Bab 21: Jalan-Jalan di Sana

360 26 0
                                    

“Hidup baru akan segera dimulai. Sekarang, kamu bukan lagi anak kecil yang selalu mengekor. Tetapi sekarang kamu adalah imam yang akan dicontoh.”


 

 10 Agustus 2018 adalah hari pertamku tiba di tanah Jawa. Setelah sampai di rumah keluarga dari Rani, kami berisirahat sejenak di sana. Aku mencuri-curi pandang, melihat Rani yang semakin cantik saja. Aku tidak menyangka, sebentar lagi dia akan menjadi pasangan halalku.

            Ayah kemudian berbicara kepada kelurga Rani. Di sana juga ada ayah dari Rani yang merupakan seorang pensiunan polisi. Aku ditanyai beberapa hal, mulai dari pekerjaan, kuliah, sampai kehidupan pribadi.

            Keluarga telah sepakat acara pernikahan berlangsung pada tanggal 13 Agustus 2019 atau sekitar 3 hari lagi. Semua berkas-berkas juga sudah siap. Acara pernikahan itu berlangsung di rumah ini.

            Hari itu kami bermalam di rumah tante Rani. Kami tidur di ruang tamu. Ini pertama kalinya aku berada satu atap bersama Rani, juga dengan anggota keluargaku dan anggota keluarganya. Perasaanku saat itu campur aduk. Aku benar-benar masih tidak menyangka, Rani yang akhirnya menjadi jodohku. Pasangan halalku, yang akan selalu bersama-sama mengarungi bahtera rumah tangga.

            Besok harinya, ayah dan lainnya sepakat untuk jalan-jalan dulu. Menghabiskan waktu di sini sebelum acara pernikahan tiba. Tentu aku tidak mau tinggal, aku juga baru pertama kali pergi ke sini, tentu aku ingin melihat banyak hal di sini.

            Dengan menyewa mobil yang dimiliki oleh keluarga dari Ibu Rani, kami berangkat mengelilingi kota Solo pada hari itu. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah makam wali yang ada di sana. Aku lupa siapa namanya.

            Setelah pergi ziarah ke sana, kemudian kami menuju pasar klewer, tempat perbelanjaan yang paling terkenal di kota Solo. Tempat itu besar, banyak orang yang juga berdatangan ke tempat tersebut. Kami menghabiskan waktu di pasar ini, membelikan oleh-oleh untuk keluarga yang ada di Banjar.

            Kami begitu menikmati perjalanan hari ini. Aku juga begitu, mungkin nanti akan sangat jarang kami bisa begini lagi. Nanti juga aku sudah tidak sendiri lagi.

            Setelah selesai berbelanja oleh-oleh ke pasar klewer kami kemudian makan di pinggir jalan kota Solo. Menikmati makanan khas yang jarang ada di Banjar.

            “Kalau ke candi Prambanan jauh nggak dari sini?”

            Tanya ayah waktu itu.

            Yah, tujuan kami selanjutnya adalah candi Prambanan. Candi yang begitu terkenal dengan sejarahnya bahkan mitos dari asal-usul ini pernah aku lihat.

            Setelah makan, kami kemudian berangkat menuju candi Prambanan. Tidak ada yang menolak. Tidak ada juga yang merasa lelah. Karena semuanya memang ingin sekaligus liburan. Maka hari itu kami langsung menuju candi Prambanan.

            Setelah sampai kami bergegas turun. Menikmati pemandangan. Kemudian membeli tiket masuk. Dan seharian penuh akhirnya kami berada di sana. Berfoto, mengelilingi candi, kemudian kembali beli oleh-oleh di pasarnya.

            Berkali-kali aku mengucapkan syukur kepada Allah. Kebahagiaan ini yang tidak akan pernah aku lupakan. Aku seolah lupa dengan segala cobaan yang pernah aku rasakan sebelum berangkat ke sini. Tapi dengan pembuktian, aku mampu mewujudkannya, bukan hanya mimpi.

            Saat matahari terbenam kami kembali pulang. Tanpa sedikit pun terlihat wajah yang lelah. Kami menikmati perjalanan. Menuju ziarah ke makam, ke pasar klewer, sampai menuju candi Prambanan. Itulah perjalanan kami saat berada di sini. Dan untuk pertama kalinya, aku pergi ke semua tempat itu.    

***

Alhamdulillah bisa kembali update cerita ini. 😊 jangan lupa vote dan komennya yah teman-teman. Terimakasih

Cerita Cinta Pengejar Nikah Muda (Finish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang