𝟎; 𝐁𝐞𝐠𝐢𝐧

303 48 9
                                    

Bali, Indonesia.

Teriknya mentari begitu menyengat siang ini, hamparan ombak yang saling berdebur diluasnya samudera. Siulan angin menyapu surai setiap manusia, tapi tenang. Melainkan angin polusi, Bali menyuguhkan udara sejuk.

Banyaknya pepohonan kelapa menghiasi pinggir pantai, pula buahnya yang disantap langsung oleh kebanyakan turis maupun penduduk asli. Indah, tenang dan menyenangkan.

Seperti biasanya, setelan Ia hari ini sama seperti hari-hari sebelumnya. Memakai kaos oblong tanpa lengan dipadu celana sebatas paha dengan pelampung berwarna oren terang yang melekat dibadan. Ciri-ciri petugas penyelamat pengunjung yang tenggelam.

Rupanya Ia keturunan Indonesia-Korea. Hidung mancung, kedua mata yang tidak terlalu sipit, gigi kelincinya dan senyuman semanis greentea.

Jungkook Jeon, "Hoi! Melamun aja lo!" teriak Namjoon, selaku pemilik bar disebelah pantai juga sekaligus teman lama Jungkook.

"Ck, ganggu anjing." gumamnya sambil pukul kepalan tangan keatas lengan milik teman lamanya.

Namjoon terkekeh kecil, matanya yang sipit semakin menyipit serius memperhatikan satu persatu turis yang lewat didepan mata. Biasa, kalau dipantai pasti panen wanita bikini. "Kenapa lo, tumben lesu?" tanpa mengalihkan perhatian, si pemilik nama asli Namjoon Chris ini lontarin pertanyaan ke sebelahnya. 

Jungkook jawab dengan gelengan sekilas, tangannya sibuk mengukir-ngukir asbtrak diatas pasir pantai yang lembut. "Emang gue keliatan banyak pikiran ya Joon?" sehabis ngomong, si Jeon ini menghela nafas berat. Kepalanya dongak keatas perhatiin langit birunya Bali.

Lengan Namjoon sampirin diatas bahu Jungkook, rangkul erat temannya sambil kasih senyuman terbaik ditambah kedua lesung pipit manisnya. "Gunanya punya temen tuh buat berbagi Kook, bukannya dianggap pajangan doang."

Lagi-lagi suara helaan nafas yang terdengar. Kedua alis milik si lelaki bergigi kelinci itu mengkerut tajam, "Kemaren banyak orang suruhan bokap lagi yang maksa gue buat balik ke Korea." lirih Jungkook, sandarin kepala diatas lengan Namjoon. "Jelas gue tolak, gue udah betah disini Joon. Inituh rumah gue yang sebenernya. Gak butuh lagi yang namanya bokap atau apalah itu." jeda, "Lagi pula gue udah bisa nyari duit sendiri."

Namjoon mendengar dengan seksama, surai lembut keduanya membelah diterpa angin. Jungkook memiliki rambut hitam lebat yang panjang sebatas rahang, sedangkan teman lamanya itu berwarna coklat terang dengan model curly.

Sudah dua tahun lamanya Jungkook menetap di Bali, menyewa apartemen sederhana tidak jauh dari pantai tempat Ia bekerja. Melarikan diri dari aturan yang Ayahnya buat. Ia tidak suka kehidupan di Korea, karena membuatnya harus terus sempurna dan bukan menjadi dirinya sendiri. Maka dari itu Ia memilih menjauh dari Ayahnya dan hidup tenang walaupun seadanya.

Namun karena Ia merupakan anak tunggal, Ayahnya terus mencarinya untuk melanjutkan ahli waris bisnis jatuh kepadanya. Jungkook jelas menolak, itu sama sekali bukan jalan hidupnya.

"Kalau lo terus lari begini gak bakal selesai Kook. Coba balik dulu ke bokap lo, omongin baik-baik." saran Namjoon, tepuk pelan puncak kepala Jungkook.

"Percuma, bokap gue mah gak bisa diajak baik-baik orangnya Joon."

"Yaudah, lo ajak tanding aja diatas ring. Kalau lo menang lo bebas pergi. Kalau bokap lo yang menang ya lo harus menang." kata Namjoon setelahnya meringis kesakitan, kena pukulan dibelakang kepala.

Jungkook mendengus, "Gak guna lo bangsat! Tadi aja bilang suruh gue keluarin unek-unek gue. Lo ngasih saran malah ngaco goblok!"

Lalu keduanya tertawa bersama, meratapi nasib mereka yang gila.

▪︎▪︎▪︎

Bucket hat hitam, bertelanjang dada, dan ripped jeans sebatas lutut lengkapi penampilan si pemuda itu. Parkir sembarang motor vespanya dibawah pohon kelapa. Bibir berpiercing itu sibuk menghisap benda nikotin yang menyala.

Sebelah lengan masuk kedalam saku celana. Berjalan santai diatas pasir sesekali mengernyit tatkala wanita menoleh padanya dan memberi tatapan nakal.

Bodoh, mana tertarik dia dengan buah dada besar. Apalagi dengan wanita-wanita kurang belaian, ck kasihan.

Langkahnya terhenti disebuah kursi kayu panjang yang warnanya sudah pudar. Merebahkan diri disana sembari menikmati rokoknya dan semilir angin. Kedua mata tajamnya menutup erat, belum lama hingga ada sesuatu yang menyentuh lengan kanannya.

Ia reflek membuka mata, mendapati seseorang yang sedang memperhatikannya dengan rambut lembut yang panjang sebatas rahang. Membuat bayangan gelapnya menutupi Ia dari teriknya mentari. "Apa?" tanya Taehyung. Yap, lelaki perokok itu bernama Taehyung Lennon. Dulu sekali saat Ia baru saja lahir, Ayahnya sangat menyukai band terkenal pada masa itu; The Beatles. Dan salah satu pendirinya memiliki nama belakang Lennon.

"Itu motor vespa lo yang parkir disana?" tunjuk seseorang itu yang tak lain adalah Jungkook.

Taehyung mengikuti arah telunjuk orang itu, melihat motor vespa matic kuning terangnya yang baik-baik saja seperti pertama kali Ia parkirkan disana. "Kenapa?"

"Lo gak boleh parkir disana. Itu khusus orang jalan. Gak liat apa ada tulisan dilarang parkir disini?" tunjuk Jungkook lagi kearah batang pohon kelapa sebelah motor Taehyung yang terdapat satu buah palang bertuliskan 'Dilarang Parkir Disini.'

Ia bangun dari kursi kayu pudar itu, membuka bucket hat hitamnya dan menyugar rambut mullet gondrongnya kebelakang. "Sorry, gue gak liat. Kalau gitu gue pindah parkir dulu." baru selangkah Ia balik badan, pundaknya dicekal. Mau tak mau Ia menghadap orang itu lagi, "Apaan lagi?"

Jungkook menunjuk lagi, kearah kursi yang sebelumnya Taehyung tempati tadi. Telunjuknya tepat mengarah kearah rokok yang masih nyala diatas kursi itu. "Jangan buang batang rokok sembarangan. Tuh ada tulisannya." kemudian telunjuknya berubah arah mengarah ke palang berdiri disebelah kursi yang bertuliskan 'Dilarang Buang Sampah Rokok Sembarangan.'

Taehyung mendecak kesal, "Astaga ribet amat sih anjing." lantas tangannya mengambil rokok itu kemudian membuangnya kedalam tong sampah terdekat. Jungkook yang melihat Taehyung emosi hanya mengernyit keheranan. Dia yang salah dia yang marah-marah. Aneh.

"Imut sih sayangnya cerewet." gumam Taehyung setelahnya beranjak menjauh dari tempat tadi menuju kearah motornya. Si Jeon yang tidak mendengar terlalu jelas gumaman Taehyung reflek berteriak, "Lo ngomong apa barusan hah?!"

Taehyung menolehkan kepalanya, lalu menepuk dua bokongnya meledek kearah Jungkook.

Membuat si petugas penyelamat yang tampan imut itu mendecih kesal. "Anjing lo!"


























tbc.



vote and comment juseyo!😛



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lennon [tk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang