3. Sweet Pain

10.4K 1.2K 162
                                    

LoveUwithMax
.

.

.

.

.
HAPPY READING

--Sweet Pain--


"Maafkan aku, hyung. Aku membuatmu sulit." Jeno menatap nanar pada sang kakak. Ia bersama Doyoung sudah berada di kamarnya.

Doyoung sudah menceritakan semuanya pada Jeno. Awalnya ia menolak, namun Jeno memaksanya untuk memberitahu dari siapa ia mendapatkan pinjaman dan Doyoung mau tidak mau harus mengatakannya.

"Semua akan baik-baik saja, Jeno. Biar ini jadi urusan hyung. Kau tidak perlu memikirkannya." Doyoung mengusap lembut pelan pucuk kepala Jeno yang masih ditutupi perban.

"Tapi bagaimana jika orang itu menyakitimu? Dia pasti memiliki maksud tersendiri dibalik semua ini?" Jeno begitu khawatir jika orang itu melakukan sesuatu yang buruk pada kakaknya. Jeno merasa bersalah karna Doyoung melakukan ini demi menyelamatkannya.

Doyoung tersenyum lembut. "Kau baru sembuh, istirahat saja yang cukup. Hyung akan merasa senang jika usaha hyung tidak sia-sia. Agar hyung tidak khawatir saat tidak didekatmu. Kau tau kan jika hyung sangat menyayangimu?"

Jeno mengusap air matanya yang berlinang. "Aku juga sangat menyayangimu, hyung. Aku janji aku akan segera sembuh dan tidak terus membuat hyung khawatir." Jeno memeluk kakaknya itu erat menyalurkan rasa sayangnya.

"Jadi hyung akan tinggal bersamanya?" tanya Jeno saat mereka melepas pelukan.

"Hyung akan sering mengunjungimu. Tidak perlu khawatir." Doyoung masih memasang senyuman di wajahnya. "Yang penting, jaga dirimu baik-baik."

"Harusnya aku yang berkata begitu padamu, hyung. Maaf aku tidak bisa melakukan apa-apa."

Doyoung kembali menarik adiknya kedalam pelukan. Jeno menangis terisak dibahu Doyoung. Begitu pula Doyoung, ia juga tidak bisa menahan air matanya mengingat semua keadaan yang ada. Hanya saja Doyoung tidak ingin terlihat lemah dihadapan Jeno.

Hingga beberapa saat kemudian tidak terdengar lagi isakan dari Jeno, hanya ada dengkuran halus dan napas yang teratur.

Doyoung menjauhkan Jeno. Anak itu tertidur.

Dengan perlahan Doyoung membaringkan adiknya kembali, membenarkan selimut lalu mengusap bekas air mata di pipi Jeno.

"Permisi..!"

Dengan hanya mendengar suaranya Doyoung sudah tau jika itu Renjun. Ia keluar dari kamar Jeno untuk membukakan pintu.

"Ku dengar Jeno sudah pulang? Ini aku membawakan makanan." Renjun menunjukkan kantong di tangannya.

Doyoung baru akan protes kenapa Renjun susah-susah membawa makanan.

"Aku tidak membelinya. Tadi aku mampir ke tempat Winwin-ge, dia yang menitipkan ini untuk kita...eh, maksudku untuk Doyoung-hyung dan Jeno." Jelas Renjun. Ia menyerahkan bungkusan makanan tersebut pada Doyoung.

Doyoung tersenyum geli melihat remaja dihadapannya ini. "Masuklah, Jeno sedang tidur."

Mereka berdua memasuki rumah Doyoung. "Kau sudah makan?"

SWEET PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang