sela tawa ku.
Mungkin benar kata orang, obat terbaik untuk melupakan sesorang adalah cari penggantinya. Dan mungkin sungai ini lah tempatnya, atau rumput FISIP, apapun itu lah.
.
.
.
.
.
.
FIRST CHAPTER !! WOHOOOThanks for reading guyss
Ps: Semangat banget nih, ide ide lagi bermunculan untuk chapter selanjutnya ! Doakan cepat update yaa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Game
RomanceKazaky Remandov Levio "I'm the soft boy" katanya dengan bangga. Awalnya ini hanya permainan baginya, setidaknya itu yang dia ketahui. Hingga Ia bertemu cewek pecinta Sherlock Holmes itu. Valerin Agusta Putri “Di dunia ini gaada yang seru dikit ya?”...