12

3.2K 319 44
                                    

Tok Tok

Ketukan pintu kamarnya sama sekali tak membuat Rose beranjak dari duduknya saat ini. Hanya mengalihkan pandangannya ketika kini pintu kamarnya terbuka, menampakkan sosok sang Ibu di sana yang tersenyum padanya.

Tak membalas senyuman itu, Rose memilih untuk kembali pada riasannya. Bahkan sama sekali tak mempedulikan Ibunya yang kini berjalan mendekat padanya, memegang kedua bahunya dengan lembut.

"Hey, ada apa dengan wajahmu itu? Ini hari bahagia, harus disertai dengan senyumnya." Ujar Ibunya, sembari menarik kedua ujung bibir putrinya saat itu agar tersenyum.

Rose menghela napasnya, sembari menepis dengan perlahan kedua tangan Ibunya dan berbalik untuk menatap padanya. "Ini memang hari bahagia. Tapi bukan untukku."

"Rose--"

"Eomma, aku serius dengan ucapanku saat ini. Aku tidak mau untuk dijodohkan dengan Jungkook. Bahkan untuk menikah dengannya."

"Tapi kau saat itu baik-baik saja. Kenapa baru sekarang kau menolaknya?"

"Itu sebelum aku mengetahui bagaimana seorang Jungkook. Tapi sekarang? Eomma ingin putri eomma jatuh dan tinggal bersama dengan seorang pria brengsek?"

"Rose, jaga ucapanmu!!"

"Tapi itu memang kenyataannya. Eomma harus tahu itu."

Ibunya menghela napas saat itu, menghadapkan kembali Rose untuk menatap pada cermin di hadapannya.

"Kau tak akan bisa lari kemanapun, sayang. Tidak untuk saat ini. Jadi yang harus kau lakukan adalah mengikuti semua ini."

"Eomma--"

"Atau kau mau kita hidup di jalanan nanti? Kau mau membuat ayah dan ibumu ini bekerja serabutan? Kehilangan seluruh yang telah kita punya dan jatuh miskin?"

Rose sedikit tersentak di sana ketika Ibunya meninggikan suaranya. Membuat sang Ibu yang menatap pada wajah terkejut Rose saat itu menghela napasnya. Pegangannya pada bahu Rose yang mengerat sebelumnya telah ia lemaskan. Berusaha untuk menetralkan dirinya.

"A-Apa maksud ucapan, eomma?"

Lagi, wanita itu menghela napasnya. Menatap pada Rose pada cermin di hadapan keduanya saat itu.

"Maafkan eomma, Rose. Kami berdua sebenarnya tak mau jika kau berada dalam situasi seperti ini. Tapi keadaan yang saat itu memaksa kami untuk melakukan ini. Tolong mengertilah, nak."

"Jelaskan dengan benar, eomma. Jangan membuatmu semakin kesal dengan semua ini."

Sang Ibu kini menghadapkan Rose padanya, dimana gadis itu masih menunggu sang Ibu untuk berbicara.

"Ayahmu mengalami kebangkrutan tiga tahun lalu jika kau ingin tahu."

Sungguh, Rose tak pernah tahu semua hal itu. Merasakan pula bagaimana tautan Ibunya di kedua tangannya semakin erat.

"Jika tidak ada keluarga Jeon yang membantu kita, eomma yakin sekali jika kita tak berada di sini sekarang. Masih bisa menikmati apa yang sudah mereka berikan karena bantuan mereka. Dan untuk membalas semua bantuan yang mereka berikan, hanya ini saja yang bisa kami lakukan, Rose."

Kepala wanita itu yang merunduk sebelumnya kini mendongak untuk menatap pada putrinya. Yang mungkin saja masih terkejut dengan semua kebenaran yang selama ini tak ia ketahui.

"Rose, eomma mohon padamu. Kau putri eomma yang baik dan penurut, bukan? Selama ini, eomma dan appa tak pernah mengekang ataupun menolak semua permintaanmu. Tapi untuk kali ini, tolong pahami kami dan jalani semuanya. Kami melakukan semua ini untukmu. Untuk keluarga kita. Kau bisa berjanji pada eomma, sayang?"

lil touch ❌ jiroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang