Restoran itu mengusung tema Klasik , dengan sentuhan bunga mawar yang menghiasi dinding-dinding ruangan , menambah kesan cantik. Pemiliknya seolah sengaja menciptakan tempat ini untuk dinner bersama pasangan karena suasana yang tercipta sangat romantis.
Tapi aku kesini bukan untuk dinner bersama pasanganku , Brian.
Dimana dia sekarang saja aku tidak tahu. Hari ini aku bahkan tidak sempat memegang ponselku sendiri , aku tidak bisa mengabari Brian juga tak tau sedang apa Brian saat ini. Hari yang super ribet dan menyebalkan bagiku.Pagi tadi saat kami semua sedang berkumpul di meja makan , Bunda menyampaikan sebuah pesan yang sangat mengejutkanku. Bunda bilang , hari ini aku akan dipertemukan dengan seseorang yang sudah dijodohkan denganku . Orang itu bernama Reino , anak dari kolega Ayah yang tak lain dan tak bukan adalah Om Bagas sahabat Ayah sejak dulu. Aku terkejut bukan main , kenapa Bunda baru bilang sekarang ? Ditambah aku sudah berpacaran dengan Brian selama 2 tahun , mana mungkin aku memutuskannya begitu saja ? Aku mencintainya. Bunda dan Ayah kompak tak memperdulikan penolakan ku , sudah berbagai macam alasan aku lontarkan tapi mereka tetap pada keputusannya untuk menjodohkan ku dengan alasan , ini adalah permintaan Oma. Aku tak lagi bisa berkutik mendengar alasan itu , apalagi saat ini Oma masih berada di rumah sakit karena tempo hari jantungnya kumat.
Kata Bunda , Oma ingin melihat aku menikah sebelum dirinya tiada , ditambah pesan itu Oma sampaikan kemarin saat kondisinya mulai membaik , tak ada yang bisa menolak permintaan Oma termasuk aku . Padahal saat ini umurku baru 22 tahun itupun bulan depan. Seandainya Oma memiliki cucu lain , mungkin aku tak akan bernasib seperti ini. Sayangnya Ayahku adalah anak tunggal , begitupun dengan diriku.
Dan saat ini , aku Ayah serta Bunda sedang berada di sebuah Restoran yang telah disepakati untuk saling bertemu dengan keluarga Reino.
Reino ... Reino ... Reino , entah siapa dia ? Aku tak mengenalnya , bahkan kami tak pernah bertemu sebelumnya. Seperti apa dirinya pun aku tak tahu. Aku bingung , sebenarnya aku ini hidup di jaman apa ? Bukankah ini sudah jaman milenial , kenapa masih saja ada perjodohan macam Siti Nurbaya ?
Aku sibuk memainkan jemari kakiku keatas dan ke bawah , menekuk jari-jari tanganku sampai menimbulkan bunyi gemletuk . Ku ulangi hingga beberapa kali , Bunda sempat memegangi tanganku agar berhenti melakukan hal itu tapi begitulah aku saat sedang gelisah. Ayah dan Bunda berdiri dari duduknya , ketika melihat Om Bagas beserta istri dan anaknya telah sampai di pintu masuk dan segera menghampiri kami. Aku masih duduk , sambil sesekali mengintip dari balik tubuh Bunda.
Jadi itu yang namanya Reino Bagaskara , tua banget. Reino mengenakan kemeja berwarna putih dengan setelan jas simpel berwarna hitam , dipadupadankan dengan celana jins serta sepatu kets. Keren sih penampilannya , wajahnya juga lumayan ganteng. Tapi Kumis tipis dan brewoknya itu lhoo bikin keliatan tua-nya , kayaknya dia lebih cocok jadi Om atau abang ku deh.
Aku masih dengan posisi yang sama , sampai akhirnya Bunda menyuruhku untuk berdiri. Kami semua saling berjabat tangan termasuk aku dan Reino sebelum akhirnya kami duduk untuk memesan makanan dan melanjutkan basa-basi sampai pertemuan ini berakhir.
" Ini lho rif , anakku ... Reino Bagaskara. Aku belum pernah ngenalin secara langsung ke kalian " Om Bagas memperkenalkannya pada Ayah.
Reino tersenyum , kemudian setengah mengangguk. Sopan sekali gaes Om-om satu ini .
" Ini Naya Siti Khumaira , anakku " gantian Ayah memperkenalkanku . Aku melakukan hal yang sama dengan Reino , tapi saat nama panjang ku disebutkan Reino sempat menahan tawanya. Aku melihatnya !
Nama itu pemberian Oma , kebetulan kami keturunan jawa makannya namaku terdengar agak kampungan. Sebenarnya maksud dan artinya bagus tapi tetap saja bagiku itu kampungan. Aku tak pernah menyebutkan nama panjang ku pada siapapun , atau aku bisa jadi incaran Bullyan teman-temanku. Aku lebih suka menyebut namaku " Naya " cukup itu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Ditangan Oma (SELESAI)
RomanceIni bukan lagi jaman perjodohan seperti Siti Nurbaya. Tapi Naya Siti Khumaira, merasakan ketidak adilan yang sama! Apa karena namanya sama-sama Siti? Entahlah, yang jelas Dia tak mau bernasib serupa. Naya dijodohkan dengan seorang Arsitek yang usia...