Hari udah sore, Soobin sama Yeji udah selesai mancing.
Dan hasil akhirnya yang menang Soobin, setelah sekian lama akhirnya Soobin dapet ikan sampai pas diwaktu terakhir Soobin dapet 3 ekor ikan.
Kalau Yeji cuman 2, jadi dengan perasaan terpaksa Yeji harus ikutin kemauan Soobin buat masak semua ikan tersebut.
"Masaknya jangan sama gua lah Bin! " teriak Yeji sambil nepuk helmnya Soobin, sebel tambah badmood diledekin lawan.
"Enggak bisa, situ udah kalah. Pokoknya kamu yang masak! " jawab Soobin sembari fokus berkendara.
Yeji agak risih keresek berisi ikannya enggak bisa diem, minta dilempar. Ikannya masih hidup mana pada gede-gede, untung Yeji strong meganginya.
"Aaaa enggak mau pokoknya sama lo aja, males ikannya nyebelin! " tegas Yeji.
Soobin menepikan motornya sebab memang sudah sampai didepan rumah.
"Turun! " titah Soobin yang turun duluan, sedangkan Yeji bersikukuh minta keinginannya dikabulkan.
Yeji menggelengkan kepalanya dengan bibir yang dimajukan beberapa centi.
"Aih turun! " kata Soobin menatap Yeji yang seperti anak kecil diatas motor besarnya.
"Enggak mau, pokoknya lo yang masak! Baru gue mau turun, " ucap Yeji keras kepala.
Soobin menghela nafas, namun ternyata sesuatu hal tak terduga membuat Yeji membulatkan mata dan seketika turun dari motor.
Ketika suara panggilan memanggil namanya.
"Yeji, " kata seorang siswa bertubuh jangkung itu.
Yeji melepaskan keresek hitam berisikan ikan tersebut hingga terjatuh diatas tanah halaman rumah.
Ia menghampiri Guanlin yang tepat berdiri didepan pintu rumahnya.
"Guanlin? " ucap Yeji, Yeji menengok melihat Soobin.
Berusaha mengintruksikan agar Soobin pergi atau paling tidak menjelaskan sesuatu pada Guanlin.
"Dia cowok yang waktu itu kan? Soobin kan? " tanya Guanlin sembari menatap Soobin yang hanya diam.
Soobin enggak tahu mau ngapain, matanya cuman natap Guanlin dan Yeji bergantian.
"Disini gua perannya jadi apaan sih? " tanya Soobin pada batinnya.
"Eugh itu dia, iya dia Soobin. Tapi... "
Yeji gugup berasa ketahuan selingkuh sama pacar, tapi yang Yeji pikiran bukan masalah itu.
Tapi bagaimana jika Guanlin kepo dan ingin mengetahui segalanya.
"Ya enggak usah dikasih tahulah bego! " pikir Yeji.
Namun tetap saja rasa tidak enak hati menjalar tubuh Yeji, hingga kaki Yeji terasa lemas.
"Dia itu–
"Kalian jadi deket yah? Wah selamat, lagipula aku kesini cuman mau ngasih kamu undangan ini. " potong Guanlin dengan tanganya yang mengeluarkan sebuah undangan dari saku jaketnya.
Yeji bingung namun setelah menerima undangan itu, Yeji paham.
"Tadi kamu enggak sekolah, jadi aku anter undangan itu ke kamu. Soalnya kalau ngasihnya besok takut ngedadak, " kata Guanlin.
Mata Guanlin sekilas melirik Soobin yang sedang mengambil keresek yang Yeji jatuhkan, lalu kembali menatap Yeji yang sedang membaca undangan tersebut.
"Oh iya, Birthday party Wonyoung. Tolong bilangin makasih ke Wonyoung udah undang, " jawab Yeji.
Guanlin mengangguk dan seolah mencari kesibukkan dengan mengusao tekuknya.
"Kalau gitu aku mau pulang duluan, jangan lupa itu partynya besok. " kata Guanlin mengingatkan dan dibalas anggukan Yeji.
Guanlin pulang dan sebelumnya tersenyum sembari menatap Soobin, seolah berpamitan.
"Aku pulang, sampai besok! " seru Guanlin dan segera menancap gas dan pergi.
Yeji menghela nafas, lega. Untung saja Guanlin tidak bertanya yang aneh-aneh.
Soobin melangkah hendak masuk ke rumah, namun sebelum itu Soobin berbisik ditelinga Yeji.
"Cemburu tuh dia, " kata Soobin sinis dan membuka kunci rumah.
"Maksud lo apa? " tanya Yeji berbalik melihat Soobin yang memunggunginya.
Soobin membuang nafas dan membuka pintu, ia berbalik melihat Yeji dari bawah hingga atas.
"Enggak sadar ya? Dia suka elo! Dasar curut kurang asupan gizi kepekaan. " tungkas Soobin sambil mendelik dan berbalik memasuki rumah.
"Lih anjay, ngegas. " pekik Yeji dan ikut masuk ke rumah.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakel Choi vs Dekel Hwang「Byuntae Namja」
FanfictionEND [ Suatu kejadian membuat mereka menjadi pasutri ] "Lo enggak hamil kan? " ☑nonbaku ☑up kadang ☑banyak typo start: end: