Lee Jeno
28 tahun
Huang Renjun
20 tahun☆
Seorang pemuda nampak sedang digiring oleh 2 orang berseragam kepolisian. Kedua tangan milik pemuda dengan tubuh mungil itu nampak di borgol ke belakang. Beberapa kali polisi di belakangnya mendorong bahunya. Menyuruh ia berjalan dengan lebih cepat.
Namanya Huang Renjun, 20 tahun. Seorang anak sebatang kara dan putus sekolah yang kebetulan pulang malam karena pekerjaannya, harus mengalami hari sial dan berurusan dengan kepolisian. Lagi.
Semua bermula saat Renjun pulang dengan santai dari kedai kopi tempat ia bekerja, tepatnya pukul 11 malam. Ia bertabrakan dengan seseorang yang sedang berlari berlawanan arah dengannya. Mereka berdua terjatuh. Seorang yang menabraknya tadi segera bangkit dan berlari menjauhi Renjun. Ia bahkan meninggalkan barang yang ia bawa. Renjun yang masih belum menyadari situasi tersebut lantas saja mengambil benda yang dijatuhkan oleh pria tadi. Niatnya ingin mengembalikan.
Namun saat ia melihat dan mengamati benda yang ternyata sebuah tas tersebut, Renjun segera sadar akan situasi yang ia alami. Tanpa basa-basi ia membuang tas tersebut dan bersiap berlari. Namun mungkin dirinya memang sedang sial, seorang polisi sudah mencengkram pergelangan tangannya yang kurus dan segera memborgolnya.
.
.
.Renjun sedang duduk di kantor kepolisian disekitar tempat ia bekerja. Di depannya, dibalik meja tugas yang nampak gagah itu terdapat seorang inspektur polisi yang sebenarnya sudah beberapa kali ia temui. Renjun hanya menatap malas inspektur polisi bermarga Lee tersebut. Ini bukan pertama kalinya ia masuk ke kantor polisi, namun kasus ini adalah kasus yang paling merugikannya. Beberapa kali ia masuk kantor polisi karena ia berkeliaran di area balap liar, TKP pengedaran narkoba atau ia yang terlibat perkelahian dengan pembeli yang bertangan nakal dan bermulut busuk.
Tapi kali ini berbeda, Renjun ditangkap oleh sipir-sipir tadi karena dianggap sebagai seorang penjambret. Renjun bisa melihat pria yang sedang duduk di depannya itu menghela nafas berat. Nampak jengah berurusan dengannya. Kalau Renjun tidak salah ingat ini adalah pertemuan ke 9 mereka. Dan sejujurnya Renjun juga bosan dan agak sedikit takut juga. Sekedar informasi saja, ia tidak pernah keluar dari kantor kepolisian ini tanpa luka. Petugas kepolisian itu sangat kasar, terlebih pria di depannya ini. Tangannya sangat ringan, mudah sekali memukul dan menendangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh! My! Luv!
RomanceRenjun tidak mengerti, apa kiranya yang membuat ia begitu sial karena harus berkali-kali berurusan dengan kantor polisi. He's not a villain but a handsome police officer caught him in the dark. Just a small bunch of noren stories. Hope you all like...