Mustahil untuk menemukan negara tanpa tindakan kriminal, berat atau ringan, besar atau kecil, kejahatan akan selalu bersanding dengan kebaikan. Queens tidak jauh berbeda, berbagai macam kriminalitas sudah pernah terjadi, sayangnya berbeda dengan fiksi—kota ini tidak benar-benar mempunyai Peter Parker, dan tokoh antagonisnya pun tidak setara dengan Chameleon, Kingpin atau Green Goblin.
Jadi, mendengar bahwa ada master assassin yang sedang berkeliaran di Queens, itu tidak sepenuhnya mengejutkan Seokjin. Merasa tidak aman? Tentu. Tapi, jika dipikir kembali, kemungkinan pembunuh bayaran tersebut bentrok dengan dirinya sangatlah minim. Dia bukan seseorang yang memiliki jabatan penting di perusahaan-perusahaan ternama, aktor terkenal pun juga hanya sebatas mimpi belaka.
Dia hanya... Kim Seokjin.
Pria berusia 27 tahun yang hanya berusaha memperbaiki dan melupakan kegagalan di masa lalu dengan mempertaruhkan hidupnya di negara asing—sungguh dramatis. Setengah bagian dari pernyataan itu benar, tapi mempertaruhkan hidup? Sesungguhnya, tidak juga. Seokjin justru mempunyai kehidupan yang tak jauh berbeda sewaktu dia masih tinggal di Seoul, dan sudah pasti tanpa harus mempertaruhkan apapun.
Cerita Jihoon tentang pembunuh bayaran tersebut memang terdengar nyata, namun tetap saja, ada bagian lain dari Seokjin yang masih menganggap semua ini hanyalah tipuan pemerintah guna meramaikan Halloween. Itu tidak masuk akal, tapi lagi, segalanya bisa terjadi di zaman seperti sekarang.
Seokjin menguap kecil ke udara yang sunyi, sesekali menggilap ujung matanya yang sedikit berair. "Kau bercanda, kan?"
"Tentu saja, tidak!" seru Jihoon, suaranya bergema ke seluruh tempat parkir. "Dengar, jangan sampai apa yang barusan aku katakan diketahui oleh orang lain. Organisasi ini cukup berbahaya, mereka pasti akan menemukan siapapun orang yang mencoba ikut campur dalam urusan mereka."
"Sebenarnya pekerjaan Ayahmu itu apa, sih?"
"Aku juga sebenarnya tidak tahu," jawabnya. "Ayah tidak secara eksplisit memberitahuku, bahkan Ibu. Yang pasti kami harus berhati-hati dalam berbicara jika menyangkut namanya."
Aneh.
Itu kata yang melintas pertama dalam pikiran Seokjin, tapi jika Tuan Han bekerja untuk CIA atau organisasi rahasia lainnya, dia bisa memaklumi itu. Selama ini, uraian Jihoon tentang keluarganya kedengaran samar-samar, bahkan menjurus kepada ketidakjelasan—tidak seperti Seokjin ingin mendapatkan keterangan lebih perihal keluarga Han, hanya saja terkadang rasa penasaran menggeluti jiwanya terlalu sering.
Karena semakin hari, Seokjin menyadari bahwa dia tidak seratus persen mengenal rekannya tersebut. Han Jihoon terlampau pelik, butuh waktu untuk mengupas lapisan yang menutupi kehidupannya, yang Seokjin tahu tentangnya hanyalah fakta-fakta umum seperti menjabat sebagai CEO La Rêverie Hotel, tunangan dari perancang busana dunia Kara Marsh, salah satu anggota aktif dalam Anne Frank Center for Mutual Respect, dan pecinta samgyeopsal.
Ya, cuma itu. Seokjin baru dua tahun bekerja dengan Jihoon, dan jujur saja, pada awal bertugas, dia sama sekali tidak menghiraukan atasannya itu, terlebih lagi berpikir bahwa mereka akan menjadi teman. Hingga detik ini, meskipun mereka sudah bersikap layaknya teman baik, hanya rasa hormat yang Seokjin miliki terhadap pria tersebut, mengingat dia pernah menyediakan lowongan untuknya ketika dia benar-benar sedang membutuhkan pekerjaan setelah mengundurkan diri dari Ellen's Stardust Diner.
Dengan kedua tangan tersimpan di dalam saku celana, Seokjin menarik ujung bibirnya ke atas. "Berhati-hatilah malam ini, kalau begitu."
"Hei, jangan menambah ketakutanku, dong!" protes Jihoon, mendorong pelan bahu Seokjin seraya menekan kunci mobil. Dia membuka pintu, tapi lekas berhenti dan malah menyandari pintu untuk menatap Seokjin. "Kau tahu, akan lebih baik jika kau membeli mobil secepatnya. Siapkan saja uang muka, sisanya biar serahkan padaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aegis
أدب الهواة❝She's contagious, a sickness I'm dying to catch.❞ ──────────── Kim Seokjin • Female OC © yourdraga 2019