23. Belajar Bersama

3.2K 701 444
                                    

Morning morning 💃💃💃

Aku koq kaget ya liat yang baca Jill makin banyak aja. Yang kasih vote makin banyak, yang komen juga. Yah, viewersnya sih emang gak ada apa2nya dibanding penulis femes, tapi aku mah segini juga udah bersyukur 😍😍😍

"Berdasarkan hasil pengamatan, tidak ada yang salah dengan kondisi fisik Jourell. Semuanya sehat dan berfungsi dengan baik, Pak." Melisa menyampaikan hasil pengamatannya setelah memantau perkembangan Jourell selama tiga minggu terakhir.

Atas inisiatif Jill, Kai akhirnya membawa Jourell ke sebuah klinik tumbuh kembang anak untuk berkonsultasi mengenai kemampuan bicara bocah itu.

Kai menatap ke arah kaca yang memisahkan ruangan Melisa dengan ruangan observasi, tempat Jourell tengah bermain bersama seorang terapis dengan ditemani oleh Jill

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kai menatap ke arah kaca yang memisahkan ruangan Melisa dengan ruangan observasi, tempat Jourell tengah bermain bersama seorang terapis dengan ditemani oleh Jill. "Lalu kenapa anak saya belum dapat berbicara sampai sekarang, Dok?"

Melisa ikut menoleh ke arah Jourell. "Kalau secara fisik semua baik-baik saja, mungkin kita perlu beralih untuk mencari tahu masalah emosionalnya."

"Maksudnya bagaimana, Dok?"

"Mungkin Jourell pernah mengalami trauma, atau ada ketidaknyamanan yang dirasakannya. Hal itu mungkin yang membuat Jourell menutup dirinya." Itu adalah kesimpulan sementara yang bisa Melisa berikan berdasarkan hasil pengamatan dan bincang-bincang dengan Kai.

"Apa faktor keluarga yang tidak lengkap bisa menjadi salah satu penyebabnya, Dok?"

"Mungkin saja, Pak. Tapi tidak lengkap dalam artian yang seperti apa?" tanya Melisa hati-hati.

Meski sulit, Kai berusaha untuk terbuka jika sekiranya ini memang dapat membantu kemajuan perkembangan anaknya. "Sejak lahir Jourell sudah tidak memiliki ibu. Ibunya meninggal saat melahirkan Jourell. Jourell tinggal bersama saya sejak lahir, sampai usianya menjelang dua tahun. Setelah itu, Jourell dibawa ke Belanda untuk tinggal bersama keluarga ibunya."

"Apa Jourell sangat dekat dengan Bapak sebelum dibawa oleh keluarga ibunya?"

"Ya, Dok."

"Bagaimana reaksi Jourell saat berpisah dengan Bapak?"

"Jourell sangat sedih. Setiap kali kami melakukan video call, Jourell akan terus menangis. Bahkan Jourell langsung sakit ketika saya kembali ke Indonesia setelah mengunjungi dia di sana." Kenangan itu selalu membangkitkan rasa bersalah dalam diri Kai.

"Sebelum dibawa ke luar negeri, apa Jourell sudah bisa berbicara?"

"Belum, Dok. Itu juga yang menjadi salah satu alasan keluarga ibunya membawanya. Mereka berpikir perkembangan Jourell tidak maksimal dalam pengasuhan saya."

COOL Single DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang