"Apa ia suka disana?" Tanya seorang pria sedang duduk nyaman diatas kursi empuknya.
"Ya. Dia tak berhenti menjerit dan berjingkat saking senangnya." Jawab pria tua yang duduk dihadapannya.
"Baguslah."
"Kau membuat kesalahan begitu besar, Deliar." Ucap pria tua itu lagi.
"Aku tau, papah." Jawabnya menunduk dalam.
"Ia mengalami trauma berat dulunya. Dan itu karena ulahmu!" Geraman tertahan itu membuat pria bernama Deliar mendongak.
"Aku salah. Aku tau itu."
"Kau memang bodoh! Apa nikmatnya bocah berusia delapan tahun!" Pria tua itu beranjak dari duduknya. Mengetuk kesal kepala anaknya dengan kepalan tangan lalu berlalu begitu saja.
Meringis sebentar, Deliar menyandarkan tubuhnya kesandaran sofa. Menutup mata mengingat keburukannya yang begitu biadap saat dulu.
(^;^)
"Kak Deliar!" Jerit seorang bocah perempuan membuat pemuda yang sedang sibuk dengan kail dan pancingnya mendongak.
"Bintang!" Jawabnya ikut menjerit dan melambai pada bocah kecil itu.
Bintang berlari, menghampiri Deliar yang duduk dipinggir danau.
"Kak Deliar lagi apa?" Tanya Bintang yang sudah duduk bergabung disamping Deliar.
"Mau mancing. Bintang mau ikut?" Tanyanya diangguki bocah itu dengan antusias.
"Bintang mau dapet ikan mujair!" Ucapnya terlalu semangat dengan senyum begitu merekah.
(^;^)
"Aku rindu senyum itu." Hembusan napas Deliar keluarkan dengan berat. Lengannya menutup mata dengan raut wajah lelah tak bersemangat.
-
-
-"Zena, bangun, Zena." Bintang mengoyangkan tubuh tambun yang sedang tidur lelap itu.
"Kenapa?" Gumam Zena pelan.
"Bangun. Mau subuh. Bell udah bunyi. Ayo!" Kesal Bintang sambil menarik selimut Zena.
"Jam berapa?" Tanya Thania yang terusik dengan suara Bintang.
"Jam empat lewat lima belas! Ayo, kalian juga bangun!" Suara Bintang tak dihiraukan Thania. Gadis itu kembali menutup matanya dengan penutup mata dan nerebahkan diri diatas ranjang.
"Ihh! Kok, pada tidur lagi. Sophie, ayo bangun!" Jerit Bintang.
Gedoran dan suara panggilan dari luar pintu kamar membuat ketiganya yang tertidur nyenyak langsung menegakkan tubuh.
Tawa Bintang menggema, membuat Thania berdecak kesal. Sedangkan Sophie dan Zena menguap tak bersemangat.
"Ayo, cepet mandi." Tarik Bintang pada tangan Thania yang masih terlalu malas berjalan ke kamar mandi.
"Aku duluan." Seloroh Sophie saat Thania baru saja menjatuhkan kakinya diatas lantai. Gadis berkacamata itu langsung saja memasuki kamar mandi yang berada diujung kamar mereka.
"Sophie!" Jerit Thania kesal yang dibalas tawa bahagia Bintang.
"Dari tadi, sih, dibangunin gak bangun-bangun." Ledek Bintang membuat Thania semakin menekuk wajahnya.
-
-
-Upacara yang melelahkan membuat keempatnya memasuki kelas dengan lesu.
"Panas sekali!" Rutuk Sophie sambil mengipaskan wajahnya dengan kipas elektrik.
"Untung saya gak pingsan." Sambung Thania yang terlebih dulu duduk diatas kursi dan menyambar air mineralnya.
Bintang tak menyahuti ucapan teman-temannya yang sedang menggerutu itu. Tangannya sibuk membuka tas, dan mengeluarkan buku gambar dan bolpoinnya.
"Mau apa?" Tanya Zena menengok teman sebangkunya itu.
"Aku mau buat gambar pemandangan kamar kita. Kayanya bagus." Jawab Bintang sambil membuat garis dan beberapa pola.
Ketiganya menatap Bintang yang menggerakkan bolpoinnya begitu lihai.
"Sudah?" Tanya Thania yang duduk menghadap Bintang. Bintang mengangguk dengan wajah puasnya.
Thania membalikkan gambar Bintang kearahnya. "Gambarmu bagus. Kamu pandai membuatnya." Pujinya tulus.
"Terima kasih." Senyum Bintang semakin merekah.
Bell tanda masuk kelas membuat mereka langsung duduk tegak kearah depan. Guru wanita memasuki kelas dengan seragam rapihnya.
"Baik, pimpin doa dulu. Baru kita akan memulai membuat struktur kelas dan perkenalan." Serunya didepan sana.
Suasana kelas khusus perempuan itu hening. Hingga suara Bintang menggema membuat mereka menunduk. "Berdoa, mulai!"
•
•
•Assalamu'alaikum👐🏻
Akan lama update karna handphone ku entah kapan gantinya🙏🏻😅Terima kasih untuk yang sudah mampir, vote dan komen🙏🏻👍🏻
Be my friends on
Instagram: Ibugenius
Line: genusthenu
🤗Wassalamu'alaikum🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuterbangkan Bintang (TAMAT)
De Todo-Kuterbangkan Bintang- Bintang sadar ia tak sempurna akan dirinya. Deliar penyebabnya. Bintang ingin membenci namun tak bisa menolak kala kenyataan yang tak ia sadari mulai menuntunnya menempuh jalan yang akan selalu membawanya bersama Deliar. 🌹Gam...