HOWLER

1.6K 203 49
                                    

PAIRING : Claude X Hinata

GENRE : Comfort/Hurt, Angst

RATED : M

DISCLAIMER : All characters not mine

WARNING (s) : AU, TYPO, OOC may be, EYD, and many others

Hinata 23 tahun

Claude 30 tahun

Diana 25 tahun

SUMMARY :

Sebuah kesalahan besar yang berujung pada penyesalan.

.

.

.

.

HARGAI DAN DUKUNG KARYA AUTHOR DENGAN MEMBERI VOTE DAN KOMEN!

JANGAN CUMA JADI SILENT READER!

TEKAN BINTANG ITU GAK SUSAH KAN....

.

.

.

.

.

.

.

.

HOWLER

By Mell Hinaga Kuran

x x x

Kepala Hinata tertunduk. Tak berani untuk menatap pria berambut pirang yang kini tengah duduk di kursi kebesarannya dalam kondisi badmood. Ekspresi wajahnya masih saja datar tak terbaca. Namun sorot matanya jelas menunjukkan percikan amarah.

Manik sapir pria itu berkilat dingin melebihi es. Fokus menatap Hinata seolah wanita itu adalah mangsa empuk yang siap dilenyapkan dalam sekejap mata.

Selembar kertas yang sejak tadi ia genggam kini sudah tak berbentuk lagi. Teremas kuat hingga menjadi bulatan kusut yang tiada artinya. Sejenak ia memijit pelipisnya yang berdenyut kemudian berkata dengan nada suara datar, "Gugurkan!"

Satu kata yang terlontar mampu membuat seluruh saraf tubuh Hinata menegang dan lumpuh seketika. Kedua matanya membola diiringi tetesan kristal bening yang membasahi pipi. Ia sungguh tak menyangka bahwa pria itu akan berucap demikian. Kejam dan tak berperasaan. Padahal cabang bayi yang ada di dalam perutnya adalah benih yang ditanamkan pria itu.

Meskipun mereka 'melakukannya' dalam situasi dan kondisi yang salah. Namun tetap saja pria itu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, karena bagaimanapun juga cabang bayi yang kini ada di dalam perut Hinata adalah anaknya.

Andai saja waktu bisa diulang kembali. Hinata akan memilih pulang ke rumah tanpa mengikuti pesta yang diadakan perusahaan tempatnya bekerja. Andai saja waktu bisa diulang kembali. Seharusnya Hinata tak mudah tergoda oleh bujukan teman-temannya yang meminta untuk meminum minuman beralkohol, padahal ia adalah orang yang tak terbiasa minum. Namun bodohnya ia tetap melakukannya hingga mabuk berat dan berakhir di tempat asing dengan kondisi yang sangat mengejutkan.

Seluruh pakaian Hinata tercecer tak beraturan diatas lantai. Bercak merah kebiruan tercetak jelas memenuhi beberapa bagian tubuh polosnya yang tertutupi selembar selimut. Ketika bergerak, bagian bawah tubuhnya merasakan sakit dan ngilu secara bersamaan. Bahkan ia bisa menangkap sebercak darah diatas seprai.

Sebuah pemikiran pun muncul di dalam kepala Hinata.

Ia telah kehilangan kegadisannya.

Teriakkan dan tangisan histeris memenuhi kamar yang entah milik siapa. Ia tak peduli jika orang menganggapnya gila. Kenyataan yang baru disadarinya terlalu mengejutkan dan mengguncang mental. Ia bahkan tak menyadari kedatangan seseorang yang telah berdiri di dekatnya. Menatapnya datar namun tersirat rasa bersalah yang begitu besar. Hingga suara sosok tersebut memanggil namanya, menarik atensi wanita itu agar beralih padanya.

HOWLERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang