TUJUH

683 72 4
                                    

Dua hari sejak pertemuan di mini market Bia belum bertemu Mas Ganteng lagi. Diam-diam Bia kangen ingin bertemu sosok yang dikaguminya saat ini. Tapi gimana bisa ya sampai ada rasa kangen. Boro-boro ngobrol, kenal juga kagak!

Bia tengkurap di kasur busa dalam kamar kosnya, wajahnya cemberut, kedua tangannya menopang dagu. Tatapan Bia tertuju pada layar ponsel yang menunjukkan sebuah gambar cokelat berpita merah. Bia meratapi bagaimana nasib cokelat yang pernah ia kirimkan untuk Mas Ganteng.

"Langit cerah gini kok wajahmu mendung, Bi." Bia mendesah berat tak menjawab pertanyaan Anggun.

"Kayaknya nggak ada peluang deh, Nggun."

"Lah, kok?"

"Habisnya gini-gini aja progresnya."

Anggun menepuk-nepuk punggung Bia, " Sabar, semua akan baper pada waktunya, Bi."

"Anjay.."

"Mungkin kamu harus ubah strategi," ucap Anggun serius.

"Kamu ada ide?"

"Ehm, mending kita bahas entaran pas ada Elita deh. Dia kan otaknya encer jadi banyak idenya."

Hari itu kebetulan weekend dan Elita sedang pulang ke kampung halamannya di Salatiga. Elita dan Bia adalah teman satu kos, sedang Anggun yang berbeda. Tapi karena kosan Bia sedang sepi, Bia meminta Anggun untuk menginap di kos karena minggu ini Bia terpaksa menunda pulang ke kampung halamannya di Sleman karena adanya tugas kelompok.

"Huff," Bia mendecak sebal lalu merebahkan tubuhnya.

"Ehm, Bi aku mau jalan bentar ya. Paling sorean dah balik lagi."

"Mau kemane?"

"Jalan."

"Sama?"

"Ehm.."

"Candra!"

Dari posisinya berbaring Bia terus mengamati Anggun yang sedari tadi memoles wajah dengan riasan di depan kaca. Penasaran Bia beranjak dan berjalan mendekati temannya itu.

"Wangi amat, Buk!"

"Ya dong."

"Nggun, kamu jalan kemenong sih?

"Jalan-jalan, makan, paling banter ya ngemall."

Bia cengar-cengir dan dengan polosnya merengek pada Anggun untuk ikut pergi bersamanya.

"BIG NO!"

"Janji deh nggak bakal ganggu kok."

"BIA!!"

"Ehm, aku ntar pakai earphone deh biar nggak denger apa yang kalian obrolin. Kalau perlu kita makannya di meja yang beda. Ya..ya..ya please?"

"Ebuset ni bocah."

"Tega kamu Nggun, masak aku sendirian di kos," ucap Bia memelas. Anggun menatap Bia gemas dan mendecak kesal.

"Yaudah buruan deh siap-siap."

"Beneran? Beneran, Nggun?"

"Ailafyu Anggun."

*****

Anggun terpaksa merubah acara dating yang sudah ia rencakan dan semua ini karena Bia. Setelah menempuh jarak dengan taksi online mereka tiba di sebuah mall, tempat Anggun dan Candra janjian. Mereka adalah sepasang kekasih, keduanya sudah berpacaran sejak SMA. Kebetulan keduanya sama-sama diterima kuliah di kampus yang sama meski beda jurusan.

"Bi, kamu yakin nggak pa-pa sendirian."

"Huum, pokoknya begitu filmnya slese kamu kabar-kabar yah biar aku samperin."

Anggun dan Candra memang sudah janjian untuk nonton film hari ini, karena terlanjur membeli dua tiket terpaksa Bia tak bisa mengekor Anggun kali ini. Oke baiklah, selamat bermalam mingguan sambil menikmati pemandangan yang membuat baper Bia.

"Aku di depan Gelael." Ucap Anggun pada seseorang dari balik layar ponselnya, pasti itu Candra.

Dari arah berlawanan kurang lebih berjarak 5 meter terlihat Candra berjalan menghampiri. Bia menyenggol lengan Anggun.

"Tuh pangeranmu datang," kata Bia.

Anggun dengan wajah berseri-seri menyambut kedatangan sang pacar, sedang Bia pandangannya tertuju pada seseorang yang berjalan di samping Candra. Bia merasa tidak ading dengan wajahnya, ia mencoba mengingat-ingat.

Dan akhirnya jarak mereka hanya beberapa centi, tatapan Bia membulat dan ia tertangkap basah sedang melabuhkan tatapan pada sosok yang berdiri di depannya.

"Halo," sapa Candra ramah.

"Ini?" Anggun menunjuk seseorang yang berdiri di samping Candra.

"Oh iya kenalin temenku satu kampus. Bro, kenalin nih." Usai menjabat tangan Anggun, kini tiba giliran Bia.

"Sabia."

"Baskara."

Bia tersenyum merekah, ia mendongakkan kepalanya menatap Baskara yang berdiri di hadapannya. Tapi kenapa rasanya jantung Bia berdetak lebih cepat ya.

Baskara mengerjapkan kedua bola matanya dengan wajah datar dan sedikit bingung. Siapa gadis di hadapannya ini? Baskara merasa seperti pernah bertemu dengan Bia tapi di mana? Ia mencoba mengingat.

******************************************************************************

Huraiii, part 7 dears....

Terima kasih pembaca setia #Bucinkastatertinggi.

Menurut kalian gimana nih kelanjutan part selanjutnya, mungkin nggak ya Bia bisa move on dari Mas Ganteng??

Tunggu kelanjutannya ya...

Bucin Kasta TertinggiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang