Bagian 12 [END]

9.7K 718 60
                                    

"Jae?" Ujar Yunho. Jaejoong tak menjawab, ia segera memeluk erat Yunho, bahkan menangis sejadinya membuat Changwook dan Changmin terheran. Tak lama kedua bocah itu menangis, entah mengapa mereka ingin menangis.

Mendengar tangisan kedua bocah tersebut, Jaejoong segera melepas pelukannya, ia pun berjongkok dan melihat keduanya.

"Mereka ... "

"Anak-anak kita, Jae." Ujar Yunho, Jaejoong menatap sekilas Yunho dan kembali melihat kedua bocah tersebut. Mungkinkah ini yang dikatakan batin seorang Ibu? Dari awal bertemu hatinya sangat tentram melihat kedua bocah ini, ternyata mereka berdua benar-benar kedua anaknya. Jaejoong tersenyum menatap keduanya yang masih menangis. Mereka memegang erat kaki Yunho, bahkan salah satu tangan mereka menghapus kasar air mata yang terjatuh.

"Ssttss kenapa menangis hn?" Ujar Jaejoong lembut dan menghapus air mata anaknya secara bergantian.

"Ajuthi peyuk-peyuk Appa thampe Appa au nangith. Appa pathti thakit di peyuk elat. Huweeeee." Ujar polos Changwook.

"Neee alau Appa nebelin, Min thayang Appa. Angan thakitin Appa Min. Huweeeee." Jaejoong pun tersenyum lembut.

"Umma tidak akan menyakiti Appa lagi. Umma janji." Kedua bocah itu terdiam.

"Ummaa?" Ujarnya heran dan melirik Yunho. Yunho membelai lembut kepala bocah tersebut dan mengangguk.

Perlahan tetapi pasti, kedua bocah itu pun mendekati Jaejoong dan memeluknya membuat Jaejoong menangis kembali karena terlalu bahagia. Ia tak peduli akan tatapan orang-orang saat ini. Ia sangat senang. Saking senangnya ia tak tahu harus seperti apa.

Yunho tersenyum menatap ketiganya, Tuhan mempertemukan mereka kembali. Seseorang yang begitu ia rindukan ada dihadapannya saat ini. Yunho tersenyum, tetapi senyuman itu pun sirna ketika ia melihat langkah tuan Jung. Tubuhnya terasa begitu kaku. Ia tak ingin sang Ayah mengacaukan kebahagiaannya kali ini.

"T-Tuan Jung. Maaf mengacau." Yunho menunduk, Tuan Jung hanya mampu meloloskan air matanya.

"Kau membawa anak ini ke acara penting perusahaanku? Taehee-ah dimana otakmu?!"

"Jihoon-ah ia anakmu, dia pun akan menjadi salah satu dari Jung ..."

"Diam! Pergi bawa anak ini. Kau tahu anak ini hanyalah pengacau!" Tuan Jung menatap bocah yang tertunduk saat ini, bahkan ia menggenggam erat tangan sang Ibu.

Tuan Jung sangat sakit untuk mengenangnya. Sementara Yunho? Ia mencoba menahan rasa takutnya.

"Maaf..." Ucapan Tuan Jung sukses membuat Yunho terdiam, bahkan rasa takutnya sirna begitu saja.

"Maaf karena telah menjadi Appa yang buruk. Maaf karena telah menjadi Appa yang selalu membuatmu tersiksa, menjadi seorang Appa yang selalu mengabaikanmu dan mempersulit dirimu. Maaf." Ucap Tuan Jung. Yunho hanya menatap sang Ayah. Mengapa? Mengapa ucapan itu begitu ia nantikan?

Tuan Jung melanjutkan satu langkah, ia tak ingin memaksa Yunho untuk memaafkannya, setidaknya ia tahu bahwa anaknya baik-baik saja saat ini.

"Disaat semua orangtua hadir, menyambut anaknya dengan senyuman dan rasa bangga akan prestasi anaknya, kau hanya berdiri sendiri. Disaat kau memuji betapa bahagianya memiliki Appa, saat itu Appa menghancurkan segala kebahagiaanmu. A-Appa tahu Appa tak pantas untuk dimaafkan, tetapi... saat ini Appa senang karena melihatmu baik-baik saja." Tuan Jung pun mencoba tersenyum, ia tak akan mengganggu. Ia akan membuat anaknya terus bahagia dengan caranya.

Love Me✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang