Sejak aku masih dibangku sekolah dasar dan mempunyai adik perempuan satu, selang beberapa tahun ibu mengandung kembali, aku menjadi anak lelaki seorang diri, semuanya baik baik saja sebelum kedatangan seorang adik kembali. Kini, semuanya berbeda aku selalu saja tidak dianggap oleh keluarga ini, bapak dan ibu selalu membanggakan mereka, iya mereka adik adikku yang masih manja.
Sejak dulu, aku tidak pernah merasakan kasih sayang yang utuh, semuanya sibuk dengan pekerjaannya masing masing dan bahagia bersama kedua adikku.
Aku tersisihkan, aku terabaikan.Aku ini
Anak kandung?
Atau
Anak tiri?
Entah, aku tidak tau, aku frustasi, aku mencari hiburanku sendiri dengan menjadi apa yang aku mau yang mampu membuatku bahagia meski menyakiti oranglain, tapi setidaknya itu membuatku bahagia.
"Horeee...hari ini wekeend, kita akan pergi kemana paak?" tanya tiara adik bungsu ku
"Maunya kemana?" balas bapak dengan semangat
"Kita pergi ke wisata saja pak" tanggap chika adik ku yang pertama
"Baiklah" balas bapak disertai senyuman yang riang
"Iya benar, disana pasti seru" cletusku menangapinya
Semuanya diam, tidak ada raut kebahagian diwajah mereka atas jawabanku.
"kamu dirumah saja, jaga rumah jangan kemana mana" Balas ibu menangapi dengan nada ketus
Aku hanya terdiam, hatiku menangis begitu saja, tak kusangka akan jawaban mereka bapak yang kembali sibuk dengan handphonenya dan ibu yang dengan antusias menangapi ocehan sang adik adik.
Ah, aku ini siapa? Hanya sampah yang hadir ditengah tengah mereka. Mungkin mereka tidak menginginkan kehadiranku, menyedihkan memang nasibku, malang sekali.
~~~~~~~~~
Keesokan harinya=
Semuanya bersiap siap untuk melakukan rencana wekend kemarin sore, aku hanya terdiam dikamar memainkan benda pipih berwarna putih dengan aplikasi gamers, ya setidaknya itu yang menghilangkan rasa sesakku, hingga aku tidak mendengar suara apa apa didalam kamar, ku coba keluar perlahan membuka pintu ku menengok ke kanan dan ke kiri •nihil• tidak ada orang sama sekali semuanya sudah pergi tanpa berbasa basi terlebih dahulu kepadaku, tanpa meninggalkan makanan dimeja makan, jajan diruang tamu atau selembar uang untukku membeli makanan, aku menangis dalam diamku memikirkan bagaimana nasibku? Bagaimana jika didalam perut menangis meminta makanan? Mempunyai sosok orangtua tapi seperti hidup sendiri. Disaat usia masih anak anak hidupku sudah berantakan sejak kehadiran seorang adik adikku,
Apa mereka malu mempunyaiku?
Apa mereka malu karena aku tidak sempurna seperti adik adikku?Apa iya jawaban mereka?
******
Kaki melangkah kembali ke kamar, merebahkan badan, menenggelamkan wajah ke bantal berharap bisa pergi ke alam mimpi hingga 5menit berlalu tak kunjung jua raga ini hanyut.
Arrrrrghhhh! Aku mengambil posisi duduk dengan bersender ranjang kasur, mengacak ngacak rambut yang tidak bersalah, ku lirik jam dinding menunjukkan pukul 13.00 waktunya makan, tapi nihil! Tidak ada makanan sama sekali, cacing cacing diperut sudah demo, menurunkan kaki kelantai melangkahkan kaki ke dapur sekedar mengambil air putih agar cacing cacing diperut sedikit terisi.
Setelah selesai, membawa kaki ini menuju kamar,, berusaha menenggelamkan jiwa ke alam mimpi, lontaran kalimat dzikir,sholawat, surah surah pendek ku alunkan pelan pelan agar jiwa ini hanyut ke alam mimpi,tak membutuhkan waktu lama 20 menit jiwa ini sudah hanyut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Ini Anak Siapa?
Short StorySeorang anak yang tidak mendapat sebuah kasih sayang.