Aku Benci Mereka

12 3 3
                                    

Namaku Aruna Putri yang berarti Putri Fajar... Tebakan kalian benar aku lahir saat fajar selain itu orang tua ku berharap aku akan seperti fajar yang membawa ketenangan dan harapan.

.................................................................

Aruna POV

Entah mengapa aku selalu terbangun saat fajar sedikit lucu sebenarnya seolah tuhan sangat ingin aku melihat kembaran ku dilangit sana. Fajar ini aku bangun dengan perasaan kesal, karena saat aku melihat ke meja belajarku ada sesosok perempuan dengan pakaian penuh darah sedang menangis disana.

"Tuhan jangan buat aku membencimu karena makhluk mu ini" Ucapku dalam hati sambil menghela nafas. Aku memaksakan diriku untuk duduk diranjang ku dan melihat kearah nya.

"Apa yang kamu mau dariku? Tidak bisakah membiarkan ku merasakan damai saat membuka mata" Ucapku sambil menahan kekesalan yang rasanya mulai meluap ini.

"Sakitt...... Hiks... Tolong aku" Ucapnya sambil menangis menahan rasa sakit. Aku sedikit merasa kasihan sebenarnya, tetapi tidak ada juga yang bisa kulakukan untuk membantu nya mengurangi rasa sakit nya.

"Jika kamu ingin rasa sakitnya hilang maka ikhlas kan kematian mu yang membuat mu sakit adalah kamu belum menerima nya. Cukup ikhlaskan dan kamu akan pergi kembali ke tuhanmu" Saranku sambil menatapnya. Dia membalas tatapanku dengan sedih aku tahu dia tidak menerima kematian nya tapi itu sudah takdir nya.

"Aku dibunuh... Tolong temukan pembunuhnya" Mohonnya sambil melihatku seolah aku satu-satunya penyelamat nya. Aku tersenyum nanar dan menggeleng kan kepalaku.

"Aku tidak bisa maaf.... Silahkan pergi dari sini jika kamu sudah merasa puas disini" Ucapku sambil berjalan kearah balkon kamarku dan duduk di bangku yang ada disana. Aku masih bisa mendengar suara nya yang menangisi kematiannya dan perlahan-lahan suara itu menghilang dan menyisakan keheningan yang menyedihkan dikamar ku.

Ku tatap langit yang menampakan fajar, hari ini tampak mendung dan muram seolah tahu bagaimana isi hatiku. Matahari yang biasanya bersinar menyambut para petualang mimpi kini memilih bersembunyi dibalik awan-awan tebal. Ku tarik nafas panjang seolah aku tidak dapat bernafas lagi dan ku hembuskan perlahan-lahan berulang kali. Udara dingin perkotaan Bandung yang terasa menusuk kulit tidak membuatku beranjak masuk ke kamar.

"Aku tidak bisa membantumu bukan karena aku tidak ingin tetapi aku tidak bisa... Aku tidak bisa kembali lagi ke masa itu dan menyakiti diriku sendiri... Maaf aku sangat egois kamu bisa membenci ku. Itu mengapa aku membenci kamu dan mereka yang menganggap ku penolongmu walau sebenarnya aku tidak dapat melakukan apapun untukmu" Gumamku lirih berharap perempuan itu masih disini dan mendengarkan alasanku.

Kulirik jam dinding yang menunjukkan angka 06.00 aku pun beranjak dari dudukku dan memulai aktifitas sebagai pelajar dari sekolah paling diminati di kota Bandung

TBC

Wkwkwk pasti aneh banget yah gak pernah aku buat cerita yang harus bener bener beda sama gaya cerita ku tapi seru sih aku nganggap kayak tantangan untukku pribadi😁😁

Wkwkwk

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Friend Is GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang