Bab 24

3.3K 332 12
                                    


Setelah bertengkar dengan Reza akhirnya Prilly mau mengalah dan diajak pergi oleh suaminya. Ali hanya mampu geleng-geleng kepala saat melihat tingkah kekanak-kanakan istri dan Abang iparnya.

Jika kita lihat saat mereka bertengkar mustahil rasanya kita percaya kalau Prilly dan Reza saling menyayangi tapi Ali sudah menjadi saksi bagaimana Prilly dan Reza saling menyayangi dengan cara begitu berbeda.

Misalnya berjauhan Prilly selalu mengeluh kangen, rumah sepi tanpa Reza tapi jika sudah berada didalam satu ruangan tiada waktu yang mereka lewatkan tanpa berdebat. Begitu pula dengan Reza, jika ia sudah mengganggu adiknya dia tidak akan berhenti sebelum Prilly berteriak atau menangis tapi jika ada yang membuat Adiknya menangis dia yang pertama kali pasang badan.

Begitulah cara mereka menunjukkan rasa sayang masing-masing.

"Udah dong jangan cemberut lagi. Kan Abang Eja cuma gangguin kita aja nggak maksud dia itu buat kita malu Sayang."Ali mengusap lembut kepala istrinya sambil sesekali matanya menatap ke depan. Dia sedang menyetir saat ini.

"Nggak maksud gimana orang jelas-jelas dia ngejekin kita terus tadi."kesal Prilly dengan wajah manyun.

Ali terkekeh geli, ia tak langsung menanggapi perkataan istrinya ia terlebih dahulu menghentikan laju mobilnya saat lampu lalu lintas menunjukkan warna merah. Setelah mobilnya berhenti ia sepenuhnya memfokuskan diri pada sang istri.

"Ya biarin aja Sayang. Abang Eja gitu karena dia iri kali sama keromantisan kita. Bang Eja kan jomblo."ucap Ali sambil terkekeh geli pada akhir kalimatnya.

Prilly langsung menoleh dengan pandangan mata berbinar, "Iya Mas ya. Abang begitu karena dia iri karena dia jomblo mau manja-manjaan sama siapa coba. Dih salah sendiri juga ngapain sok jual mahal sama Dokter Nana."Ungkap Prilly dengan senyuman.

Ali menganggukkan kepalanya, biar saja Reza marah padanya kalau ketahuan dia yang memulai mengejek Abang ipar sekaligus bosnya itu. Tak apa yang penting bagi Ali adalah senyuman istrinya.

"Nah berarti nggak boleh cemberut lagi dong. Sekarang kita lagi kencan masak kamu cemberut gitu kan nggak asik Yang."Kata Ali dengan senyuman genitnya.

Prilly mendorong pelan wajah suaminya sebelum terkekeh geli, "Apaan sih Mas."Prilly menoleh menatap keluar jendela dengan wajah memerah.

Ali ikut terkekeh, istrinya sedang malu rupanya. "Masak gitu aja malu kan kita udah lewatin ronde-ronde panas berdua Yang masak masih malu-malu gitu sih."Ali semakin gencar menggoda istrinya.

Dengan gerakan sensual Ali sengaja mendekatkan wajahnya ke telinga Prilly lalu berbisik, "Aku benar-benar suka kamu yang nakal seperti tadi Sayang. Rasanya benar-benar menggigit."

Seketika Prilly menoleh dan tersentak kaget saat wajah suaminya begitu dekat dengan dengan wajahnya dan seketika wajah Prilly semakin memerah. "Aaaaa... Mas Al mesumm!!!"Teriak Prilly sambil mendorong wajah suaminya.

Dan tawa Ali seketika memenuhi penjuru mobil. Rasanya luar biasa bahagia ketika dia berhasil menggoda istrinya.

Wah pacaran setelah menikah memang luar biasa menyenangkan.

**

Ali dan Prilly sudah sampai di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di kota mereka. Prilly dengan manja bergelayut di lengan suaminya dan Ali dengan senang hati membiarkan istrinya. Kedua tangan mereka saling bergenggaman.

"Mau cari ponsel yang model gimana dulu nih Sayang?"Tanya Ali ketika mereka sudah sampai di lantai tiga mall.

Prilly memutar matanya berfikir keras sebelum tersenyum pada suaminya, "Ponsel kayak ini juga tapi model terbaru boleh nggak sih Yang?"Prilly dengan sengaja mengerling nakal menggoda suaminya.

After Wedding (Mas Al nikah Yuk)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang