Pintu lift terbuka menampakan dua orang cowok tampan bahkan sampai bisa dibilang cantik. Seketika mereka menjadi pusat perhatian. Dengan tubuh atletis yang dibalut jas, mereka berjalan santai dengan tangan dimasukkan ke saku celana.
Langkah kakinya membawa mereka menuju kedai makanan Korea. Saat berada di pintu masuk, tiba-tiba salah satu cowok itu menghentikan langkahnya. Dan membuat temannya ikut berhenti.
Dia melihat seorang cewek, rasanya seperti dia mengenalinya. Karena tak mau dihantui rasa penasaran, akhirnya dia memanggil nama yang kini ada di pikirannya.
"Nessa?" panggil cowok itu dengan ragu-ragu, takut dia salah orang.
Cewek yang merasa dipanggil menoleh. Terkejut. "Hanbin?"
Kedua sahabat Nessa pun ikut menoleh. Merasa bingung dengan orang yang tak mereka kenal, tetapi dikenal Nessa. Begitu juga Jinan, wajahnya terlihat bingung dengan apa sedang terjadi di depannya.
Seketika senyum menghiasi wajah Hanbin. Dia merasa lega karena tidak salah memanggil orang.
"Eh bener Nessa. Gue kira salah orang, abisnya lo beda sih, makin cantik," Hanbin terkekeh.
Merasa dipuji, Nessa pun tersenyum malu. "Ah bisa aja lo. Dari dulu gue juga cantik kali. Lo sih sibuk kerja terus, jadi jarang ketemu gue, kan."
Jinan melihat kedua sahabat Nessa, ada yang dikenalnya yaitu kekasih adiknya, Ayla.
"Ayla?" sapa Jinan.
Seakan tersadar, Ayla menoleh ke arah orang yang memanggilnya. "Eh, bang Jinan. Halo, bang," sapa Ayla ramah kepada calon kakak iparnya.
Keheningan sempat terjadi di antara mereka berlima. Hanbin segera mengenalkan Nessa, sahabat kecilnya, kepada Jinan. Begitupun Nessa yang mengenalkan kedua sahabatnya kepada Hanbin dan Jinan.
"Kalian mau makan di sini juga?" tanya Hanbin kepada ketiga cewek itu.
Nessa mengangguk. "Iya, ini udah pesen. Tinggal bayar."
"Kalo gitu biar gue yang bayar!" ucap Hanbin cepat.
Ketiga cewek itu merasa sangat senang karena mendapat makanan gratis.
"Bener ya?" tanya Nessa.
Hanbin mengangguk. "Iya, bener."
Kemudian Hanbin memesan makanannya, tak lupa dia menanyakan Jinan apa yang ingin dipesan. Setelah Hanbin dan Jinan memesan, Hanbin mengeluarkan beberapa lembar uang untuk membayar semua yang mereka berlima pesan.
Mereka sepakat untuk makan siang bersama. Dikarenakan Hanbin yang meminta, dengan alasan dia kangen kepada teman masa kecilnya itu. Dan disetujui oleh yang lainnya, sekaligus untuk menambah teman, pikir mereka.
Sambil menunggu makanan datang, mereka banyak mengobrol sebagai perkenalan awal. Tak disangka mereka cepat akrab satu sama lain. Sudah tak ada rasa canggung di antara mereka berlima.
"Gila ya, udah lama banget kita nggak ketemu. Terakhir pas lo lulus SMA, kan?" tanya Hanbin kepada Nessa.
Nessa mengangguk membenarkan. "Iya, udah lama banget ya ternyata. Gue sekarang udah mau wisuda tau. Jahat lo gak pernah main ke rumah semenjak gue pindah."
Hanbin terkekeh. "Ya maap. Kerjaan numpuk terus. Salahin bos gue nih, ngasih kerjaan terus ke gue," ujar Hanbin sambil menyenggol lengan Jinan.
Jinan langsung menoleh ke Hanbin, memberikan tatapan apa-apaan nyalahin gue?!!
KAMU SEDANG MEMBACA
APOLOGY [hiatus]
Fanfic"Mmpphhh.." "Lephh.. passhh!!" Nessa berhasil mendorong dada Jimin agar melepaskan ciumannya. Jujur saja, Nessa sudah hampir kehabisan oksigen karena ciuman itu. Tanpa Nessa sadari, ternyata Jinan, yang menyandang status sebagai kekasihnya itu melih...