Part 3 : Mungkin, Pertama Kalinya

615 18 1
                                    

Hari ini hari Jumat, kebetulan ini adalah tanggal merah. Tidak tau tanggal merah untuk memperingatkan apa, yang penting libur. Seneng banget kalo libur hari jumat, besoknya langsung sabtu deh.

Gua sama Shane sudah ada janji, ingin ketemuan di salah satu cafe. Namanya King Café. Tak penting sih namanya apa, cafe itu dekat dengan rumahku. Cukup jalan saja, juga bisa. Sebenernya aku paling malas jalan, karena kemana-mana selalu diantarin, berhubung orang tua lagi berlibur, terpaksa harus jalan.

Aku bersiap-siap. Aku hanya pakai jeans selutut, kaos putih polos, dan sendal. Aku bukan orang yang fashionista. Jadi "masa bodoh". Aku jalan menuju cafe tersebut, kira-kira 15 menit kemudian aku sampai ke tempat itu. Sudah terlihat dari pintu cafe tersebut, ada cewek muda menjepitkan poni ke atas, berkacamata, sedang duduk di meja dekat kasir. Ya itu si Shane anak gila.

"Hey Shane! Sudah lama? Sorry ya, jadwal gua padat. Jadi rada telat gitu dah." Roshane hanya memberikan senyuman tak ikhlas. "Gua juga baru dateng kok Clair. Oh iya, gua ajak lu kesini gara-gara gua bete di rumah. Ortu gua pada pergi semua. Jadi, ya gua gak tau mau ngapain." Cetus Shane. "Mendingan lu nginep di rumah gua aja. Ortu gua juga lagi pada pergi, 3 minggu lagi. Ohmy." Shane langsung terlihat ceria dan mengangguk-angguk. "Jadi lu mau makan apa, Clair? Gua yang traktir dah." Kemudian akupun memesan Burger dan Milo. Ini adalah menu yang aku pesan setiap kali aku pergi ke sini. Shane hanya memesan orange juice. Setelah itu burger ku datang. Aku pun memakannya. Shane hanya memainkan game handphone nya, sesekali berteriak karena ia kalah. Ntah, permainan apa yang ia mainkan

Tiba-tiba ketika aku menoleh, di meja sebelah ada cowok itu lagi, cowok yang ganteng memiliki tampang badboy. Astaga, dia itu kayak hantu. Kenapa dia selalu berada di mana saja. Kemudian, ia juga menoleh kepadaku. Dia melemparkan senyuman. Aku hanya bengong, tetapi kenapa tiba-tiba perut terasa seperti digelitik dan tiba-tiba aku keringet dingin. Aku langsung berusaha mengalihkan muka ku darinya, daripada aku melongo seperti orang gila karena melihat senyumannya. "Hey!" Tegur Shane. "Liat tuh saus yang di burger tumpah ke baju mu. Kenapa bengong sih ha? Liatin apa?" Roshane tengok sana sini, kebingungan kenapa aku tercengang. "Ah, ga-gak apa-apa k-kok. Aku tadi lagi memikirkan ada tugas apa hari ini." Aku mencari alasan yang logis. Kemudian, aku menghabiskan burger ku. "Yuk kita pulang, shane."

Selama perjalanan ke rumah, aku memikirkan cowo itu. Pikiranku selalu teringat wajahnya, berusaha tidak memikirkannya. Sesekali aku menepok kepalaku. "Kamu kenapa sih, Clair? Aneh banget? Sejak tadi kamu di cafe. Lagi mikirin orang ya? Oh jangan-jangan lagi suka sama cowok. Katanya sih ya, kalo orang mikirin orang lain terus-terusan itu, berarti dia suka." Shane memberikan pertanyaan bertubi-tubi dan melanjutkan pesan yang sedikit aneh bagiku. "Kenapa Shane bisa langsungberpikiran begitu ya, jangan-jangan dia bisa baca pikiran orang lagi." Aku berbicara sendiri dalam hati. Tapi aku mengabaikan kata-kata Shane yang tadi.

Sesampai di rumah, aku langsung menyuruh Shane pergi ke kamar dan aku mengambilkan makanan ringan. "Shane, lu kalau mau mandi, mandi aja." Ukuran baju aku dan Shane mungkin sama, hanya saja ukuran dia lebih kecil. "Okedeh, Clair. Gua pake baju lu dulu ya!" Roshane pun ke kamar mandi. Aku masih kepikiran sama senyuman cowok itu. Dalam pikiranku, "Habis si shane mandi, gua harus nyeritain semuanya." Aku pun tiduran duku menenangkan pikiran, berusaha supaya tidak memikirkan cowok itu.

"Udah selesai lu, shane? Gua mau cerita dong, sini deh buruan." Tampangku seperti anak kecil minta makan. "Cerita apa, Clair?" Kata Roshane sambil mengusap rambutnya yang masih basah dengan handuk. "Jadi gini, ceritanya panjang sih. Tapi gua singkatin aja, gua pernah ketemu sama cowo SMA sekolah kita, nah dia itu anaknya lumayan ganteng tapi tampangnya badboy gitu. Gapenting sih, terus pas tadi di cafe, gua liat dia. Dia senyum ke gua. Dan tiba-tiba gua jadi diem gitu kayak dihipnotis. Oke ini lebay. Tapi seriusan deh, apa jangan-jangan..." Roshane langsung menjawab "Yap! Lo suka sama dia! Apa gua bilang tadi kan. Oh jadi yang bimin lu gasadar saos udah jatuh ke baju lu itu dia. Emang dia namanya siapa?" Aku jawab, "nah itu dia, gua gatau namanya siapa." Roshane cuma menggeleng sekali, menghela nafas, dan menatap ku. "Yaudah, Clair. Hari senin kita ketemu aja sama itu cowo, gimana?" Aku hanya mengangguk. Tidak apa-apalah ini caranya juga supaya aku bisa tau nama dia dan nomor telepon nya. Hahaha.

9 TEENSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang