chap 4

3 0 0
                                    

Sebelum lanjut ke next story, disini gw mau mengubah penggambaran tentang si tokoh utamanya menjadi 'aku' tapi kalau dipercakapannya tetap 'gw'
.
.
.
.
.
.

Let's story'......

Di bawah pohon yang cukup rindang aku sama si cupu itu saling tatap-tatapan kaya di drakor yang sering mama sama aku tonton. Entah kenapa aku ini betah sekali menatap wajah yang dibingkai oleh kacamata itu. Tapi entah apa yang dipikirkan cowo itu terhadap ku. Apa dia mengenalku? Atau paling tidak pernah melihatku!. Kenapa dia diam saja sih bikin aku gugup aja. Atau dia juga gugup kaya aku?. Kenapa slalu ada pertanyaan tentang dia sih di pikiranku sejak kemarin pertemuan pertama kita. Aku yang cukup tau tentang murid cupu di sekolah ini tapi tidak pernah tau tentang siapa cowo yang berdiri dihadapanku ini.

"Ehmmm,, itu... Permisi sebentar lagi kelas di mulai jadi aku harus bergegas kembali" aku sedikit tersentak dengan ucapan yang begitu sopan dan tak kalah ramah yang terucap dari bibirnya. Sebelum aku membalasnya dia langsung saja pergi tanpa menatap lagi. Dia baru saja meninggalkanku sendirian!. Disini!. Di taman yang sepi!. Dan bel masuk juga sudah terdengar nyaring di telingaku ini!.

"Oh tidak! Apa yang kau pikirkan Cal." Aku bicara pada diriku sendiri dan segera melangkahkan kakiku berlari menuju kelas.

"Hoshh.. hoshh.. hoshh.." aku mengatur kembali pernapasanku yang berantakan sebelum masuk kelas. Betapa capeknya saat berlari dari lantai satu menuju lantai dua dan kelasku yang berada di ujung. Saat masuk pun teman-temanku sibuk dengan urusannya masing-masing. Dan cukup ramai. Aku berjalan ke mejaku di samping Mytha.

"Dari mana?" Tanya Mytha saat aku sudah duduk di kursiku. "Gw pikir urusan sama ketua OSIS tidak begitu lama, Tapi kenapa baru masuk sekarang?"

"Tadi gw ngasih jalan dulu sama semut yang mau nyebrang. Trus gw masih lihat resepsinya kucing sama anjing. Dan barulah gw kembali ke kelas." Ucap gw ngawur.

"Gw tau elu nyembunyiin sesuatu kan sama gw" Mytha langsung menutup bukunya dan menatap gw.

"Bukannya kita udah temenan lama!? Bukan setahun atau dua tahun. Gw hafal gimana tingkah lu yang akhir-akhir ini suka ngelamun. Gw enggk akan maksa elu cerita ke gw, tapi gw harap elu ngerti gw disini khawatir kalau elu sering tidak fokus akan bikin elu celaka sendiri." Mytha masih menatapku mengintimidasi. Bikin aku yang di tatap salah Tingkah dan merasa bersalah.

"Masalah bonyok elu ya?" Tanya Mytha lagi. Katanya gk akan maksa aku tapi nadanya itu loh kepo banget. Dasar jiwa keibuannya keluar nih. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, apa aku cerita aja ya?. Entah reaksinya gimana, pikir nanti aja.

"Ehmm....."

"Dooooorr...!"

"Monyet elu... anjing, kuda, babi, komodo......!!" Aku terkejut dengan seseorang yang tiba-tiba menepuk bahuku yang ternyata itu adalah si tiang berjalan. Raka.

"Lagi gosipin apa kalian?" Raka tanpa muka berdosanya malah ikut nimbrung bersama kita.

"Eh... Ini kok gurunya belum masuk kemana?" Tanyaku mengalihkan perhatian Raka dan Mytha dari masalah pribadiku. Bukannya aku enggak mau memberitahu mereka tapi ini mungkin belum saatnya.

"Elu belum tau kalau sampai istirahat nanti jam kosong"

"Para guru akan rapat sama pemilik sekolah atau pemilik saham katanya." Aku hanya menganggukkan kepalaku. Mengerti.

Aku lega Mytha tidak membahas masalah tadi dan kembali fokus sama bacaannya. Raka yang duduk dihadapan ku hanya memperhatikan ku sebentar lalu mengeluarkan i-phonenya, mungkin dia chatan sama pacarnya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cupu My BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang