6 - In My Defence

352 70 30
                                    

4 6 7 3 6 5

Ada sebuah cerita tentang seorang pejuang yang mengabdi pada sebuah organisasi, dengan pikiran yang rusak, tujuan tunggal berbahaya, pergerakan menyerupai ilusi, beserta latar belakang terbungkus dalam koleksi classified information. Sang pejuang terlalu misterius, disembunyikan dari koloni yang berantakan hingga berakhir menjadi sebuah cerita hantu. Atau itulah kebohongan yang diperlukan untuk membodohi publik.

Jika Mother memiliki kebanggaan tersendiri untuk memamerkan Audrina kepada dunia, tidak dengan organisasi yang memelihara 'hantu' tersebut. Mereka bermain aman, dari balik tirai dan kejam, mengutus sang pejuang untuk menyelesaikan pekerjaan kotor mereka namun enggan pasang aksi—lebih memilih membiarkan masyarakat awam merengkuh eksistensinya dalam pusaran misteri.

4 6 7 3 6 5

Audrina tak pernah sekalipun menganggap dongeng tersebut adalah benar, terlebih mengiyakan kabar angin yang membentangi gravitasi Sanctum dalam beberapa tahun terakhir. Mengapa? Mudah, karena dia sudah bertatap muka dengan 'hantu' itu sendiri, dan ketika dia mengatakan raga maupun jiwa sang pejuang sangat berbanding terbalik dengan definisi makhluk mistis, Audrina berkata yang sebenarnya.

Tiga tahun setelah pertemuan mereka, sedikit pun tidak ada memori yang ingin Audrina ulangi bersama—setidaknya tidak di sekitar atau di dalam Sanctum. Seseorang yang bernasib sama dengannya hanya menambah beban untuk berpikiran bahwa dia perlu menyelamatkannya suatu hari nanti. Audrina tidak beruntung hari itu, implan di kepala yang tersendat keliru mengharuskan dia melihat dengan iris yang tak tertutup kebencian atau kegilaan hasil pengolahan OLA dan Mother.

Audrina memandangi 'hantu' tersebut dengan hati nurani, melucuti setiap lapisan permukaan baja dan menemukan seorang pria menangis dalam diam. Sudah jelas, dia merupakan jiwa malang lainnya yang sama sekali tidak meminta kehidupan seperti itu. Semua hal yang dia lakukan dan sampaikan adalah topeng, menyembunyikan kebenaran demi bertahan hidup meski itu mencabik-cabik dirinya sendiri.

4 6 7 3 6 5

Mungkin deretan angka di atas tidaklah penting, namun untuk beberapa orang seperti Audrina, angka tersebut merupakan sebuah pesan—sesuatu yang dia temukan dari teror Bucharest. Steganografi; tersembunyi nan jelas. Praktik yang selalu digunakan oleh para gadis di Sanctum ini ternyata cukup membawa keuntungan, karenanya dia segera mencarik sebuah kertas dan menjabarkan satu per satu hingga dia mendapatkan sebuah kata, nama.

Yang Audrina ketahui selama ini tentang 'hantu' kala pertemuan pertama mereka hanyalah dua hal; seorang pejuang dan merupakan Vasherceg. Miris, konteks pejuang dalam lingkup makrokosma Audrina bertolak belakang dengan yang sudah ada. Dan sama seperti dirinya, sang pejuang juga merupakan yang terbaik, paling sempurna dalam jenisnya.

Jadi, ketika sebuah metropolis sudah mendapat kunjungan dari Vasherceg, tingkat kewaspadaan untuk kebangkitan inferno perlu dimonitori.

"O? Apa yang kau lakukan?" Pikiran Audrina diganggu secara sepihak oleh sebuah suara familier yang dia bahkan tidak tahu-menahu kapan presensi itu tiba di sini.

Audrina enggan memalingkan pandangan dari sebuah bingkai foto yang entah bagaimana menyuarakan koneksi dari semua ini. Empat pria, dia tentu mengenal Seokjin, tapi ketiga yang lain adalah asing.

"Menunggu."

"Jangan bilang kau hanya duduk di sana sejak tadi?" Seokjin bertanya dengan nada jengah, lantas melangkahkan tungkai ke dapur. "Astaga! Kau bahkan tidak menyentuh makananmu."

Mendengar itu, Audrina sontak meninggalkan ruang lamunan dan menatap sang pria lekat. "Aku akan makan jika aku mau. Kita sudah membicarakan ini, 'kan?"

AegisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang