7 rings

1.7K 240 56
                                    

Asrama siang itu benar sesak, dimana-mana terdengar bisik soal perempuan baru yang saat ini tengah berganti baju di kamar 2303 yang sekarang  benar-benar dipadati oleh siswa bullworth yang masih tidak percaya dengan fenomena langka ini.

"Tolong minggir, permisi, kenapa banyak sekali orang?! Kalau begini aku akan terlambat kelas Jiraya-sensei!?"

Naruto, lelaki dengan rambut blonde yang mempunyai tanda lahir seperti kumis kucing  di kedua belah pipinya menatap pintu kamarnya dengan senyum lega setelah berhasil menyelip di antara banyak manusia yang entah apa tujuan mereka memadati lorong asrama dengan perbincangan yang tidak sempat dia dengarkan apa isinya karena yang terpenting baginya sekarang adalah mengambil buku tugas yang ketinggalan daripada guru kesayangannya.

CEKLEK

Rahangnya jatuh ke tanah melihat pemandangan yang tersuguh, seorang perempuan dengan surai merah muda yang tengah menatapnya dengan mata bersinar warna hijau pohon, bibirnya mungil tengah mengunyah permen karet yang kemudian dia buat menjadi balon kecil yang meletus karena kelebihan udara, mengunyah permen itu lagi dan lagi. Membuat gadis merah muda yang tengah melihat kerumunan di depannya itu tambah menakjubkan saja.

"Wow..." Gumam Naruto dengan mata yang sangat berkilau, begitu pula dengan seluruh laki-laki di sebelahnya yang kedua bola mata mereka berubah menjadi bentuk cinta yang menyala-nyala.

Sakura mengambil sebuah ikat rambut dari saku dadanya dan mulai mengikat rambut panjangnya serampangan, berantakan tanpa memperhatikan sisi estetis tapi perbuatannya itu indah menurut mata semua orang yang melihat. Setelah selesai, perempuan merah muda itu mulai berjalan yang perlahan namun pasti membelah lautan manusia di lorong luas asrama sekolah tinggi, decak kagum terdengar sana-sini.

Perlahan, seluruh kumpulan manusia itu mengikuti lajunya perempuan yang paling mencolok. Oh, lihatlah betis dan pahanya yang jenjang nan sempurna tidak berbalut apapun sehingga angin dapat membelainya dengan liar dan tentu saja berpasang-pasang mata dapat melahapnya dengan senang hati.

Yang sedang berlalu-lalang di sekitaran asrama hendak pergi ke gedung utama untuk menuntut ilmu atau untuk mengurus urusan mereka terlihat menghentikan langkah ketika Sakura berjalan dengan percaya diri, benar menakjubkan dan alfa sekali, dominan lebih tepatnya.

Sakura berjalan menuju gedung besar dengan tulisan High School yang besar, tapi tentu kalah besar dengan gedung di sebelahnya yang bertuliskan University. Memanglah lingkup ini disebut sebagai Bullworth Academy dimana di tanah yang sangat luas, berisi dengan sekolah khusus laki-laki yang terkenal sangat bermartabat dan ketat seperti sekolah militer yang katanya sih menjamin semua murid didiknya menjadi manusia yang berkualitas dan sukses nantinya, cih omong kosong.

Sakura berdecak dalam hati ketika masuk ke dalam gedung tersebut, dimana-mana terdapat bendera kebanggan akademi, tempatnya sangat bersih dan tertata rapi. Peraturan tertempel sana-sini, guru yang berjaga juga begitu, menyebar ke seluruh penjuru gedung, memastikan tidak ada siswa atau murid yang membolos pelajaran cuma-cuma.

Dilihatnya plang yang menunjukkan arah kantor kepala sekolah yang berada di lantai lima belas. Sakura menghela nafasnya kemudian kembali berjalan menuju lift tembus pandang yang berada tepat di tengah gedung bentuknya seperti kapsul, perempuan merah muda itu menunggu sebentar sebelum bunyi 'ting' dan masuk ke dalamnya. Di pencetnya tombol menuju lantai 35, dia baru sadar bahwa di belakangnya banyak sekali laki-laki yang membuntuti ketika ia berada di dalam lift.

Ketika perjalanan, Sakura menemukan ada seorang lelaki dengan headphone dikepala sembari melihat lurus ke depan dengan pandangan dingin dan kosong, lagunya sedikit bocor. Sakura tersenyum dan tanpa sadar mengatakan,

"Aku suka the neighbourhood,"

Lelaki dengan rambut raven dan biru tua itu masih melihat ke depan ketika Sakura menyenggol sedikit lengannya yang membuat laki-laki itu mau tidak mau harus melepaskan headphonenya untuk berbicara dengan perempuan di sebelahnya.

"Maaf?"

"Aku bilang, aku suka the neighbourhood, i'm using white lighters to see what in front of me..."

TING!

Sakura langsung keluar lift, laki-laki itu melongo, "Holy shit..." gumamnya agak keras dan pintu lift tertutup rapat membawa lelaki itu ke lantai yang diinginkannya.

+++

idgafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang