Part 5

26 12 2
                                    

Jangan lupa sebelum mulai membaca sentuh gambar bintangnya!!!. Tinggalkan pula Coment kalian agar author semakin semangat buat kejar update!!!!.

Pagi yang cerah, aku terduduk disebuah amben ( berasal dari bahasa jawa yang berarti kursi dari kayu atau bambu dan sejenisnya yang dibuat memanjang ) dengan bersandar pada tembok kayu yang mulai berlubang. kutatap kilau sang mentari yang begitu menyilaukan mata setiap kali  memandangnya.

Terkadang aku sempat berfikir " aku tidak pernah bermimpi ingin seperti bulan,yang kilau keindahannya bisa dipandang sembarang orang. Aku hanya ingin seperti mentari, dimana ketika  seseorang ingin memandangnya, terlebih dahulu ia menundukan pandangannya".

Kurasakan udara segar setiap kali menghirupnya. inilah yang paling kusukai dari desaku,tempatnya yang begitu indah nan asri, begitu sejuk setiap kali mata memandang.

Aku tahu, aku pasti akan selalu merasa jatuh cinta dengan desaku ini.
Aku ingin terus merasakan kebahagian sederhana seperti ini, merekamnya dalam otakku, Lalu ku buatkan album tentang setiap momen momen bahagia ini dalam hatiku.

Sama seperti saat kulihat raut ceria disetiap wajah anak anak desa, termasuk adik kecilku itu. mereka bermain dengan begitu asyiknya, tak lupa juga dengan senyum  dan gelak tawa seiring berlanjutnya permainan.

Dulu,aku juga merasakan bahagia seperti mereka. aku tahu, setiap manusia yang mau bersyukur pasti  bisa mendapatkan kebahagian walau hanya dengan hal kecil sekalipun.

Aku tersenyum,mengingat segala kenangan indah semasa kecilku.
hingga aku lupa bahwa segala hal tentang itu sudah terlewati sejak lama.

" Kak Sya,mari ikut bermain dengan kami!". ajak salah satu dari anak - anak desa itu kepadaku.

Aku tersenyum pada mereka dan mulai beranjak dari dudukku,dan tentu saja ikut beranjak dari kepingan kenangan yang masih berputar dikepalaku layaknya kaset rusak.

"  Kalian yakin menantangku?". Tanyaku memastikan.

" Ayolah kak Sya,kami bukan menantangmu,kami hanya mengajakmu. jangan terlalu percaya diri seperti itu!".jawab salah satu dari mereka.

" Ya aku tahu,tapi secara tidak langsung kalian sudah menantangku.
Bersiap siap sajalah mengalami kekalahan!".ucapku dengan percaya diri.

Segera saja aku mencari pecahan batu yang ukurannya pas untuk ku pegang.
Yang nantinya, pecahan batu itu akan aku arahkan pada batu - batuan yang telah dibuat secara tersusun didepan kami.

Aku sudah melakukan ancang - ancang untuk mengarahkan batu itu tepat pada susunan, dan ketika kulemparkan-

" Pletak !!".
Secara refleks aku menutup mulutku dengan kedua tanganku. Aku baru menyadari bahwa batu yang ku lemparkan tadi melenceng dari sasaran. dengan beraninya batu itu mendarat tepat mengenai tumit seseorang.

Jika kalian berfikir yang menjadi korban atas ketidak akuratannya perkiraanku adalah anak anak desa itu. Tentu jawabannya

BIG NO!!!!

Ku pastikan semua anak anak desa itu bukanlah korbannya.karena mereka semua masih ada disampingku,tepat digaris start.

Aku mendapatkan giliran awal untuk melempar batuku, jadi mereka yang belum mendapatkan giliran untuk melempar akan berjejer kesamping.
Begitulah aturan mainnya.

Dengan terburu - buru aku menghampiri seseorang tadi yang terkena lemparan batuku itu.
Samar samar masih terdengar suara ringisan pelan dari mulutnya di ikuti dengan tangannya yang mengusap usap tumitnya yang menjadi sasaran empuk itu.
aku ikut meringis dalam hati mengingat kecerobohanku.

Tepat setelah kuperhatikan seseorang itu,aku semakin merutuki kebodohanku ketika aku tahu bahwa seseorang itu adalah?

Pemuda yang mengaku bernama shaka!.

Dia menghentikan kegiatannya itu, begitu menyadari bahwa seseorang menghampirinya dan memperhatikannya.

Seraya mengangkat kepalanya yang semula menunduk, kemudian disusul dengan pelototan tajamnya yang begitu sukses membuatku mundur beberapa langkah.

Dalam hati,aku merasa sorot tatapannya itu begitu mengerikan.
Tapi aku mencoba untuk tidak takut padanya. niatku ingin meminta maaf lalu segera pergi setelah itu.

" Maaf,aku tidak sengaja". Ucapku dengan sedikit menunduk.

Hening beberapa detik, hingga aku sedikit mendongakkan kepalaku untuk sekedar melihat responnya.

Dia hanya memandangkan datar lalu berlalu meninggalkanku begitu saja.

Kupikir dia akan mengeluarkan semua kata kata pedasnya itu setelah tahu bahwa aku pelakunya.
Bahkan aku sudah mempersiapkan diriku sedari awal dengan mencoba menulikan telingaku.
Ternyata?, hanya begini responnya.

Tiba - tiba aku menyadari satu hal,dan itu cukup membuatku tersenyum dengan penuh kemenangan.
Harusnya aku tidak perlu takut akan hal semacam itu,tentu saja dia tidak akan berani mengeluarkan semua perkataan buruknya padaku,di depan anak anak desa,bukan?

Ya,aku cukup tahu dan sudah sering mendengar ini dari orang orang disekitarku.

" Tidak baik berkata atau berlaku buruk didepan anak - anak "

Segera saja aku menyusul pemuda bernama shaka itu sebisa mungkin.
Ku harap jaraknya tidak begitu jauh dariku. Dan ternyata benar, dia memang masih berada cukup dekat denganku.

Dia sedang duduk dibawah pohon yang cukup rindang. Sesekali kulihat matanya menelusur disetiap sudut desa.

" Kau marah padaku?". Tanyaku to the point ketika aku sudah berada tepat didepannya.

Dia melirikku sebentar,kemudian memilih melihat kearah lain.
Dan,aku tahu.
pertanyaanku tak dihiraukan!.

" Baiklah sekali lagi aku minta maaf,aku benar benar tidak sengaja tadi!" Terangku dengan wajah serius.

" Lagipula kau inikan lelaki,masa hanya karena hal kecil seperti itu kau marah sampai seperti ini?". Lanjutku dengan sedikit menyindir sikapnya yang terlalu kekanak - kanakan ini.

" Siapa yang marah?" ucapnya sambil menajamkan mata.

" dan mengapa juga harus marah? saya hanya bosan melihatmu selalu mencari masalah dengan saya!".

Hahhh......?
Apa dia bilang??
Mencari masalah???
Siapa juga yang tertarik  untuk terlibat masalah dengannya?!.

Aku sedikit menatapnya,dan kemudian berdecih melihat wajah sok nya itu sembari memutar bola mataku malas.

" Jangan coba - coba mencari masalah dengan saya,kau tidak tahu siapa saya,huhh?".

" Memangnya kau siapa, sampai - sampai aku harus tahu siapa dirimu,huh!!".

" Kau tidak tahu ya?, Saya ini seorang pa-" ucapnya terhenti.

" Apaaa???" tanyaku dengan nada menantang.

" Ah sudahlah,kau pasti tidak akan percaya dengan ucapan saya!". Jawabnya seraya berlalu meninggalkanku lagi.

🍁🍁🍁🍁

Hay hay hay......
Masih ada yang melek??
Kupastikan ini update jam karetku!
Yaps,jam 23.58

900+ word untuk chapter ini. Hufttt!!

Baiklah,tidak perlu panjang panjang mengenai cuap cuapku hari, maksudku malam,eh petang kah?

Apapun itu!
Kuharap kalian bisa menikmati alurnya:)

Sampai ketemu dinext chapter

Fitri Maulida🌞
Rabu, 9 Oktober 2019

Princess Of The VillageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang