Jangan lupa vote dan komen yaa ; )
____________________________________________¤¤¤ HAPPY READING ¤¤¤
"Pertemuan pertama selalu meninggalkan kenangan tersendiri"
____________________________________________
Dengan dongkol Layv menyetir sambil terus menggerutu, mengabaikan sekelilingnya, hingga mobilnya menyerempet pengendara motor matic yang datang dari arah berlawanan.“Shit” Umpatnya.
Motor itu oleng membuat si pengendara kehilangan keseimbangan dan akhirnya jatuh. Beruntung arus lalu lintas saat itu tidak begitu ramai.
Layv menepi, memarkirkan mobilnya di bahu jalan, namun belum sempat ia mematikan mesin, kaca mobilnya diketuk seseorang dari luar.
Ia berdecak kesal, seseorang berdiri tepat di samping pintu mobil tanpa sedikit pun memberi jarak, agar ia bisa keluar. Layv lantas menurunkan kaca mobil. Pandangannya seketika bersitatap dengan sepasang mata bulat yang menawan. Ahh sial, iris mata indah itu mengingatkannya pada seseorang.
Di depannya berdiri seorang gadis berseragam SMA yang kini memasang wajah garang, bagai induk singa yang siap mengamuk karena tidurnya terusik. Layv menelan ludah, bergidik ngeri.
“Turun! Om harus bertanggung jawab.” Hardiknya sambil berkacak pinggang.
“Aku?” Tunjuk Layv pada dirinya sendiri. Bagaimana mungkin gadis ini memanggilnya Om, apa tampangnya setua itu.
Layv menatap gadis itu dengan menukikkan alis. Gadis berkuncir kuda, pipinya chubby, dengan bibir yang mengerucut, lucu. Namanya Alisa terlihat dari name tag di baju seragam yang ia kenakan.
“Kau terluka?”
Alisa menggeleng, “Itu yang parah.” Tunjuknya pada sepeda motor berwarna pink.
Layv melongo dibuatnya, jelas ia melihat lengan gadis itu tergores dan berdarah meski tidak banyak, namun apa yang barusan ia dengar. Gadis itu justru mengkhawatirkan sepeda motornya. Sinting.
“Om sudah membuat pinky cedera.” Lanjutnya sembari menghentakan kaki, kesal.
“Heh sembarangan, jangan memanggilku OM! Aku bukan pamanmu!“ Geram Layv sambil melemparkan tatapan maut, namun tak sedikit pun membuat gadis di depannya gentar.
“Minggir sana!”
Alisa melotot tidak terima “Apa sih, Om?”
“Bagaimana aku bisa turun jika kau berdiri disitu, bodoh!”
Alisa mendengus lalu bergeser, memberi jalan. Layv kemudian turun, tak menghiraukan Alisa dia langsung berjalan lebih dulu menuju motor yang barusan dipanggil pinky oleh pemiliknya.
Sedangkan Alisa dengan langkah kecilnya berjalan mengekori Layv sambil terus mengomel.
“Pokoknya aku nggak mau tahu, Om harus balikin pinky seperti semula.” Rengeknya.
Layv berdecak mengabaikan racauan gadis di belakangnya. Ia memilih memeriksa kerusakan motor matic di hadapannya. Spion kanan patah, body nya mendapat beberapa goresan, selebihnya tidak ada kerusakan yang serius. Tetapi tetap harus di cek oleh ahlinya, motor ini harus di bawa ke bengkel.
Di saat Layv masih serius mengamati pinky, tangis kencang menggema, membuat Layv terjengkit kaget.
HUAAA
KAMU SEDANG MEMBACA
SHACKLES
RomanceAku adalah rasa yang membelenggu dari masa lalu yang memilukan.